Suara.com - Kementerian Agama menetapkan Vihara Dharma Jaya Toasebio Petak Sembilan, Glodog, Jakarta Barat sebagai prasasti sejarah usai pemasangan dan penandatanganan prasasti yang dipajang pada bagian dalam bangunan.
Peresmian ditandai pembukaan selubung kain berwarna merah oleh Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo dan Ketua Yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio Arifin Tanzil pada Sabtu.
Dalam siaran pers, Senin (20/6/2022), Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menandatangani prasasti bersejarah tersebut di Kantor Kementerian Agama RI Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat pada 12 Mei lalu.
Kelenteng Toasebio sudah berdiri sejak dibangun kembali pada 1751 dan saat ini sudah berusia 271 tahun.
Pada kesempatan itu, Wibowo Prasetyo menyampaikan apresiasi atas upaya Yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio membangun prasasti sebagai wujud bakti kepada para pendahulu.
Serta sebagai edukasi kepada generasi penerus saat ini untuk dapat mengingat jasa dan budi baik yang dilakukan oleh para sesepuh pada masa sebelumnya, sekaligus memberikan penghormatan kepada para pendiri yayasan atas dedikasinya selama ini.
Vihara ini didirikan sembilan orang, yakni Ferdinand Kencana Jaya, Husin Buntara Sjarifudin, Husen Buntara Sjarifudin, Agustinawati, Rachman Santosa, Lauw Kiong Hoa, Wong Sem Fie, Harjanto, dan Mujadin Pangestu.
"Penghormatan yang tinggi kepada sembilan pendiri pada tahun 1983 secara bersama-sama mendirikan Yayasan Wihara Dharma Jaya Toasebio yang berkembang hingga saat ini," kata Wibowo.
Lebih jauh Wibowo mengatakan prasasti ini juga akan menjadi sarana mengingatkan pentingnya peduli dan mengerti sejarah, catatan yang akan diwariskan kepada generasi mendatang.
Baca Juga: Congkel Jendela Rumah, Maling Gondol Uang dan HP di Jakbar, Korban: Kayak Disirep
"Generasi sebelumnya membangun jalan yang akan dilalui oleh generasi yang akan datang," tutur Wibowo mengutip pepatah bijak.
Sedangkan, Ketua Yayasan Dharma Jaya Toasebio Arifin Tanzil dalam sambutannya menjelaskan tentang sejarah berdirinya yayasan hingga manfaatnya bagi umat Budha. Dia juga menyampaikan sejarah ketika kakeknya menghibahkan sebidang tanah kepada yayasan di Wihara Dharma Jaya Toasebio.
"Saat ini tanah yang dihibahkan telah menjadi sepenuhnya milik yayasan Wihara Dharma Jaya Tosebio," ujar Arifin.
Kelenteng ini dibangun lagi mulai tahun 1751 dan pada tahun 1754 difungsikan sebagai tempat ibadah orang Tionghoa di Batavia. Kelenteng ini sempat dihanguskan pemerintah Hindia Belanda karena berkaitan dengan oknum yang terlibat dalam tragedi Kali Angke dan Geger Pecinan.
Dalam rangka memperjelas sejarah maka dibuatlah prasasti sejarah kelenteng, agar diketahui masyarakat dan wisatawan mancanegara.
Kevin Wu, Ketua Dharmapala Forum Aktivis Buddha bersatu (FABB) yang hadir pada kesempatan itu mengajak para pemuda untuk bangkit dan turut berperan aktif membangun semangat persaudaraan dan persatuan serta menjaga keberagaman. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku