Suara.com - Rezim Taliban di Afghanistan hari Senin (20/6) mengkonfirmasi mereka telah membebaskan sejumlah warga Inggris setelah menahan mereka selama sekitar enam bulan. Konfirmasi itu datang tak lama setelah pejabat Inggris mengumumkan bahwa lima warganya telah dibebaskan dari tahanan di Afghanistan.
Juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid dalam postingan di Twitter mengatakan orang-orang itu ditahan karena melanggar hukum dan tradisi Afghanistan. Ia mengatakan mereka diserahkan ke Inggris pada hari Minggu (19/6) setelah serangkaian pertemuan antara Taliban dan pemerintah Inggris.
"Mereka berjanji untuk mematuhi hukum Afghanistan, tradisi dan budaya masyarakat, dan tidak akan melanggarnya lagi," Mujahid menambahkan pemerintah Inggris menyambut baik pembebasan itu dan mengatakan kelima orang itu melakukan perjalanan ke Afghanistan menentang saran pemerintah Inggris.
"Ini adalah kesalahan," kata pernyataan itu yang mengutip seorang perwakilan Inggris.
“Atas nama keluarga-keluarga warga negara Inggris ini, kami menyampaikan permintaan maaf mereka atas pelanggaran budaya, kebiasaan, atau hukum Afghanistan, dan menawarkan jaminan perilaku baik mereka di masa depan. Pemerintah Inggris menyesali episode ini,” tambah pernyataan itu.
Menteri Luar Negeri Inggris Elizabeth Truss di Twitter menulis bahwa para tahanan yang dibebaskan “akan segera dipersatukan kembali dengan keluarga mereka,” dan berterima kasih kepada diplomat Inggris atas peran mereka dalam mengamankan pembebasan mereka.
Baik pejabat Taliban maupun Inggris belum mengumumkan nama atau rincian lain tentang warga Inggris yang dibebaskan itu. Pada bulan Februari, keluarga dan teman-teman Peter Jouvenal yang berkebangsaan ganda Inggris-Jerman melaporkan bahwa ia ditahan oleh Taliban.
Pernyataan keluarga pada saat itu mencatat bahwa Jouvenal telah melakukan perjalanan di Afghanistan selama beberapa dekade sebagai juru kamera lepas BBC. Ia mengunjungi negara itu untuk membahas investasi di industri pertambangan Afghanistan dan melakukan bisnis keluarga ketika ia ditahan oleh Taliban pada bulan Desember.
Taliban menguasai Afghanistan pada Agustus 2021 beberapa hari sebelum pasukan koalisi Amerika, Inggris, dan Barat lainnya secara tergesa-gesa menarik diri dari negara itu pada akhir bulan tersebut setelah hampir 20 tahun memerangi kelompok Islam Taliban.
Baca Juga: Sisa Roti Basi yang Membuat Rakyat Tetap Hidup di Bawah Taliban
Taliban akhir tahun lalu melancarkan tindakan keras terhadap orang asing dan mitranya di Afghanistan, menuduh mereka bekerja di negara itu tanpa dokumentasi yang layak.
Kelompok garis keras itu juga sempat menangkap wartawan lokal dan aktivis hak asasi yang kritis terhadap pemerintahan Taliban. Mujahid telah menolak tuduhan bahwa pasukan keamanan Taliban mengancam kelompok amal atau menargetkan perbedaan pendapat. “Afghanistan sekarang aman untuk semua. Siapa pun bisa datang ke Afghanistan dengan aman untuk kegiatan amal dan pariwisata,” kata juru bicara Taliban dalam pernyataannya, Senin. (Sumber: VOA)
Berita Terkait
-
ISIS Serang Kuil Sikh, Buntut Penghinaan kepada Nabi Muhammad
-
ISIS Klaim Serangan Kuil Sikh di Kabul yang Tewaskan Dua Orang sebagai Balasan Terhadap Penghinaan kepada Nabi Muhammad
-
Sisa Roti Basi yang Membuat Rakyat Tetap Hidup di Bawah Taliban
-
Sewa Pesawat Khusus, Turki Deportasi Ribuan Warga Afghanistan
-
5 Fakta Afghanistan, Lukisan Cat Minyak Tertua di Dunia Ada di Negara Ini
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!