Suara.com - Sedikitnya 1.000 orang meninggal dunia dan 3.000 lainnya terluka akibat gempa bumi di wilayah timur Afghanistan pekan lalu.
Ratusan rumah juga hancur dalam bencana yang terjadi di kawasan pegunungan Provinsi Paktika. Ini adalah gempa paling mematikan yang pernah melanda Afghanistan dalam dua dekade terakhir.
Mengapa ada begitu banyak gempa bumi di Afganistan?
Gempa bumi terjadi ketika ada gerakan tiba-tiba di sepanjang lempeng tektonik yang membentuk permukaan bumi.
Patahan-patahan yang disebut sebagai jalur patahan itu terjadi di mana lempeng saling bertabrakan.
Afghanistan sangat rawan gempa karena terletak di atas sejumlah jalur patahan, yaitu tempat bertemunya lempeng India dan Eurasia.
Baca juga:
- Gempa susulan di Afghanistan tewaskan warga, korban selamat kehabisan makanan dan khawatir terpapar wabah kolera
- 'Setiap jalan yang kami lalui, kami mendengar orang-orang berkabung atas kematian orang yang mereka cintai'
- Gempa Afghanistan: Klinik kami hanya punya lima ranjang, tapi ada 500 pasien yang datang
Dalam dua pekan terakhir saja, telah terjadi 10 gempa berukuran sedang di dalam wilayah dan sekitar Afghanistan, berkekuatan sekitar empat magnitudo.
Terjadi juga 219 gempa bumi berkekuatan rendah di negara itu pada tahun 2021, dalam skala kekuatan antara 1,5 dan 4 magnitudo.
Mengapa gempa sangat mematikan?
Gempa tersebut disebabkan oleh tekanan yang terbentuk dari tumbukan lempeng India dan Eurasia. Itu berukuran 5,9 pada skala Richter, menurut Survei Geologi AS.
Baca Juga: Ribuan Korban Gempa Afghanistan Belum Dapat Bantuan Layak, Penyakit Kolera Jadi Ancaman
Ini kira-kira setara dengan 475.000 ton TNT, atau 37 kali energi yang dikirim oleh bom atom yang akan dijatuhkan di Hiroshima, menurut Badan Manajemen Darurat Federal AS.
Getarannya terasa hingga sejauh 500 kilometer di Pakistan dan India.
Baca juga:
- Gempa Afghanistan, Aceh, Sulteng dan gempa-gempa mematikan di dunia dalam 100 tahun terakhir
- Gempa bumi terlama selama 32 tahun ternyata pernah melanda Sumatera
- Mengapa gempa terus terjadi di Indonesia?
Salah satu alasan mengapa gempa itu sangat merusak adalah karena terjadi hanya 51 kilometer di bawah permukaan bumi, kata Dr Brian Baptie, seismolog dari British Geological Survey.
"Bagian Afghanistan ini adalah bagian dari kaki pegunungan Himalaya," katanya.
"Di sini lempeng tektonik tidak bertabrakan secara langsung, tetapi sebagian saling meluncur. Akibatnya, gempa di wilayah ini cenderung lebih dangkal, dan getarannya lebih dekat ke permukaan.
"Gempa ini hanya berukuran sedang tetapi dalam hal dampaknya, itu sangat merusak," ujarnya.
Gempa-gempa mematikan lainnya yang melanda Afghanistan
Selama dekade terakhir lebih dari 7.000 orang telah meninggal dalam gempa bumi di Afghanistan, demikian laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
Ada rata-rata 560 kematian setahun akibat gempa bumi.
Pada Januari lalu, gempa bumi berturut-turut terjadi di wilayah barat negara itu yang mengakibatkan lebih dari 20 orang meninggal dan menghancurkan ratusan rumah.
Gempa di pegunungan Hindu Kush pada 2015, yang berkekuatan 7,5 magnitudo, menyebabkan 399 orang meninggal. Gempa terasa hingga ke provinsi Xinjiang di China.
Dan dua gempa bumi berturut-turut di pegunungan Hindu Kush pada Maret 2002 menewaskan lebih dari 1.100 orang.
Adapun gempa bumi pada Mei, di provinsi Takhar dan Badakhshan di Afghanistan utara, menyebabkan sekitar 4.000 orang meninggal.
Nyaris 100 desa dan 16.000 rumah hancur atau rusak, dan 45.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Gempa bumi pada Februari 1998, di wilayah yang sama, menyebabkan 4.000 orang dan membuat 15.000 orang lainnya kehilangan tempat tinggal.
Mengapa gempa bumi sangat merusak di Afghanistan?
Jepang dan negara-negara di Amerika Selatan cenderung memiliki lebih banyak gempa bumi ketimbang Afghanistan, kata Dr Baptie.
"Tetapi, Afghanistan sangat rentan, karena bangunan-bangunan di sana tidak tahan gempa," katanya.
"Mereka cenderung terbuat dari kayu dan bata - sejenis bata lumpur - atau dari beton yang ringkih."
Banyak kerusakan akibat gempa di pegunungan Afghanistan juga berasal dari tanah longsor yang diakibatkannya.
Tanah longsor ini dapat meratakan rumah-rumah di desa-desa di kawasan pegunungan dan juga menutup aliran sungai, menyebabkan banjir yang meluas.
Terkadang, butuh beberapa hari hingga pemberitaan seputar bencana gempa diketahui ke pihak berwenang.
Tanah longsor dapat menutup jalan, sehingga menyulitkan petugas penyelamat dan peralatannya ke lokasi pegunungan yang terpencil.
Upaya penyelamatan kemudian sering terhambat oleh kondisi cuaca yang tidak bersahabat, seperti hujan atau salju, kabut, dan cuaca dingin yang ekstrem.
PBB mengatakan gempa minggu lalu telah melanda Afghanistan pada waktu yang sangat buruk.
"Afghanistan sedang mengalami krisis kemanusiaan yang mengerikan dengan sekitar 3,5 juta orang mengungsi di dalam negeri," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Jutaan orang lainnya berjuang untuk bertahan hidup di tengah meningkatnya tingkat kemiskinan dan kelaparan."
Berita Terkait
-
5 Motor Bebek Bekas untuk Angkut Barang Berat, Cocok Dipakai Pedagang hingga Kurir
-
Konflik Thailand-Kamboja Memanas, Banyak Polisi Preman dan Intel Dikerahkan Selama SEA Games 2025
-
Dunia Rock Tanah Air Berduka, Mantan Drummer God Bless dan Gong 2000 Yaya Moektio Tutup Usia
-
Keren! Istri Raja Thailand Dipastikan Tampil di Cabor Layar SEA Games 2025
-
Kemenperin Gaspol Transformasi Digital Manufaktur Lewat Making Indonesia 4.0
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Cegah Korupsi, Pemerintah Luncurkan Fitur e-Audit di e-Katalog Versi 6
-
Eks Penyidik KPK: Korupsi dan Uang Pelicin di Sektor Lingkungan Picu Bencana di Sumatra
-
DPR Desak Pusat Ambil Alih Pendanaan Bencana Sumatra karena APBD Daerah Tak Mampu
-
Pemulihan Jaringan Telekomunikasi di Sumatra Terus Dikebut, Kondisi di Aceh Paling Parah
-
Jelang Nataru 2025, Organda Soroti Jalan Rusak hingga Solar Langka
-
KPK Periksa Sekjen Kemnaker Terkait Kasus Dugaan Pemerasan Eks Wamenaker Noel
-
Upaya Pemprov DKI Selamatkan Muara Angke dari Ancaman Banjir Rob
-
Utang KUR Petani Korban Bencana Sumatra Dihapus, DPR Nilai Masih Belum Cukup
-
Update Tanggul Muara Baru Bocor Air Laut: Dinas SDA DKI Klaim Sudah Diperbaiki
-
Gubsu Bobby Nasution Bilang Kerugian Akibat Banjir-Longsor di Sumut Rp 9,98 Triliun