Suara.com - Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh menyoroti soal adanya polarisasi sosial akibat penggunaan atau ekspolitasi politik identitas di berbagai lini. Menurutnya, praktik politik identitas kekinian sangat nyata dan dilakukan secara ekspresif.
Hal itu disampaikan Surya Paloh dalam orasi ilmiah pemberian gelar doktor kehormatan atau honoris causa dari Universitas Brawijaya, Senin (25/7/2022).
"Kami sedang hadapi persoalan yang yang bukan saja belum selesai tetapi juga bisa berlanjut dan memberikan dampak lebih buruk dalam kehidupan bersama. Yang pertama persoalan polarisasi sosial dan kebencian yang merupakan dampak dari kontestasi politik yang menggunakan eksploitasi politik identitas di berbagai lapisan," kata Surya.
Ia mengatakan, dari waktu ke waktu instrumen sosial politik digunakan untuk mencari pemimpin dan pemegang kebijakan untuk 5 tahun ke depan. Hal itu dapat dicapai dengan demokrasi elektoral atau Pemilihan Umum atau Pemilu. Namun, kata dia, dalam beberapa waktu terakhir justru proses politik yang hadir malah mengancam dan berpotensi merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Persoalannya satu dasawarsa terakhir ini kami melihat hadirnya proses politik yang rawan menimbulkan kerusakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ada yang terasa kebablasan dalam praktik politik dan kekuasaan kami," ungkapnya.
Menurutnya, ada pihak yang merasa sah-sah saja untuk melakukan segala cara untuk memenangkan kontestasi padahal kontestasi semestinya secara penuh pada kesadaran meningkatkan kualitas kehidupan Republik di mana konstitusi adalah pegangan sekaligus panduannya.
Lebih lanjut, Surya mengatakan, adanya eksploitasi politik identitas hanya akan menciptakan fragmentasi sosial yang mengancam bangsa, merongrong eksistensi negara.
"Praktik ini sangat nyata dan bahkan sangat ekspresif ini adalah sebuah situasi zaman yang berkembang sebagai lawan tanding globalisasi yang general untuk mereproduksi simbol-simbol yang paling primitif dalam relasi sosial politik peradaban manusia yaitu relasi kekeluargaan suku atau agama," tuturnya.
Untuk itu, kata dia, pengalaman dua edisi Pilpres terakhir cukup menjadi pelajaran. Terlebih bahwa kompetisi dalam Pemilu bukan lah merupakan hal segalannya.
Baca Juga: Diusung Bakal Capres 2024, Segini Harta Kekayaan Jenderal TNI Andika Perkasa
"Kompetisi adalah upaya bagi kita untuk menerus mencari yang terbaik dan menjadi energi baru tentu terlalu mahal pertarungan yang dilakukan hanya untuk berkuasa 5 hingga 10 tahun kita mengorbankan sesuatu yang lebih besar yaitu kebangsaan yang telah berdiri satu abad ini."
Berita Terkait
-
Jenderal Andika Perkasa Diusung Capres Dinilai Berpotensi Abuse of Power, Bagaimana dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan?
-
Nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Masuk Bursa Capres 2024, Pengamat Ingatkan Hal Ini
-
Jenderal Aktif Masuk Bursa Capres Nasdem, Pengamat Ingatkan Profesionalitas TNI
-
NasDem DKI Minta Pemprov DKI Jakarta Dukung Festival Condet 2022 Guna Kembangkan UMKM
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
Terkini
-
Cak Imin: Semua Pembangunan Pesantren Tanpa Izin Harus Dihentikan Sementara
-
Pemda Berperan Penting Dukung Produktivitas Nasional, Tegas Mendagri
-
Roy Suryo Soal Relawan Jokowi Mau Demo Pakai Celana Dalam: ODGJ, Jogetin Aja!
-
Kenaikan Gaji PNS 2025: Hoax atau Fakta?
-
Duel Maut Petani Sukabumi vs King Kobra 4 Meter: Sama-sama Tewas, Ular Tertancap Tongkat
-
Bela Palestina, Orasi Felix Siauw di Kedubes AS: Amerika Penyokong Israel untuk Bunuh Anak-anak!
-
Misteri Bola Api di Langit Cirebon Terkuak, Polisi: Bukan Meteor, Tapi Lahan Tebu Dibakar
-
Jalan Depan Kedubes Amerika Ditutup Imbas Aksi Demo, Ini Rute Alternatifnya
-
Menteri PU Soal Tradisi Santri Ngecor di Pesantren: Enggak Boleh Ngomong Begitu
-
Operasi Evakuasi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Resmi Ditutup Basarnas