Suara.com - Kasus sejumlah warga Singapura yang terdeteksi terkena virus cacar monyet membuat Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ikut waspada.
KKP Kota Tanjungpinang kini berupaya mengantisipasi virus cacar monyet masuk ke Pulau Bintan (Kabupaten Bintan dan Tanjungpinang). Hal ini dikatakan Kepala KKP Tanjungpinang Agus Jamaludin.
Agus menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan pihaknya adalah meningkatkan pengawasan di pelabuhan domestik maupun internasional. Selain itu, pihak KKP Tanjungpinang juga berupaya melibatkan partisipasi publik.
Cara itu dilakukan dengan mengingatkan agen kapal, awak kapal, penjual tiket hingga petugas di pelabuhan untuk memberikan informasi secara cepat kepada petugas KKP, jika menemukan orang-orang yang dicurigai tertular virus cacar monyet.
Adapun ciri-ciri orang yang terinfeksi virus cacar monyet bisa terdeteksi dan terlihat, antara lain deman hingga ada ruam di kulit. Jika ada orang dengan gejala itu, maka petugas diminta segera mengisolasi orang tersebut agar tidak menginfeksi orang lain.
"Bintik-bintik merah itu lama-kelamaan membesar, dan berisi air yang mengandung virus. Kemudian air itu menjadi nana," kata Agus di Tanjungpinang, Senin (1/8/2022).
Agus melanjutkan, akses Tanjungpinang-Singapura sudah dibuka sejak Maret 2022. Salah satunya akses Bintan-Singapura, sehingga masyarakat juga harus tingkatkan kewaspadaan.
Di pelabuhan, lanjut Agus, petugas juga wajib mengukur suhu penumpang dari atau yang akan berangkat ke Singapura. Penumpang dengan suhu tinggi atau di atas 38 derajat celcius dilarang untuk berangkat.
"Upaya antisipasi juga kami lakukan melalui peningkatan pemahaman terhadap virus itu, termasuk tips agar tidak tertular virus itu," lanjutnya.
Baca Juga: New York Mendeklarasikan Kasus Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat
Ia menjelaskan virus cacar monyet yang dalam beberapa pekan terakhir menjadi perhatian global sampai sekarang belum masuk ke Indonesia, termasuk Kepri. Namun upaya antisipasi wajib dilakukan tanpa perasaan panik.
Upaya antisipasi yang dapat dilakukan yakni menerapkan pola hidup sehat, dan rajin-rajin membersihkan tangan dengan sabun. Pelularan virus cacar monyet melalui kontak kulit, berbeda dengan penularan Covid-19 melalui udara.
Pakaian yang sudah digunakan dari luar rumah sebaiknya tidak digunakan di dalam rumah. Selain itu, tidak menggunakan baju atau celana milik orang lain karena potensial dapat tertular virus itu, seandainya pakaian tersebut telah digunakan oleh orang yang tertular virus cacar monyet.
"Kalau kita kontak dengan orang yang tertular virus cacar monyet baru nampak tanda-tandanya setelah 13 hari. Kalau kita lihat orang yang tertular virus ini, tampak jelas virus ini ganas, tetapi terlalu mematikan," pungkas Agus Jamaludin. [ANTARA]
Berita Terkait
-
New York Mendeklarasikan Kasus Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat
-
Viral Penderita Cacar Monyet Naik Kereta: Dampak Kurang Edukasi dan Stigma 'Penyakit Gay'
-
Kematian Kedua Akibat Cacar Monyet Terkonfirmasi, Seberapa Mematikan Penyakit Ini?
-
Ada 2 Kasus Cacar Monyet di Tokyo, Dubes Ingatkan WNI di Jepang untuk Cermati Lingkungan
-
Dua Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jepang, WNI Diminta Hati-hati dan Cermati Lingkungan
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?