Suara.com - Melalui video ceramah yang diunggah kannal YouTube Audio Dakwah pada 8 Juli 2019 lalu, Ustadz Adi Hidayat atau yang juga dikenal dengan sebutan UAH ini menyampaikan ceramah mengenai sejarah doa qunut.
Pada video ceramah tersebut, UAH menyampaikan, Rasulullah SAW meriwayatkan bahwa asal usul doa qunut yaitu saat Rasulullah SAW menerima tamu utusan dari daerah yang bernama distrik Bi' Ma'un.
Utusan dari daerah tersebut menyampaikan ada banyak orang di daerahnya yang baru saja masuk Islam. Rasulullah SAW pun merasa bahagia usai mendengar berita tersebut.
Si tamu ini kemudian memohon kepada Rasulullah SAW agar para guru dikirimkan ke daerahnya guna menjadi pengajar disana. Raslullulah SAW pun mengirimkan 70 ahli tahfiz (penghafal Quran) ke daerah tersebut.
Namun sesampian disana, para tahfiz ini ternyata bukan diminta untuk mengajar, melainkan untuk dianiaya dan dibunuh.
"70 guru penghafal Alquran dibantai dan sahid. Peristiwa itulah yang membuat sisi kemanusiaan Nabi Muhammad SAW marah," ucap UAH.
Usai mendengar kabar kematian yang tragis 70 tahfiz tersebut, Rasululullah SAW berdoa kepada Allah SWT agar melaknat Distrik Ma'un.
"Ya Allah hukum ya Allah, laknat si fulan ya Allah,” tutur Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya
Rasulullah SAW terus memanjatkan doa kepada Allah SWT agar para pembunuh 70 tahfid secara tragis tersebut serta tempat tinggalnya dilaknat dan dihukum. Bahkan dalam doanya, Rasululluah SAW juga berdoa agar setiap suku daerah tersebut juga turut dihukum.
Baca Juga: Cara Download Video Doa Qunut di YouTube
Alih-alih Allah melaknat para pembunuh dan tempat tinggal meraka, Allah SWT menurunkan firman yang menyebutkan bahwa tugas Nabi Muhammad SAW adalah untuk berdakwah, bukan untuk melaknat atau berdoa meminya hukuman untuk seseorang.
Allah SWT memberikan kesabaran pada Nabi Muhammad SAW dan meminta Nabi SAW untuk mengubah doa melaknat dan menghukum menjadi sebuah doa untuk 70 tahfis yang wafat.
Doa untuk 70 tahfiz inilah yang kemudian dikenal sebagai doa qunut, yakni doa untuk menggantikan munajat laknatan Nabi SAW kepada para pembunuh dan daerah yang telah membantai 70 hafidz.
Beliau terus membaca doa qunut selama sebulan penuh untuk untuk mendoakan 70 tahfiz yang mati syahid tersebut. Usai satu bulan membaca doa Qunut, para sahabat Nabi SAW turut mengamalkan bacaan doa qunut sesuai yang diamalkan oleh Nabi SAW.
Melihat para sahabatnya turut mempraktekan mengamalkan doa qunut, sikap nabi SAW hanya diam. Sikap Nabi SAW yang diam menandakan bahwa Nabi SAW setuju atau tidak melarang untuk mengamalkan doa qunut tersebut.
Itulah sejarah doa qunut yang mungkin masih ada beberapa Umat Muslim yang belum mengetahuinya. Hingga sekarang, bacaan doa qunut tersebut terus diamalkan oleh sebagian Muslim. Namun diamalkan atau tidak diamalkan, keduanya tidak salah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 - 
            
              Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
 
Terkini
- 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
 - 
            
              Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
 - 
            
              Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
 - 
            
              5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
 - 
            
              Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
 - 
            
              TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
 - 
            
              Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik