Suara.com - Lembaga Survei SMRC mengatakan langkah Partai NasDem mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi capres di Pemilu 2024 bertujuan untuk mendulang suara dari pemilih beragama Islam.
"Saya kira itu hal yang pasti dipikirkan oleh para elite ketika mencalonkan Anies," kata Direktur Riset SRMC Deni Irvani lewat siara YouTube, Kamis (7/10/2022).
Survei yang dilakukan oleh SMRC hingga Agustus 2022 memiliki responden 1053 orang. Survei ini menggunakan metodologi random sampling atau dipilih secara acak untuk mewakili pemilih nasional.
Seluruh responden diwawancara dengan tatap muka. Sementara, margin of error survei ini kurang lebih sebesar 3,1 persen.
Hasilnya, NasDem mendapat suara lebih banyak dari pemilih yang beragama Islam.
"Ada pemilih muslim berubah dari 3,3 % pada Mei 2022 menjadi 3,7 % di Agustus 2022," kata Deni.
Kenaikan itu merupakan dampak dari pemilihan Anies sebagai salah satu dari tiga bakal capres NasDem saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada bulan Juni lalu.
Di sisi lain, pemilih non muslim NasDem justru mengalami penurunan.
"Dari 6,8 % menjadi 2,5 %," ujarnya.
Kemudian, Deni memaparkan tentang pemilihan Anies juga bisa berdampak bagi pemilih di suatu wilayah tertentu. Contohnya ialah Jawa Barat, di mana mayoritas penduduknya beragama Islam.
Di Jawa Barat, perolehan dukungan terhadap NasDem mulai merangkak naik dari 0,4 % menjadi 1,7 %.
Sementara itu, di wilayah Indonesia bagian timur yang didominasi oleh penduduk non muslim saat ini mengalami penurunan yang drastis.
"Kita mencatat ada 10,8 % menurun menjadi tinggal 3,9 %," papar dia.
Perlu diketahui, Partai NasDem secara resmi telah mengumumkan atau mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden yang bakal diusung di Pilpres 2024 mendatang.
Ketua Umum NasDem Surya Paloh menyampaikan salah satu alasan Anies dipilih menjadi calon presiden diusung NasDem yakni karena Gubernur DKI Jakarta itu dianggap paling terbaik.
Berita Terkait
-
NasDem Riau Sebut Banyak Daftar Jadi Kader usai Usung Anies Capres 2024
-
Anies Salurkan Dana Hibah Parpol, PSI Rp 2 Miliar dan PDIP Terbanyak
-
Kabar Jogja Hari Ini: Pj Bupati Kulon Progo Mediasi Kasus Intimidasi Wali SMAN 1 Wates, Komnas HAM Ikuti Sidang Klitih
-
Tak suka Anies Baswedan Capres 2024, Kader NasDem Hengkang Satu Persatu
-
Viral Video Anies Baswedan Janji Tak Jegal Prabowo Jadi Presiden, Fadli Zon: Setiap Orang Punya Hak Tentukan Pilihan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
KPK Periksa Tiga Kepala Distrik Terkait Korupsi Dana Operasional di Papua
-
Semeru 'Batuk' Keras, Detik-detik Basarnas Kawal 187 Pendaki Turun dari Zona Bahaya
-
Geger Kematian Dosen Cantik Untag: AKBP Basuki Dikurung Propam, Diduga Tinggal Serumah Tanpa Status
-
Pohon 'Raksasa' Tumbang di Sisingamangaraja Ganggu Operasional, MRT Jakarta: Mohon Tetap Tenang
-
262 Hektare Hutan Rusak, Panglima TNI hingga Menhan 'Geruduk' Sarang Tambang Ilegal di Babel
-
Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Eks Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi Dicekal, Tak Bisa ke Luar Negeri
-
7 Fakta Kematian Dosen Untag di Kos: AKBP B Diamankan, Kejanggalan Mulai Terungkap
-
KemenPPPA Dukung Arahan Prabowo Setop Kerahkan Siswa Sambut Pejabat
-
Tamparan Keras di KTT Iklim: Bos Besar Lingkungan Dunia Sindir Para Pemimpin Dunia!
-
Komdigi Kaji Rencana Verifikasi Usia via Kamera di Roblox, Soroti Risiko Privasi Data Anak