- 1972 di Madras (Chennai) menewaskan 15 anak
- 1986 di Mumbai merenggut nyawa 14 pasien
- 1988 di Bihar menewaskan 11 orang
- 1998 di Gurgaon membunuh 33 anak
- Desember 2019 di Jammu menewaskan 11 anak
Bagian yang menyedihkan, Dinesh Thakur sebenarnya telah mengajukan petisi ke departemen kesehatan dan Mahkamah Agung India. Namun ditolak.
Setelah muncul kasus di Gambia, Thakur menilai baik birokrasi maupun politisi di India tampaknya tidak tertarik untuk menangani isu-isu tersebut.
Tak hanya itu, kasus kontaminasi seperti yang terjadi Gambia, dimana racun kimia masuk ke dalam sirup obat batuk, juga sering dialami perusahaan obat India.
"Perusahaan farmasi India cukup sering gagal menguji bahan mentah atau formulasi akhir sebelum mengirimkannya ke pasar," sebagaimana tertulis di buku The Truth Pill karya aktivis Dinesh S. Thakur dan pengacara Prashant Reddy T.
Reddy, rekan Dinesh Thakur, juga membenarkan bahwa obat-obatan yang dikirim ke berbagai negara dari India kualitasnya sangat rendah. Padahal India disebut sebagai apotek dunia.
"Ya, sebuah studi yang dilakukan oleh para akademisi di AS dan Kanada pada tahun 2014 memberikan data empiris untuk mendukung hal ini. (Obat-obatan berkualitas buruk, menurut penelitian, bisa sampai dikirim ke Afrika]. Tragedi di Gambia adalah salah satu contohnya," ujar Reddy.
Tag
Berita Terkait
-
99 Anak Indonesia Meninggal Gegara Gangguan Ginjal Akut, Penyakit Apa Sih Itu dan Bagaimana Gejalanya?
-
Hits: 6 Obat Sirup Paling Sering Dibeli di Apotek Hingga Wamenkes Ungkap 15 Obat Sirup Terkontaminasi Etilen glikol
-
Kemenkes Ungkap Hasil Investigasi Gagal Ginjal Akut Misterius: Ada 3 Zat Kimia Berbahaya di Tubuh Pasien Anak, Apa Saja?
-
Obat Sirup Disetop, Orang Tua Bisa Berikan Racikan Obat Herbal Kunyit Bubuk Saat Bayi Sakit
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Terjerat Utang Pinjol, Perempuan di Depok Nekat Karang Kisah Begal hingga Bikin Geger Warga
-
Detik-detik Mencekam Evakuasi 6 Kopassus di Elelim, Diserang Massa Saat Rusuh Berdarah di Papua
-
Ketua Animal Defenders Indonesia Jadi Tersangka Penipuan, Kasus Bermula dari Laporan Melanie Subono
-
Qodari Ungkap Perbedaan KSP Era Baru: Lebih Fokus pada Verifikasi Lapangan dan Pendekatan Holistik
-
Wali Kota Prabumulih Viral usai Mutasi Kepsek, KPK Turun Tangan Periksa Harta Rp17 Miliar!
-
Dirjen Bina Pemdes Monitoring Siskamling di Bali: Apresiasi Sinergi Pecalang, Linmas, dan Pemdes
-
Momen Mistis Terjadi saat Alvi Peragakan Mutilasi Pacar Jadi 554 Potong di Surabaya
-
Heboh LHKPN Wali Kota Prabumulih: Isi Cuma Truk-Triton, Tapi Anak Sekolah Bawa Mobil, KPK Bergerak
-
Siapa Syarif Hamzah Asyathry? Petinggi Ormas Keagamaan yang Diduga Tahu Aliran Duit Korupsi Haji
-
Sempat Diwarnai Jatuhnya Air Mata, AM Putranto Resmi Serahkan Jabatan KSP ke Qodari