Suara.com - Guru Besar IPB University Prof Sudarsono Soedomo melihat kondisi tanah di Indonesia didukung dengan curah hujan yang begitu tinggi akan sangat produktif menghasilkan biomassa. Namun, ia mengingatkan jangan sampai Indonesia hanya menjadi gudang penyimpanan biomassa saja.
Menurut situs resmi IPB, biomassa merupakan bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis, baik berupa produk maupun buangan.
"Nah, apa saja tumbuh. Apa iya, tanah yang begitu produktif mau kita jadikan gudang penyimpanan biomassa? Biarpun itu biomassa yang hidup. Apa iya, pabrik produktif mau kita jadikan gudang?" kata Sudarsono dalam diskusi bertajuk 'Co-firing Biomassa: Membalak Hutan untuk Listrik Bersih?' secara virtual pada Selasa (8/11/2022).
Sudarsono berharap, biomassa yang dihasilkan bisa memberikan keuntungan Indonesia. Ia mencontohkan, biomassa kayu yang diproduksi di Indonesia, kemudian dijual ke luar negeri.
"(Pabrik) punya Australia punya gudang, kayunya dari mana, beli dari kita, kita tanam hutannya, kita ambil kayunya kita awetkan simpan di gudang gurunnya Australia, di Kutub Selatan kalau perlu supaya awet kayunya kan," ujarnya.
"Nanti tumbuh lagi, dibeli lagi, terus seperti itu. Kalau kita ubah set nyimpen di sini, ya, cuman di situ," tambahnya.
Sudarsono juga sempat merespons rencana PLN yang menggunakan teknologi co-firing di PLTU guna menekan penggunaan batu bara. PLN menggunakan wood pellet sebagai bahan baku biomassa.
Ia juga mengingatkan, perihal keuntungan dari wood pellet yang bisa diekspor ke luar negeri. Sebabnya, harga wood pellet sebagai bahan baku biomassa bisa lebih mahal apabila diekspor ketimbang dijual di dalam negeri.
"Kira-kira kebutuhan pelet itu dengan macam-macam asumsi kan 10,2 juta kira-kira apa impact-nya? Impact-nya harganya yang seperti sekarang enggak menguntungkan, itu tidak akan terjadi."
Baca Juga: Kayu Kaliandra Jadi Sumber Energi Biomassa, PLN Sarankan Masyarakat Gelar Budidaya
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
- 
            
              Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
- 
            
              Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
- 
            
              Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
- 
            
              Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
- 
            
              Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
- 
            
              Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
- 
            
              Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
- 
            
              Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
- 
            
              Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
- 
            
              Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
- 
            
              Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
- 
            
              PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
- 
            
              Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
- 
            
              88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?