Suara.com - Persidangan kasus Brigadir J yang menghadirkan saksi Viktor Kamang, saksi Ahmad Syahrul, dan tersangka Kuat Ma'ruf diwarnai dengan teguran keras dari hakim. Ini disebabkan oleh komentar penasihat hukum Kuat Ma'ruf terhadap saksi.
Hal ini bermula ketika sang penasihat hukum yang melakukan sesi tanya jawab dengan saksi Syahrul terlebih dahulu. Sang penasihat pun bertanya soal apakah Syahrul mengetahui bahwa terjadi pembunuhan saat diminta mengantar ke Rumah Sakit Polri.
"Apakah saudara waktu sama (sampai) di Rumah Sakit Polri itu, saudara diberitahu ada pembunuhan pada saat itu?" tanya penasihat hulum Kuat Ma'ruf kepada Syahrul.
Dengan lantang, Syahrul menjawab, "Tidak ada".
Penasihat hukum Kuat Ma'ruf pun langsung beralih untuk melakukan tanya jawab dengan Legal Excel, saksi Viktor. Ia pun memulai sesi tanya jawabnya dengan bertanya kepastian Viktor apakah Viktor memang benar berperan sebagai legal excel.
"Mas, apakah benar saudara sebagai legal excel?" tanya sang penasihat hukum kembali. Viktor pun mengiyakan pertanyaan sang penasihat hukum.
Tanpa ragu, sang penasihat hukum pun melanjutkan pertanyaannya yang terkesan meragukan Viktor.
"Apakah di excel diperkenankan untuk memakai anting?" ujarnya dengan percaya diri.
Mendengar pertanyaan tersebut, hakim Wahyu Iman langsung memotong pertanyaan sang penasihat hukum.
Baca Juga: Ada Grup WhatsApp "Anak Buah Sambo", Tapi Susi Tidak Ikut
"Saudara penasihat hukum, hal yang tidak penting tidak perlu ditanyakan!" tegur hakim Iman kepada sang penasihat hukum.
Sang penasihat hukum pun berdalih meragukan kapabilitas Viktor Kamang selaku saksi yang berperan sebagai legal excel.
"Maaf yang Mulia saya hanya meragukan kapabilitas beliau." jawab sang penasihat hukum.
Hakim pun melanjutkan pembicaraannya dan menegaskan bahwa penasihat hukum harus fokus terhadap BAP dan tidak mempertanyakan hal yang tidak penting.
Tak disangka, sosol legal excel itu menjawab dengan sangar mengenai kredibilitasnya. Ia menyatakan bahwa dirinya merupakan lulusan S1 dan S2 Universitas Indonesia jurusan hukum.
Video pertanyaan "konyol" sang penasihat hukum pun viral di media sosial dan mendapat banyak komentar dari netizen yang juga meragukan kapabilitas penasihat hukum Kuat Ma'ruf itu sendiri.
Berita Terkait
-
Ada Grup WhatsApp "Anak Buah Sambo", Tapi Susi Tidak Ikut
-
Muncul Video Pengakuan Setoran Miliran Rupiah Batu Bara Ilegal ke Petinggi Polri, Nama Ferdy Sambo Disebut-Sebut
-
Ini Pesan Tersirat Ferdy Sambo - Putri Candrawathi di Balik Aksi Umbar Kemesraan Saat Persidangan
-
Sudahlah Sakit, Nikita Mirzani Diperlakukan Tak Nyaman di Rumah Sakit, Sahabat Kesal Sampai Sebut Sambo
-
Ngeri! Brigadir J Pernah Cerita Ferdy Sambo dan Istri Diduga Terlibat Baku Tembak di Rumah Tahun 2021
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra