Suara.com - Kasus Kades di Serang yang dibunuh oleh mantri dengan suntik mati telah menggegerkan publik. Kepala Desa Curuggoong bernama Salamunasir itu dibunuh oleh seorang mantri berinisial SH pada Minggu (12/3/2023).
Polsek Padarincang menyebut bahwa kasus tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB, saat pelaku bertamu ke rumah korban.
Pelaku dan korban dikabarkan sempat terlibat cekcok, sebelum akhirnya pelaku mengeluarkan jarum suntik dan menyuntikkannya ke bagian panggung korban. Tidak lama kemudian, korban mengalami kejang-kejang sampai tidak sadarkan diri.
Korban kemudian langsung dibawa ke Puskesmas Padarincang oleh istrinya dan warga sekitar. Karena keadaan korban yang parah, pihak puskesmas menyarankan agar sang kades dirujuk ke RSUD Banten.
Naas, sesampainya di rumah sakit, korban dinyatakan sudah meninggal dunia oleh dokter yang menangani.
SH yang mengaku berprofesi sebagai seorang mantri mengaku menyuntikan cairan bukan untuk membunuh, tetapi hanya memberikan efek jera karena merasa kesal kepada korban.
Kasus itu membuat profesi SH sebagai seorang mantri turut menjadi sorotan. Lantas seperti apakah sejarah dari mantri? Dan apa bedanya dengan dokter? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Istilah dari ‘mantri’ saat ini hampir tidak diketahui banyak orang. Di masa lalu, mantri menjadi andalan bagi orang sakit untuk sembuh, selain dokter, perawat, ataupun bidan.
Mantri adalah petugas medis yang biasanya bekerja di desa dan juga pelosok. Mulanya, mantri hanya ada di Indonesia dikarenakan jumlah lulusan kedokteran masih belum banyak, sehingga mantri dikerahkan.
Baca Juga: Duh! Diduga Berselingkuh, Kepala Desa Ini Disuntik Mati
Mantri awalnya memiliki arti 'juru rembug' dan merupakan sebuah pangkat dalam birokrasi keraton Jawa. Tidak hanya dalam medis, dulunya ada juga mantri guru, mantri tanam, mantri ukur, dan lain sebagainya.
Mantri di bidang kesehatan awalnya muncul pada saat wabah cacar menjangkiti Banyumas pada tahun 1847.
Namun, lebih jauh sejak adanya vaksinasi cacar di Indonesia pada tahun 1804, kalangan pribumi sudah dilibatkan dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang sudah ada sejak ratusan tahun sebelumnya.
Tentu saja, latar belakang dari pengangkatan pribumi sebagai asisten orang Eropa tersebut ialah kepentingan para penguasa Belanda untuk mencegah adanya wabah cacar dan kolera yang sangat ditakuti, di samping kemungkinan untuk berobat secara ilmu kedokteran Barat.
Pada saat itu, adanya keterbatasan jumlah tenaga kesehatan dan juga adanya jarak sosial antar pribumi dengan tenaga medis Eropa, menjadikan orang Eropa mengangkat para pribumi untuk menjadi asistennya.
Keberadaan juru cacar pribumi sendiri diresmikan dalam “Resolutie in Rade dd. 11. April 1829” bernomor 24 dari Gubernur Jenderal Baron van der Capellen.
Berita Terkait
-
Duh! Diduga Berselingkuh, Kepala Desa Ini Disuntik Mati
-
KPK Geledah Rumah Dito Mahendra, Nikita Mirzani Girang: Sekalian Rumah Kasat Polres Serang
-
Foto Perselingkuhan Kades Curuggoong dan Istri Mantri Jadi Pemicu Suntik Mati
-
Mengenal Sidiadryl, Obat Injeksi yang Sebabkan Kades di Banten Tewas Usai Disuntik Mantri
-
Duduk Perkara Kades di Serang Tewas Disuntik Mantri, Gegara Perselingkuhan?
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Solusi Menkeu Baru Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bikin Ekonomi Ngebut Biar Rakyat Sibuk Cari Makan Enak
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
Terkini
-
Kasus Anak Todongkan Senapan ke Ibu Berakhir Damai
-
Kementerian Haji dan Umrah Dapat Anggaran Baru? Gus Irfan Bilang Begini
-
Santer Kabar Raffi Ahmad Jadi Menpora Gantikan Dito Ariotedjo
-
CEK FAKTA: Sri Mulyani Ajukan Pengunduran Diri 2 Kali Sebelum Direshuffle dari Menteri Keuangan
-
Misteri Angka 8 Prabowo: Reshuffle Senin Pon, Kode Keras Ekonomi Meroket 8 Persen?
-
4 Fakta dan Kontroversi Sri Mulyani Terdampak Reshuffle Prabowo
-
3 Fakta Skandal Pungli Paskibra Pejabat Kesbangpol, Uang Makan Dipotong Puluhan Juta?
-
Perintah Prabowo: Anggota DPR Gerindra Dilarang 'Flexing', Ahmad Dhani Usulkan RUU Anti-flexing
-
Pesan Prabowo untuk Anggota DPR Gerindra: Jaga Tutur Kata dan Gaya Hidup!
-
Jadwal Pemberkasan CPNS 2024 Bergeser, Kapan Seleksi CPNS 2025 Dibuka?