Suara.com - Kader Senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Habil Marati justru memiliki pandangan berbeda dari partainya. Habil ngotot tak mengikuti perintah Plt Ketua Umum PPP M Mardiono yang meminta kader PPP mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.
Sebagai gantinya, Habil memilih mendukung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024. Ia juga berani mempertanyakan kapasitas M Mardiono yang meminta kader PPP mendukung Ganjar, serta menilai instruksi itu tidak diikuti konstituen PPP di tingkat akar rumput.
Bahkan Habil mengklaim terdapat data yang menunjukkan sebanyak 95 persen konstituen PPP di akar rumput mendukung Anies di Pemilu 2024. Menurutnya, konstituen PPP tetap solid mendukung Anies, meski PPP mengusung Ganjar.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut profil Habil Marati, kader senior PPP yang ngotot dukung Anies Baswedan.
Habil Marati merupakan sosok kelahiran Raha, Sulawesi Tenggara pada 7 November 1962.
Habil merupakan lulusan IAIN Sumatera Utara pada 1982. Selanjutnya, Habil melanjutkan jenjang pendidikan magister-nya di Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.
Pria berusia 61 tahun ini pernah mengajukan diri sebagai calon wakil rakyat dalam Pemilihan Legislatif pada 2019.
Habil maju dari Dapil Sulawesi Tenggara. Dapil ini terdiri dari Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Muna, Buton, Buton Utara, Bombana, Wakatobi, Kota Bau Bau dan Kota Kendari.
Habil sendiri tercatat pernah terlibat kasus hukum. Ia sempat divonis pidana penjara selama satu tahun oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Baca Juga: Adu Harta 6 Bakal Cawapres Anies: Ada Anak Mantan Presiden dan Eks Panglima
Hukuman tersebut terkait dengan kasus tindak pidana dengan tanpa hak menerima, menyerahkan, menguasai, dan menyimpan senjata api dan amunisi atas kasus kerusuhan di Bawaslu pada 21 hingga 22 Mei 2019.
Habil saat itu terbukti memberikan dana sebesar Rp153 juta kepada Kivlan Zen, yang diterima sang anak buah, Helmi Kurniawan. Uang itu kemudian digunakan untuk membeli senjata api ilegal yang merupakan pesanan Kivlan.
Selain itu, jejak kariernya Habil terus berlanjat. Ia menjabat sebagai manajer Timnas Indonesia pada Agustus hingga Desember 2012.
Waktu yang singkat tersebut lantaran Habil diberhentikan oleh PSSI karena tak mampu membawa Timnas Indonesia berprestasi di Piala AFF 2012. Kala itu, timnas Indonesia gagal lolos dari babak penyisihan Grup B.
Habil juga sempat menjadi direktur utama di enam perusahaan. Keenam perusahaan itu di antaranya PT Batavindo Krisdanusa dan PT Industry Kakao Utama.
Posisi itu membuat hartanya meningkat drastis hingga dua kali lipat, dari awalnya Rp47,5 miliar menjadi Rp118,8 miliar.
Berita Terkait
-
Adu Harta 6 Bakal Cawapres Anies: Ada Anak Mantan Presiden dan Eks Panglima
-
PPP, Hanura dan PSI Dukung Ganjar Pranowo Maju Pilpres, PDIP Sebut Mei 2023 Ada Parpol Lain yang Bergabung
-
Lika-liku PSI Deklarasikan Ganjar Capres 2024: Bangga Jadi yang Pertama
-
Jokowi Perbaiki Nama Ganjar Pranowo Usai Pembatalan Piala Dunia U-20? Romahurmuziy: Itu Kaderisasi Presiden
-
Bandingkan dengan PPP Soal Capres, Airlangga: Kalau Golkar, Sudah Lama Melalui Munas
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf