Suara.com - Trotoar di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat ditutup dan dijaga ketat. Padahal, gedung ini berbatasan dengan Istana Wakil Presiden dan Balai Kota DKI Jakarta. Namun, akses pejalan kaki diketahui hanya sampai depan Istana Wakil Presiden saja.
Perbatasan trotoar Kedubes AS dan istana dipisahkan oleh pembatas beton serta kawat berduri. Pembatasan ini bahkan melebar hingga kendaraan tak bisa melintas terlalu dekat. Penutupan itu lantas menjadi polemik, karena dianggap mengganggu kenyamanan publik khususnya bagi para pejalan kaki.
Sudah Ditutup Sejak Jokowi Jadi Gubernur DKI
Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, menyebut bahwa pihaknya sudah memprotes penutupan itu sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia mengatakan trotoar adalah hak warga negara, namun pemerintah seolah tak berani menindaklanjuti.
Lebih lanjut, Alfred juga mengungkap jika trotoar di Jalan Medan Merdeka Selatan baru selesai direvitalisasi oleh Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Namun, proses itu hanya dilakukan hingga depan Istana Wakil Presiden. Sehingga, para pejalan kaki masih belum bisa memakai akses tersebut.
Diprotes Warga
Salah satu warga Jakarta, mengaku pernah diusir oleh petugas keamanan karena berjalan di trotoar Kedubes AS. Ia pun mengeluh jika kebijakan ini merugikan dirinya sebagai pejalan kaki. Sebab, ia bersama orang temannya terpaksa berjalan sampai ke wilayah depan Istana Wakil Presiden.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred jjga menyesalkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang bertahun-tahun masih belum mengambil tindakan atas permasalahan ini. Padahal, trotoar itu, katanya, milik negara Indonesia. Ia lantas menilai pemerintah gagal mengutamakan hak para pejalan kaki.
Dituntut Koalisi Pejalan Kaki
Baca Juga: Blokade Trotoar di Depan Kedubes AS Sudah Lama Tuai Polemik, Pemprov DKI Janji Cari Solusi
Koalisi Pejalan Kaki menuntut agar trotoar depan Kedubes AS di Jl Medan Merdeka Selatan, bisa dibuka. Tak hanya itu, Kelompok Pemerhati Hak Pedestrian, dan Komunitas Pejalan Kaki, pun ikut meminta pembukaan trotoar yang telah lama ditutupi barier beton serta kawat berduri tersebut.
Anggota DPRD Ikut Mengkritik
Permasalahan trotoar depan Kedubes AS itu turut dikritik anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PKB, Hasbiallah Ilyas. Ia menilai Pemprov DKI kurang gesit dalam menangani aduan warga. Padahal, trotoar telah tertutup sejak lama sampai membuat pejalan kaki harus berjalan dengan kendaraan.
"Ini (soal trotoar di depan Kedubes AS) permasalahannya penanganan di pemdanya agak lambat nih," ujar Ilyas kepada wartawan, Senin (5/6/2023)
Kritik juga datang dari anggota DPRD DKI Fraksi Gerindra, Syarif. Ia berharap pihak Dinas Bina Marga DKI, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), dan Kedubes AS bisa menemukan solusi yang baik Sebab, ide Dinas Bina Marga DKI untuk membuat jalur pengalihan bagi pejalan kaki, menurutnya tak menunjukkan simpati.
"(Terkait) Jawaban Bina Marga yang akan mencari trotoar alternatif baru untuk pejalan kaki tidak simpatik, terlalu terburu-buru, dan tidak wibawa," tutur Syarif kepada wartawan, Selasa (6/6/2023).
Berita Terkait
-
Dubes AS Bersedia Buka Trotoar yang Diblokade, Tunggu Kerja Sama Pemerintah
-
Blokade Trotoar di Depan Kedubes AS Sudah Lama Tuai Polemik, Pemprov DKI Janji Cari Solusi
-
Larang Foto Blokade Trotoar di Depan Kedubes AS, Satpam ke Jurnalis: dari Mana Mas?
-
Trotoar Depan Kedubes Amerika Dipasang Blokade Besi dan Kawat Berduri Jadi Polemik, Begini Kondisinya
-
Viral Diprotes, 5 Fakta Trotoar Kedubes AS di Jakarta Ditutup
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres