Suara.com - Informasi komprehensif mengenai profil risiko dan manfaat dari produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik (vape), dan kantong nikotin, perlu diketahui oleh semua pihak. Untuk itu, pemerintah memiliki peran penting dalam memperbanyak kajian ilmiah produk tembakau alternatif sebagai salah satu upaya untuk menekan angka perokok di Indonesia.
Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra, mengatakan informasi tentang profil risiko dan manfaat produk tembakau alternatif masih simpang siur dan masih memerlukan kajian lebih lanjut. Akibatnya, masyarakat, khususnya perokok dewasa, tidak memiliki informasi yang akurat dan menyeluruh.
“Kajian ilmiah mengenai produk tembakau alternatif itu sangat penting bagi masyarakat. Informasi berdasarkan kajian ilmiah tersebut diperlukan untuk membuat keputusan yang lebih baik bagi mereka (perokok dewasa) yang ingin terus menggunakan produk mengandung nikotin. Terlebih lagi, jika informasi tersebut dihasilkan oleh lembaga dan pihak yang kompeten serta kredibel,” papar Dimas, Sabtu (12/8/2023).
Sebagai pihak yang memiliki otoritas dan pembuat kebijakan, pemerintah memiliki kompetensi dan peran sentral dalam mendukung masifnya kajian ilmiah produk tembakau alternatif.
Dimas mengatakan, pemerintah dapat menjadi fasilitator yang baik dalam berbagai kolaborasi antarpemangku kepentingan seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian, industri, organisasi, dan masyarakat.
“Dengan dukungan pemerintah, masing-masing pemangku kepentingan dapat memberikan kontribusi yang maksimal sesuai dengan kemampuannya untuk pengembangan penelitian produk tembakau alternatif,” kata dia.
Lebih lanjut, Dimas menjelaskan ada enam upaya yang diperlukan agar hasil kajian ilmiah mengenai produk tembakau alternatif dapat semakin optimal dan mengakomodasi semua pihak.
Pertama, melibatkan semua pemangku kepentingan. Kedua, kerja sama dan kolaborasi antarpemangku kepentingan yang dapat meningkatkan akses terhadap sumber daya, memperluas cakupan penelitian, serta memperkuat validitas dan relevansi hasil kajian ilmiah.
Ketiga, metode penelitian yang sesuai. “Metodologi penelitian yang baik dan tepercaya dalam kajian ilmiah tentang produk tembakau alternatif sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang optimal,” tambahnya.
Baca Juga: Kala Industri Vape Dalam Negeri Hadapi Tantangan Sulit
Keempat, adanya pembiayaan penelitian yang memadai. Pemerintah, lembaga pendanaan riset, dan industri produk tembakau alternatif perlu memberikan pembiayaan yang memadai untuk kajian ilmiah tersebut. Pembiayaan yang cukup akan memungkinkan peneliti untuk mengakses sumber daya yang diperlukan seperti peralatan penelitian, laboratorium, dan data.
Kelima, transparansi informasi dalam bentuk publikasi hasil kajian ilmiah kepada publik. Agar informasinya tersampaikan secara luas, transparansi hasil penelitian produk tembakau alternatif dalam bentuk jurnal-jurnal ilmiah harus dapat diakses secara bebas oleh masyarakat umum.
Terakhir, menyediakan semua informasi penelitian yang jelas pada media yang kredibel.
“Setelah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, semua informasi yang terkait dengan kajian ilmiah produk tembakau alternatif harus disampaikan dengan jelas dan akurat kepada masyarakat melalui media-media yang kredibel,” terang Dimas.
Ia melanjutkan hasil kajian ilmiah tentang produk tembakau alternatif dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap profil risiko dari produk tersebut. Kajian tersebut juga dapat meningkatkan keyakinan masyarakat karena produk ini memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Dwinita Wikan Utami mengatakan kajian ilmiah terkait produk tembakau alternatif masih sedikit.
Berita Terkait
-
Sebut Korupsi Kerap Terjadi Jelang Pemilu, Mahfud MD: Banyak Lho di KPU Meski Sudah Independen
-
Megawati Soekarnoputri Ingatkan Dana Penelitian BRIN Jangan Dikorupsi: Hati-hati Dengan Tiga Huruf!
-
Korban Mutilasi di Sleman Diketahui Meneliti LGBT hingga Tewas di Tangan Pelaku, Polda DIY Beri Penjelasan Ini
-
Simak! 5 Tips Bisa Tembus Artikel Jurnal Internasional Bereputasi
-
Kenalkan ANDI, Robot Pertama di Dunia yang Bisa Berkeringat
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045