Suara.com - Panas terik melimpah di dataran Buano, salah satu pulau yang berada di Maluku. Melimpahnya paparan sinar matahari menjadikan Maluku lokasi yang subur bagi tanaman penghasil rempah-rempah, terutama pala dan cengkeh. Tak heran jika Maluku kerap disebut kepulauan rempah. Namun paparan sinar matahari hampir sepanjang tahun ini menyebabkan penduduk Buano mengalami kekurangan air bersih. Selama bertahun-tahun mereka harus meminum air payau untuk memenuhi kebutuhan air bersih harian. Hujan tidak hanya menjadi anugerah, tapi juga berkah bagi mereka. Sebab hanya dengan memanfaatkan air hujan mereka dapat mengonsumsi air tawar. Oleh sebab itu banyak penduduk Buano yang membuat penampungan air hujan di sekitar rumah mereka sebagai bekal persediaan air untuk keperluan sehari-hari.
Buah Manis Penantian Panjang Usai Alami Krisis Air bersih
Namun kini mereka mendapat kabar gembira, Dompet Dhuafa menghadirkan dan meresmikan Sumur Wakaf di dua titik lokasi. Tepatnya di Desa Buano Selatan dan Desa Buano Utara, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Saat tiba di lokasi,, tim Dompet Dhuafa disambut dengan “kapata” yaitu nyanyian selamat datang khas Buano. Tembang tersebut berisikan doa-doa kebaikan dan keselamatan bagi para tamu menurut tradisi penduduk setempat. Selain itu perwakilan tim Dompet Dhuafa juga diberi penghormatan berupa "haji tatai" yaitu kalung adat Buano yang terbuat dari bunga, daun kayu putih, dan kacang-kacangan.
Acara tersebut dihadiri tim nazhir Dompet Dhuafa, tokoh masyarakat setempat, serta warga Buano yang terlihat begitu antusias. Peresmian dibuka dengan menabuhkan gendang dan dimeriahkan dengan tarian tradisional Buano yang merepresentasikan filosofi kehidupan masyarakat Buano.
Bakri Tambepessy, tim program Dompet Dhuafa Maluku menyampaikan keberadaan air bersih adalah impian seluruh masyarakat Buano Utara dan Buano Selatan sejak berpuluh-puluh tahun lamanya akibat krisis air bersih.
“Air payau itu di mulut rasanya asin. Perut juga terasa berat,” ungkapnya.
Upaya Mendapatkan Air Bersih
Sebelum keberadaan sumur wakaf, menurut Bakri, tiap anak di kedua dusun tersebut harus mengambil air di tengah hutan dengan membawa 4 dirigen sekaligus.
“Kira-kira seberat 20 kg jika semua dirigen terisi air penuh,” paparnya haru.
Baca Juga: Gempa Terkini 12 September 2023: Kekuatan Hingga Dampak Guncangan di Maluku dan Aceh
Menghadirkan sumber air bersih di Buano, Maluku bukanlah hal mudah. Sebelumnya terdapat beberapa upaya untuk menemukan titik air sumber air namun belum membuahkan hasil maksimal. Bakri menyatakan, setidaknya terdapat dua upaya yang pernah dilakukan untuk mendapatkan sumber air bersih layak konsumsi. Upaya pertama yaitu dengan memanfaatkan gravitasi bumi dengan pipanisasi dari sumber air di bukit yang berjarak sejauh 7 km, namun berujung gagal. Sedangkan upaya kedua terjadi kekeliruan assessment lokasi pengeboran sumur oleh suatu lembaga, yang akhirnya hanya mengalirkan air selama tiga minggu.
“Itupun airnya kotor, keruh, jadi tak layak dikonsumsi. Akhirnya terbengkalai,” ujar Bakrie.
Raja Buano Selatan, Frangky Nusaaly mengucapkan rasa terima kasih atas kehadiran sumur wakaf di Buano Selatan. Perbedaan yang ada justru menguatkan penduduk Buano untuk saling membantu.
“Bersatu kita utuh, bercerai kita runtuh. Keberadaan sumur wakaf ini perlu kita jaga bersama agar manfaatnya dapat dirasakan seluruh warga,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Raja Buano Utara Ahmad Nurlette, dia mengucapkan rasa syukur atas hadirnya sumur wakaf di Buano Utara.
“Alhamdulillah kita mencontoh teladan sahabat nabi berupa sumur wakaf di desa kita tercinta,” ucapnya.
Berita Terkait
-
Gunung Ibu Maluku Utara Erupsi Setinggi 1,5 Kilometer
-
3 Fakta Menarik Kevin Diks, Bintang Liga Champions Berdarah Maluku yang Berhasrat Bela Timnas Indonesia
-
Krisis Air Bersih di Jakut dan Jakbar, Heru Budi Minta Reservoir Komunal Dipercepat
-
3 Pekerjaan Rumah Pj Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhammad, Dari Krisis Air hingga Tawuran Berdarah
-
Derita Warga Kota Bekasi, Krisis Air Bersih Sebabkan Gatal-gatal hingga Keluarkan Rp2 Juta untuk Berobat
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya