Suara.com - Universitas Indonesia (UI) yang saat ini memiliki 14 fakultas, 2 program pascasarjana, dan 1 program pendidikan vokasi, terus berupaya meningkatkan brand sebagai sebuah perguruan tinggi terkemuka di tanah air dan terpandang di level global.
“Target UI memang menjadi perguruan tinggi yang selalu ada di top of mind publik, mempunyai reputasi sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Asia Tenggara hingga ke tingkat Asia, bahkan dunia,” kata Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Dra. Amelita Lusia, MSi., CPR.
Selain unggul di bidang akademik, seluruh sivitas akademika bersama-sama memelihara nama baik UI di lingkungan pergaulan di mana pun mereka berada. Agar eksistensinya senantiasa terjaga, setiap tahun warga UI mulai dari mahasiswa hingga dosen aktif berpartisipasi di ajang kompetisi, konferensi, seminar, maupun eksibisi di dalam dan luar negeri.
Salah satu elemen di UI adalah Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang memiliki tanggunggung jawab menyampaikan semua good news dari UI kepada publik. Penyampaian kabar baik tersebut dilakukan melalui berbagai saluran yang dimiliki UI, seperti website, platform sosial media IG, twitter, facebook, TikTok, UI Teve, e-magazine UI, dan juga berpartisipasi dalam kegiatan offline ke sekolah-sekolah, maupun mengikuti berbagai ajang berskala internasional.
Tahun ini, misalnya, UI ikut ambil bagian dalam pameran internasional “The 75th NAFSA Annual Conference & Expo” yang diselenggarakan di Walter E Washington Convention Center, Washington, DC, AS (30 Mei–2 Juni 2023).
Acara ini merupakan pameran dan konferensi pendidikan tinggi internasional terbesar yang diikuti oleh ratusan perguruan tinggi dan institusi pendidikan yang berasal dari berbagai negara atau lebih kurang 9000 partisipan.
Pada kesempatan tersebut, UI menampilkan beragam program, produk, dan layanan inovatif yang menunjang pembelajaran berstandar internasional. Ada empat program kerja sama yang telah dijalankan oleh UI bersama mitra universitas luar negeri, yakni Research, Mobility Programs for Lecturers, Mobility Programs for Students, dan Master’s Degree Scholarship.
Rektor Universitas Indonesia, Prof Ari Kuncoro, SE, MA, PhD, mengatakan bahwa keterlibatan UI pada NAFSA 2023 Annual Conference and Expo merupakan bagian dari upaya UI mengimplementasikan kebijakan transformasi pendidikan tinggi. “Kami sangat mendorong partisipasi UI di ajang internasional seperti ini, yang memungkinkan kami bisa melakukan benchmarking dengan perguruan tinggi lain,” katanya. Ia berharap, di ajang seperti itu UI mendapat ekspos yang positif dan engagement yang menguntungkan bagi networking UI.
Amelita Lusia yang menghadiri NAFSA 2023 Annual Conference and Expo tersebut berpendapat bahwa partisipasi UI dalam event sebesar NAFSA menjadi wadah berjejaring yang sebesarnya. “Dengan memperluas mitra kerja sama internasional, UI turut menyukseskan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,” ujarnya.
Baca Juga: Percepatan Digitalisasi Pendidikan, Lebih dari 7.000 Sekolah di Indonesia Manfaatkan Pijar Sekolah
Setelah NAFSA, UI ambil bagian pada EAIE Conference and Exhibition 2023 di Convention Center Rotterdam Ahoy, Rotterdam, Belanda (25-29 September 2023). Partisipasi UI dalam EAIE Conference and Exhibition 2023 (European Association for International Education) bertujuan mengaktifkan kembali mobilitas akademik dan program pendidikan internasional serta meningkatkan peluang kolaborasi lainnya.
Ajang ini diikuti oleh lebih dari 100 negara di dunia dengan 6700 partisipan. Menurut Amelita yang menghadiri EAIE Conference and Exhibition, tercatat 241 eksibitor pada kegiatan ini yang berasal dari berbagai universitas di seluruh dunia. Keikutsertaan UI tentunya secara signifikan akan meningkatkan jumlah kerja samanya sebagai mitra Erasmus+ dengan universitas dari Eropa. Erasmus+ merupakan salah satu program yang paling diakui di Eropa, yang mendukung pendidikan, pelatihan, pemuda, dan olahraga. Kerja sama UI dengan Erasmus+ tersebut memberikan akses bagi mobilitas mahasiswa, dosen, dan staf, yang berdampak positif bagi peningkatan jumlah mobilitas baik inbound maupun outbound.
Pada EAIE 2023, UI membuka booth dan menyampaikan penjelasan kepada pengunjung yang datang bahwa UI merupakan kampus lestari (green campus). Sebagai kampus hijau, UI sangat memperhatikan faktor keberlangsungan lingkungan hidup terkait 18 poin SDGs.
SDGs adalah agenda yang disepakati anggota PPB pada 2015. Ia mendorong berbagai perubahan berdasarkan hak asasi manusia serta kesetaraan pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Di UI, bentuk aktif mendukung SDGs antara lain diimplementasikan lewat penggunaan bus kampus, pemanfaatan energi surya, pengelolaan limbah, mendaur ulang sampah, hingga poyek yang dilakukan bekerja sama dengan mitra. Semua proyek tersebut oleh humas UI diberitakan kepada publik/masyarakat.
Belum lama ini, UI diundang menjadi eksibitor pada acara The 2nd Incheon GCED (Global Citizenship Education) Festival (for Special Guests) di Incheon, Korea Selatan, yang diselenggarakan di Songdo Convensia pada 31 Oktober-1 November 2023. Lebih dari 7000 pengunjung (mulai dari siswa SD hingga SMA, orang tua, guru, lembaga Pendidikan, lembaga nirlaba) dan partisipan menghadiri acara ini. Pada kesempatan yang mengusung tema tentang keberlangsungan lingkungan hidup itu, hadir sebagai keynote speaker adalah Ban Ki-moon, mantan sekjen PBB.
Kesempatan baik tersebut dipergunakan oleh UI yang diwakili oleh Gunawan, Kepala Penerimaan Mahasiswa Baru UI, dan Amelita Lusia, untuk melihat dari dekat dunia Pendidikan di Korea Selatan yang melaju pesat saat ini. Bidang pendidikan adalah salah satu faktor fundamental pembangunan guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Hal itu agaknya disadari oleh Korea Selatan yang memasukkan unsur-unsur kepedulan terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan hidup sebagai materi pada The 2nd Incheon GCED (Global Citizenship Education) Festival.
Berita Terkait
-
Pertamina Bersama Generasi Muda Wujudkan Sekolah Energi Berdikari di Cilacap
-
President University Berbagi Pengalaman dalam Forum China-ASEAN HR Cooperation dan Development di Guanxi China
-
KKN Dekat Kampus Lebih Enak Ketimbang Harus Keluar Pulau, Sepakat?
-
Kemendikbudristek Optimistis 1 Juta Guru ASN PPPK Segera Tercapai
-
Ulasan Buku Raden Dewi Sartika, Pahlawan Pendidikan dari Bumi Pasundan
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Teka-Teki Penundaan Rakor Sekda Terungkap! Tito Karnavian Beberkan 2 Alasan Utama
-
Di KTT ASEAN, Prabowo Ajak Negara Asia Jaga Persaingan Sehat demi Masa Depan Kawasan
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab Terseret Pusaran Korupsi Chromebook Nadiem
-
Praperadilan Ditolak, Kuasa Hukum Delpedro: Ini Kriminalisasi, Hakim Abaikan Putusan MK
-
Pramono Anung Pastikan Tarif TransJakarta Naik, Janjikan Fasilitas Bakal Ditingkatkan
-
KPK Pastikan Korupsi Whoosh Masuk Penyelidikan, Dugaan Mark Up Gila-gilaan 3 Kali Lipat Diusut!
-
Gagal Bebas! Praperadilan 4 Aktivis yang Dituding Dalang Kerusuhan Agustus 2025 Ditolak Hakim
-
Eks Dirut Jadi Saksi di Sidang Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah, Ngaku Kenal Anak Riza Chalid
-
Praperadilan Ditolak, Hakim Beberkan Alasan Kunci Delpedro Tetap Tersangka Penghasutan
-
100 Ribu WNI Terjebak di Kamboja, Cak Imin: Jangan ke Sana Lagi!