"Peristiwa tersebut tidak hanya menggemparkan seluruh lapisan masyarakat Arab saja, tetapi juga pemerintah kolonial dan kaum nasionalis," tulisnya dalam artikel tersebut.
Saat itu, masyarakat Arab peranakan dan totok pada umumnya menentang, sebagian lainnya memilih menunggu dan sebagian lainnya bersimpati.
Golongan yang menaruh simpati tersebut jumlahnya sedikit. Kebanyakan mereka berdiri netral di antara Al-Irsyad dan Arrabitah, ada tokohnya ada pula
peranakannya.
"Pihak Al-Irsyad dan Arrabitah seolah-olah bergandengan tangan menghadapi 'persatuan' baru yang dianggap berbahaya itu."
Meski diinisiasi Arab peranakan, PAI yang telah berubah menjadi partai politik dengan cepat berkembang.
Dua tahun setelah berubah bentuk menjadi partai, tepatnya di Tahun 1939, PAI masuk dalam politik nasional, bergabung dengan Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Gerakan GAPI sendiri lebih kepada tuntutan 'Indonesia Berparlemen'.
Selain itu, PAI juga diterima dalam Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang merupakan federasi dari seluruh partai dan perkumpulan Islam.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri
-
Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Terkait Lokasi SPPG di Daerah