Suara.com - Mendikbudristek, Nadiem Makarim, memilih bungkam kala dicecar awak media soal kritikan dari Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK). Saat itu JK menyebut Nadiem jarang ngantor dan tidak paham dunia pendidikan tapi menjadi menteri.
Hal itu terjadi usai Nadiem menghadiri rapat kerja terakhirnya sebagai menteri bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/9/2024).
Nadiem awalnya ketika ditemui wartawan hanya menegaskan kalau hari ini merupakan rapat terakhirnya sebagai Mendikbudristek.
"Ini baru raker terakhir kami," kata Nadiem.
Kemudian saat awak media menanyakan perihal kritikan Jusuf Kalla itu, Nadiem justru memilih untuk bungkam.
Nadiem justru memilih tetap melanjutkan langkahnya dengan pengawalan ajudan. Ia lantas bergegas masuk dalam kendaraannya lalu meninggalkan awak media yang meliput.
JK Kritik Nadiem
Sebelumnya Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla melontarkan kritik terhadap kinerja Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
Kritik ini dilontarkan Jusuf Kalla ketika menjadi pembicara di forum diskusi "Menggugat Kebijakan Anggaran Pendidikan" yang tayang di kanal YouTube TVR Parlemen.
Baca Juga: JK Respons Gerakan Coblos 3 Paslon: Pilihnya Yang Terbaik, Jangan Emosi
Dikutip pada Senin (9/9/2024), awalnya Jusuf Kalla terlihat membicarakan sejumlah tokoh yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan di Indonesia.
"Siapa menteri pendidikan selama ini. Menteri Pendidikan Ki Hajar Dewantoro, orang hebat, cikal bakal daripada prisip pendidikan kita," ujar Jusuf Kalla.
"Ada Pak Soemantri, ada Syarief Thayep, ada Daoed Joesoef. Ada Pak Yuwono, ada Malik Fadjar semua ahli-ahli pendidikan," imbuhnya.
Ketika tiba menyebut Nadiem Makarim, Jusuf Kalla menyebut Nadiem Makarim sebagai Mendibudristek yang tak memiliki pengalaman dalam bidang pendidikan.
"Ada Muhadjir, ada Pak Nuh Rektor ITS, ada Anies rektor Paramadina, ada kemudian Pak Nadiem," ujar Jusuf Kalla.
"Mas Nadiem yang tidak punya pengalaman pendidikan, tidak pernah datang ke daerah, jarang ke kantor," sambungnya.
Berita Terkait
-
Titip Program Merdeka Belajar, Mas Menteri Nadiem Baca Puisi saat Pamitan di DPR, Begini Isinya!
-
Pesan Jusuf Kalla Agar Prabowo Tak Salah Pilih menteri: Cari Yang Profesional
-
JK Respons Gerakan Coblos 3 Paslon: Pilihnya Yang Terbaik, Jangan Emosi
-
Beda Pramono-RK Saat Kunjungi Rumah Jusuf Kalla: Hampir Sama, Cuma Ini Lebih Enak
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
Soal Usulan Anggota DPR RI Non-Aktif Dipecat, Koordinator MPP Buka Suara
-
BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025
-
Prabowo Ungkap Kartel Narkoba Kini Pakai Kapal Selam, Minta Polisi Jadi 'Mata dan Telinga Rakyat'
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!