Suara.com - Program makan bergizi gratis rancangan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming diperkirakan akan gagal serta rawan dikorupsi. Tindak korupsi rawan terjadi akibat program tersebut dinilai sarat kepentingan beberapa kelompok dan perencanaan konsep yang tidak jelas.
Komnas FIAN Indonesia menyebutkan kalau program makan bergizi gratis ada di dalam jerat kepentingan korporasi semata.
"Makan bergizi gratis bisa jadi gagal, selain karena konsepnya tapi ada ancaman korupsi juga dan ancaman jerat korporasi. Sebagi contoh dalam proses kampanye program ada ecommerce besar yang sudah menunukan logonya dalam berikan makan ke sekolah. Itu jerat korporasi badan hukum untuk ambil keuntungan," kata peneliti Komnas FIAN Indonesia Marthin Hadiwinata dalam diskusi 'Solusi Palsu Krisis Pangan' secara daring, Selasa (17/9/2024).
Marthin menyebut kalau program makan bergizi tidak dalam arah pemberian pangan bergizi karena perencanaan konsepnya yang tidak jelas. Lantaran menyasar anak-anak sekolah, seharusnya program tersebut masuk dalam kurikulum pendidikan.
Marthin mencontohkan program serupa dilakukan juga di India, tapi dengan konsep yang tepat sasaran juga melibatkan pihak sekolah dalam penyediaan makanan.
"Di India ada garden kitchen, jadi murid dipaksa suplay pangan yang dimasak di dapur mereka sendiri. Itu catatan penting bagaimana program makan di India berintegrasi bagaimana keluarga sekolah ikut serta terlibat dalam penyediaan pangan," tuturnya.
Dari program tersebut, kebutuhan akan pangan dipastikan meningkat. Namun, menurut Marthin, pemerintah sendiri nampak tidak memberdayakan petani maupun nelayan dalam menyediakan bahan pangan tersebut.
"Pemerintah justru sudah melanggar HAM dalam penyediaan pangan bergizi. Misalnya dalam berkurangnya lahan petanian," ujar Marthin.
Baca Juga: Rocky Gerung Nilai Isu Fufufafa Terus Digoreng untuk Batalkan Pelantikan Gibran
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Prabowo Tunjuk Puan Maharani Gantikan Gibran Sebagai Wapres
-
Siapa Yuanikarina? Aksi Flexing Satu Lift Bikin Gibran dan Selvi Ananda Ketahuan Nonton Konser Bruno Mars
-
Beda Gaya Selvi Ananda Vs Erina Gudono Nonton Konser, Jauh dari Kata Sederhana
-
Rocky Gerung Nilai Isu Fufufafa Terus Digoreng untuk Batalkan Pelantikan Gibran
-
Terungkap! Zaken Kabinet Prabowo yang Akan Dibentuk Ternyata Akan Diisi Orang-orang Parpol Juga
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah