Suara.com - Para dokter di salah satu rumah sakit terbesar di Lebanon selatan mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap keselamatan diri setelah serangkaian serangan terjadi di sekitar rumah sakit dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini membuat setengah dari staf pulang, sementara sisanya memilih bertahan dan tinggal di rumah sakit selama lebih dari sepuluh hari.
"Anda tahu, sulit bekerja dalam rasa takut," kata Dr. Mohammad Taoube, kepala unit gawat darurat (ER) di rumah sakit tersebut.
Ia mengungkapkan kekhawatirannya akan keselamatan dirinya dan keluarganya, dengan menyatakan bahwa saat ini tidak ada tempat yang aman di Lebanon.
Rumah sakit tersebut telah mengalami tiga serangan dalam waktu dekat, termasuk satu insiden yang terjadi di luar unit gawat darurat yang sempat menghalangi akses masuk dan melukai pasien yang baru saja dirawat.
"Mereka terluka dua kali," kata seorang dokter.
"Pertama karena bom di rumah mereka, dan kedua saat hendak pergi dari rumah sakit." lanjutnya.
Serangan-serangan ini diduga bertujuan untuk menakut-nakuti tenaga medis agar meninggalkan rumah sakit. Dr. Abdul Nasser, seorang dokter bedah umum di rumah sakit tersebut, meyakini bahwa serangan tersebut adalah bagian dari upaya sistematis untuk membuat mereka pergi.
"Begitu dokter pergi, tidak akan ada yang tinggal di kota saya," ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya staf medis tetap bertahan meskipun situasi semakin mengkhawatirkan.
Baca Juga: Dokter Tifa Komentari Etika Berpakaian Jokowi Saat Sidang Paripurna DPR: Masih Belum Paham Aturan...
Dr. Nasser, yang sudah melalui tiga perang sebelumnya, mengatakan bahwa konflik kali ini terasa lebih buruk.
"Saya tidak pernah meninggalkan rumah sakit pada perang-perang sebelumnya, dan kali ini pun saya tidak akan pergi," tegasnya.
Meski takut, ia mencoba tetap positif dan menjalankan tugasnya.
Selama dua minggu terakhir, rumah sakit ini telah menerima sekitar 1.500 korban perang. Meski tidak beroperasi seperti sebelum konflik, rumah sakit ini kini menjadi salah satu pusat darurat utama bagi para korban yang dievakuasi dari garis depan hingga ke perbatasan.
Berita Terkait
-
Dokter Tifa Komentari Etika Berpakaian Jokowi Saat Sidang Paripurna DPR: Masih Belum Paham Aturan...
-
Digempur Israel, Panglima TNI Ungkap Kondisi Para Prajurit yang Bertugas di Lebanon
-
Serangan Terbaru Israel di Jalur Gaza, 51 Orang Tewas dalam Semalam
-
Nekat Pakai Baju Ultraman saat Dilantik, Anggota DPR Ini Kena Sentil Dokter Saraf
-
41.500 Warga Palestina Tewas, Israel Kebal Hukum, Korut: Mengerikan
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka