Suara.com - Sosok pendakwah kontroversional Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal Gus Miftah resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai utusan khusus presiden pada Selasa (22/10/2024) kemarin.
Gus Miftah diketahui mendapatkan tugas sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Tugas utusan khusus presiden tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2024 tentang Penasihat Khusus Presiden, Utusan Khusus Presiden, Staf Khusus Presiden, dan Staf Khusus Wakil presiden.
Adapun, aturan terkait utusan khusus itu ditetapkan 18 Oktober 2024 oleh Joko Widodo (Jokowi) saat masih menjabat sebagai Presiden.
Sementara, bunyi Pasal 1 Perpres menyebutkan utusan khusus presiden dibentuk untuk memperlancar tugas presiden.
Tugasnya adalah diberikan langsung oleh presiden di luar tugas terkait kementerian dan instansi pemerintah, dimana pekerjaan mereka bertanggungjawab langsung kepada presiden.
Setelah dilantik, Gus Miftah membeberkan sejumlah tugas utama yang diamanatkan padanya seperti memfokuskan isu kerukunan dan moderasi beragama di Indonesia.
Dalam implementasinya, Gus Miftah berencana membangun komunikasi terkait moderasi dan toleransi hingga kancah internasional.
"Karena bidang saya di kerukunan beragama dan pembinaan keagamaan, tugasnya tidak jauh dari itu. Ada satu tugas penting, yaitu membangun komunikasi internasional terkait moderasi dan toleransi," tutur Gus Miftah di Istana Presiden, usai pelantikan.
Selain itu, Gus Miftah juga berencana untuk menguatkan dan menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
"Indonesia ini memiliki 17.000 pulau, 1.700 suku bangsa, 736 bahasa, dan 6 agama. Keragaman ini bisa menjadi tantangan jika tidak dikelola dengan baik. Kami ingin menjaga stabilitas kerukunan itu," tegasnya.
Meski menerima tugas yang cukup berat dari Prabowo Subianto, Gus Miftah mendapat banyak cibiran dari netizen.
Cibiran tersebut lantaran sosoknya yang sempat viral karena videonya bersikap kasar kepada istri viral di media sosial.
Meski sudah memberikan klarifikasi bahwa sikapnya itu hanya sebagai candaan dalam hubungan suami istri, banyak netizen yang masih tidak menerimanya.
"Lah gus miftah jadi utusan kerukukan beragama? yakin bisa berhenti ngomong kasar didepan umum bahkan pas pengajian ga itu?!," tulis netizen.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Biar Tetap Eksis di Dunia Pendidikan, Begini Tantangan Pesantren Gembleng Para Santri
-
Modal Senjata Mainan, Pelaku Curanmor di Cengkareng Tewas Usai Diamuk Warga
-
Prabowo Minta Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah, Mendikdasmen Hingga Sejarawan Bereaksi
-
Pihak BGN Tegaskan Uang Rp5 Juta untuk Orang yang Bikin Konten Positif MBG Cuma Guyon
-
5 Fakta Korupsi Eks Bupati Sleman Sri Purnomo, Pengadilan Ungkap Alasan Penahanan
-
Prabowo di Hari Sumpah Pemuda: Jangan Takut Bermimpi Besar, Indonesia Tak Akan Pernah Kalah!
-
Dukung Kreator & UMKM, Shopee Hadirkan Pengalaman Belanja Baru Bersama Meta
-
Viral Mandor TKA Dikeroyok di Morowali, Arogan Jadi Pemicu? Ini 4 Faktanya
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah