Suara.com - Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyatakan pada Jumat (1/11) bahwa Timur Tengah telah menjadi salah satu wilayah paling berbahaya bagi jurnalis.
Pernyataan ini disampaikan seiring dengan peringatan Hari Internasional untuk Mengakhiri Kekebalan atas Kejahatan terhadap Jurnalis yang diperingati pada 2 November.
Turk menekankan pentingnya jurnalis sebagai "mata dan telinga dunia yang sedang mengalami krisis" serta suara bagi korban yang menghadapi berbagai tantangan.
Dia mencatat bahwa serangan terhadap jurnalis semakin meningkat, termasuk kasus pembunuhan, penyiksaan, intimidasi, penahanan, dan upaya penangguhan suara mereka di berbagai lokasi seperti Gaza, Ukraina, Sudan, dan Myanmar.
Pada tahun 2023, diungkapkan bahwa 71 jurnalis dan pekerja media tewas, sementara lebih dari 300 lainnya dipenjara. Turk juga menyoroti bahwa jurnalis perempuan sering kali menjadi sasaran pelecehan daring yang berpotensi berujung pada kekerasan fisik.
Dia mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya jumlah korban di kalangan jurnalis di Palestina, yang seharusnya mendapatkan perlindungan yang lebih baik.
Turk menambahkan bahwa impunitas dalam serangan terhadap jurnalis "menghancurkan keadilan," dengan lebih dari delapan dari sepuluh kasus pembunuhan jurnalis yang tidak terpecahkan.
Dia mendesak pemerintah untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam "mencegah serangan, melindungi jurnalis, dan menegakkan hukum terhadap pelaku".
Baca Juga: Banjir Peminat, Waktu Pendaftaran PLN Journalist Award 2024 Diperpanjang Hingga 14 November 2024
Berita Terkait
-
Israel Hujani Rumah Sakit dengan Serangan, Pasokan Medis PBB di Gaza Ludes
-
"Perang Terbuka Israel Melawan PBB", Palestina Ungkap Agresi di Gaza: Situasi Ini Sangat Buruk
-
Retno Marsudi jadi Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Isu Air, Ini Tugasnya
-
Buldoser Israel Hancurkan Kantor PBB, Pengungsi Palestina Kehilangan Layanan Vital
-
Banjir Peminat, Waktu Pendaftaran PLN Journalist Award 2024 Diperpanjang Hingga 14 November 2024
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'