Suara.com - Media Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berencana untuk mencaplok Tepi Barat yang diduduki segera setelah Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS.
Menurut lembaga penyiaran publik Israel, Kan, pada Selasa lalu, Netanyahu berencana untuk mengklaim kedaulatan Israel atas Tepi Barat setelah pelantikan Trump dengan rencana bertahap yang akan meningkatkan kontrol rezim atas wilayah utama, termasuk Lembah Yordan dan blok pemukiman antara al-Quds Timur dan Beit Lahm.
Inisiatif ini tampaknya mendapatkan dukungan dari koalisi Netanyahu serta beberapa partai oposisi.
Sebuah situs berita mengutip sumber politik di Tel Aviv yang menyatakan bahwa rezim Israel sedang menyusun proposal untuk mendapatkan dukungan AS terhadap aneksasi Tepi Barat sebagai ganti penghentian permusuhan di Gaza dan Lebanon.
Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, sedang mempersiapkan negosiasi dengan pemerintah Demokrat yang akan segera meninggalkan jabatannya dan pemerintah Republik yang akan datang untuk mencapai kesepakatan mengenai konflik di Gaza dan Lebanon serta persyaratan untuk menghentikan permusuhan.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang merupakan pendukung utama perluasan permukiman di Tepi Barat, mengungkapkan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun kedaulatan Israel atas Tepi Barat yang diduduki, dengan instruksi telah dikeluarkan untuk mempersiapkan rencana tersebut.
Dia menambahkan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menerapkan kedaulatan di era pemerintahan Trump yang kedua.
Pernyataan Smotrich mengenai aneksasi ini mendapat kritik dari para pemimpin dan organisasi dunia Islam yang menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan meningkatnya ketegangan.
Baca Juga: Elon Musk Kecam SNL, Sebut Sandiwara Ejekan Trump & Dirinya "Tidak Lucu"
Berita Terkait
-
Prabowo Ucapkan Selamat pada Trump, Singgung soal Upaya Pembunuhan
-
Punya Investasi di Lido City Bogor, Keluarga Donald Trump Tertarik Kembangkan Indonesia
-
Donald Trump Mulai Susun Kabinet dan Pilih Pejabat Tinggi Pemerintahan Amerika Serikat
-
Donald Trump Tunjuk Mike Waltz Jadi Penasihat Keamanan Nasional
-
Elon Musk Kecam SNL, Sebut Sandiwara Ejekan Trump & Dirinya "Tidak Lucu"
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Momen Menkeu Purbaya Ancam Pertamina Malas Bikin Kilang Baru: Males-malesan, Saya Ganti Dirutnya
-
Sosok Meta Ayu Puspitantri Istri Arya Daru: Keberatan Kondom Jadi Barang Bukti Kematian Suami
-
Gubernur Ahmad Luthfi Minta Organisasi Tani Ikut Atasi Kemiskinan
-
Bernasib Tragis saat Rumah Ditinggal Pemiliknya, 4 Anak Ini Tewas Terbakar!
-
Naturalisasi Atlet Timnas Secepat Kilat, Kenapa Anak Keturunan WNI Malah Terancam Jadi Stateless?
-
Cecar Kepala BGN di Rapat Soal MBG, Legislator PDIP: Tugas Kami Memang Menggonggong
-
Heboh Polemik Pelat BK, Aksi Bobby Nasution Dibela DPR, Apa Alasannya?
-
Perkap Baru, Polisi Bisa Tembak Penyerang Markas Pakai Peluru Tajam! Ini Aturan Lengkapnya
-
Akhirnya Terungkap! Menkes Budi Gunadi Beberkan 3 Penyebab Utama di Balik Krisis Keracunan MBG
-
Korban Keracunan MBG di SDN Gedong Jadi 22 Siswa, Komnas PA Kritik Guru Jadi Pencicip Makanan