Suara.com - Pemerintah Israel membantah laporan media yang menyebutkan bahwa mereka telah menyetujui gencatan senjata dengan kelompok Hezbollah di Lebanon, yang didukung oleh Amerika Serikat.
Menurut seorang pejabat senior AS yang berbicara kepada Al Arabiya English pada Minggu, kemajuan memang telah tercapai dalam pembicaraan tersebut, namun pihak Israel belum memberi persetujuan final untuk melanjutkan kesepakatan gencatan senjata.
Beberapa laporan media pada malam sebelumnya mengklaim bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah setuju secara prinsip untuk melanjutkan pembicaraan mengenai gencatan senjata yang didorong oleh AS, dan sedang memikirkan cara untuk mengumumkannya ke publik.
Namun, pejabat AS tersebut menegaskan bahwa "kami belum sampai di sana."
Minggu lalu, utusan khusus AS, Amos Hochstein, menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Lebanon sudah dalam jangkauan sebelum melakukan kunjungan ke Israel untuk berdiskusi dengan pejabat setempat.
Perang antara Israel dan Hezbollah yang berlangsung sejak 23 September semakin memanas setelah serangan udara besar-besaran Israel di Lebanon.
Menurut militer Israel, serangan udara tersebut terutama ditujukan pada markas-markas Hezbollah di wilayah selatan dan timur Lebanon serta di selatan Beirut. Konflik ini menyebabkan lebih dari 2,3 juta orang terpaksa mengungsi, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Serangan terbaru Israel menyusul hampir satu tahun pertukaran tembakan lintas batas yang terbatas, yang dimulai oleh Hezbollah sebagai dukungan untuk Hamas, kelompok yang memiliki hubungan erat dengan Palestina. Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu Perang Gaza semakin memperburuk ketegangan di kawasan tersebut.
Sejak awal Oktober 2023, lebih dari 3.750 orang di Lebanon dilaporkan tewas akibat konflik ini, sebagian besar di antaranya sejak serangan besar Israel pada September.
Baca Juga: Hizbullah Tembakkan 170 Roket ke Israel Setelah Serangan Udara Mematikan di Beirut
Ketegangan yang terus meningkat membuat upaya gencatan senjata semakin penting, namun pihak Israel menegaskan bahwa mereka belum siap untuk membuat keputusan final mengenai langkah tersebut.
Berita Terkait
-
Hizbullah Tembakkan 170 Roket ke Israel Setelah Serangan Udara Mematikan di Beirut
-
Scott Bessent Ungkap Rencana Pemotongan Pajak Besar-besaran di Pemerintahan Donald Trump
-
1 dari 3 Remaja Yahudi Amerika Dukung Hamas, Ungkap Studi Israel
-
Tentara Lebanon Tewas, 18 Terluka dalam Serangan Terbaru Israel di Tyre
-
Rencana Kebijakan Kontroversial di Hari Pertama Menjabat, Trump Akan Pecat 15.000 Tentara Transgender?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting