Suara.com - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementrian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan judi online dan penipuan daring semakin marak terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Menurutnya, terdapat normalisasi dalam konteks judi online dan penipuan online, temuan ini sangat menarik karena dijadikan sumber mata pencaharian baru oleh sebagian orang.
"Saat ini kami melihat bahwa ada semacam normalisasi, dalam konteks judi online dan online scam menjadi bentuk mata pencaharian baru," kata Judha Nugraha dalam diskusi publik "Korupsi dan Kejahatan Siber" yang dipantau di Youtube AJI Indonesia, Jumat (13/12/2024).
Judha mengungkapkan bahwa saat ini terdapat warga negara yang secara sadar memilih bekerja di sektor judi online dan penipuan daring karena tergiur dengan gaji tinggi.
"Jadi saat ini, yang kami record, ada warga negara kita yang secara sadar ingin bekerja di sektor itu (judi online dan online scam), karena menjanjikan gaji tinggi," ungkap Judha.
Kasus tersbut kata Judha, tidak memenuhi unsur Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), penipuan, atau eksploitasi, karena para pekerja secara sadar memilih sektor tersebut dengan alasan penghasilan yang besar.
"Jadi tidak terpenuhi unsur-unsur TPPU, tidak ada penipuan di sana, tidak ada eksploitasi, yang bekerja memang memilih di sektor itu karena memang menjanjikan penghasilan yang besar," tegas Judha.
Tidak hanya soal normalisasi judol dan penipuan online, Judha juga mengungkapkan adanya kasus baru di Afrika Selatan, di mana tujuh WNI bekerja sebagai love scammer. Tiga di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia, namun sempat kembali lagi ke Johannesburg.
"3 dari 7 ini kita tangani dan pulangkan ke Indonesia, 3 di antaranya ini pernah bekerja di Laos dan Kamboja. Kita tangani kasusnya, kita pulangkan, dan kemudian berangkat kembali ke Johannesburg, itu kasus pertama," kata dia.
Baca Juga: Cek Fakta: Pemuda Pengangguran Sukses Berkat Main Judi Slot
Ia kemudian bicara soal kasus WNI berinisial YAP di Jepang yang merampok rumah lansia akibat kehabisan uang karena judi online.
"Nah, kemudian kasus kedua, inisial YAP, baru saja terjadi sebulan lalu, di Jepang, WNI melakukan perampokan di rumah lansia usia 81 tahun, kita sudah melakukan akses, bertemu di penjara dan motifnya karena yang bersangkutan kehabisan uang akibat judi online," ungkap Judha.
Judha menjelaskan bahwa YAP kehabisan uang setelah menghabiskan Rp 25 juta dan berutang Rp 9 juta untuk judi online, sehingga nekat merampok rumah lansia karena terdesak kebutuhan.
"Dia habis Rp 25 juta, ngutang Rp 9 juta, bingung buat makan engga ada, akhirnya gelap mata, kemudian dia ngerampok di rumah lansia," jelas Judha.
Terakhir, Judha menekankan bahwa judi online tidak hanya menjadi masalah di Indonesia, tetapi juga telah menjangkau WNI di luar negeri, sehingga diperlukan upaya bersama untuk mencari solusi.
"Jadi, ini menunjukkan bahwa kasus judi online bukan hanya di Indonesia, namun sudah merambah ke warga negara kita yang di luar negeri, itulah kita perlu duduk bersama seperti ini untuk mencari solusi," pungkasnya. (Moh Reynaldi Risahondua)
Berita Terkait
-
Usulkan Judol Jadi Extraordinary Crime, Fraksi PKB: Butuh UU dan Badan Khusus
-
Maraknya Judi Online di Indonesia: Mengapa Semakin Banyak Orang Tergoda?
-
Meutya Hafid Pecat 5 Pegawai di Tengah Kasus Judi Online Komdigi
-
900.000 Mahasiswa Kecanduan Judi Online, Pakar Keuangan dan Investasi Beri Analisanya
-
OJK Minta Anak Muda Paham Investasi Biar Tidak Judi
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN