Suara.com - Uni Eropa menegaskan tidak akan membiarkan negara lain mengancam atau menyerang batas wilayah kedaulatannya. Pernyataan tegas ini disampaikan Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, pada Rabu (20/1), sebagai respons atas komentar Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, terkait keinginannya mengambil alih Greenland.
Sebelumnya, Trump dalam pernyataannya pada Senin (6/1) menolak menutup kemungkinan tindakan militer atau ekonomi demi mencapai keinginannya menguasai pulau besar di Arktik tersebut, yang selama lebih dari 600 tahun menjadi bagian dari Denmark.
Tidak hanya Greenland, Trump juga menyebutkan ambisinya terhadap Terusan Panama.
Menanggapi hal tersebut, Barrot menegaskan bahwa Uni Eropa tidak akan gentar menghadapi ancaman semacam itu.
“Tidak ada alasan bagi Uni Eropa untuk membiarkan negara mana pun di dunia menyerang wilayah kedaulatannya, siapapun mereka,” ujarnya dalam wawancara dengan radio France Inter.
“Kami adalah benua yang kuat.” lanjutnya.
Barrot menambahkan bahwa meski kecil kemungkinan Amerika Serikat akan benar-benar menyerbu Greenland, komentar Trump mencerminkan agenda ekspansionis yang perlu diwaspadai.
“Jika Anda bertanya apakah saya pikir Amerika Serikat akan menyerang Greenland, jawabannya tidak. Tetapi, apakah kita telah memasuki era di mana hanya yang terkuat yang bertahan? Jawaban saya adalah ya,” ungkap Barrot.
Barrot menyerukan agar Uni Eropa tidak takut atau terlalu terintimidasi oleh retorika Trump. Sebaliknya, ia menekankan pentingnya bagi Eropa untuk memperkuat diri dalam menghadapi tantangan global di masa depan.
“Kita tidak boleh gentar, tetapi kita juga harus terbangun dan memperkuat diri,” katanya.
Baca Juga: Dari NATO Hingga Minyak, Deretan Klaim Kontroversial Trump Jelang Pelantikan
Pernyataan Barrot datang hanya dua minggu sebelum Trump resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari di Washington. Komentar Trump soal Greenland ini menambah daftar kebijakan kontroversialnya yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemimpin dunia.
Uni Eropa kini menghadapi tantangan untuk menjaga stabilitas di wilayahnya, di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan ambisi ekspansionis sejumlah negara besar.
Berita Terkait
-
Dari NATO Hingga Minyak, Deretan Klaim Kontroversial Trump Jelang Pelantikan
-
Trump Klaim Kanada di Peta Baru AS, Ancam Gunakan "Kekuatan Ekonomi"
-
Trump Ancam Tarif Tinggi ke Denmark Jika Halangi Greenland Gabung AS
-
Kontroversi Baru! Trump Usul Ubah Nama Teluk Meksiko, Jadi Apa?
-
"Bola Salju di Neraka": Respon Pedas Trudeau atas Rencana Trump Caplok Kanada
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Tragedi Tol Krapyak: Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Disopiri Sopir Cadangan
-
Menko Yusril Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Terbitkan PP Atur Penugasan Polisi di Jabatan Sipil
-
Kena OTT KPK, Kajari HSU Dicopot Jaksa Agung, Satu Anak Buahnya Kini Jadi Buronan
-
Pramono Anung Siapkan Insentif untuk Buruh di Tengah Pembahasan UMP 2026
-
Waka BGN Minta Maaf Usai Dadan Dianggap Tak Berempati: Terima Kasih Rakyat Sudah Mengingatkan
-
Ogah Berlarut-larut, Pramono Anung Targetkan Pembahasan UMP Jakarta 2026 Rampung Hari Ini
-
Blak-blakan Dino Patti Djalal Kritik Menlu Sugiono agar Kemlu Tak Raih Nilai Merah
-
Tragedi Maut di Exit Tol Krapyak Semarang: Bus Cahaya Trans Terguling, 15 Nyawa Melayang
-
Pesan Hari Ibu Nasional, Deteksi Dini Jadi Kunci Lindungi Kesehatan Perempuan
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera