Suara.com - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan pada Selasa (7/1) bahwa Washington akan menerapkan tarif lebih tinggi terhadap Denmark jika negara tersebut menghalangi Greenland untuk bergabung dengan AS.
“Kami memerlukan Greenland demi keamanan nasional. Banyak yang tidak menyadari apakah Denmark memiliki hak hukum atas wilayah tersebut. Namun, jika mereka memiliki hak, mereka harus menyerahkannya karena kami membutuhkannya untuk keamanan nasional dan dunia yang bebas,” ungkap Trump dalam konferensi pers di Mar-a-Lago, New York.
Trump menambahkan bahwa tidak ada pihak yang yakin bahwa Denmark memiliki hak atau kepentingan yang sah atas Greenland, dan dia berpendapat bahwa masyarakat Greenland mungkin lebih memilih untuk meraih kemerdekaan atau bergabung dengan AS.
Dia juga mengingatkan bahwa jika Denmark menghalangi hal tersebut, dia akan memberlakukan tarif yang sangat tinggi kepada negara itu.
Lebih lanjut, Trump menyatakan bahwa dia tidak mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer untuk menguasai Kanada, tetapi tidak dapat memberikan jaminan yang sama untuk Greenland dan Terusan Panama.
"Saya tidak bisa meyakinkan Anda soal itu; bila berbicara tentang Panama dan Greenland, tidak, saya tidak bisa. Namun, saya bisa katakan bahwa kami membutuhkannya untuk keamanan ekonomi," jelas Trump ketika ditanya tentang kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk mengambil alih wilayah tersebut.
Trump juga mencatat bahwa terkait Kanada, AS hanya akan menggunakan "kekuatan ekonomi."
Greenland merupakan koloni Denmark hingga tahun 1953 dan masih menjadi bagian dari kerajaan Denmark, namun sejak 2009, wilayah ini telah memperoleh status otonomi dengan kesempatan untuk mengelola urusan dalam negerinya sendiri dan memilih untuk merdeka.
Klaim pertama Trump mengenai pulau ini muncul pada 2019, saat dia menjabat sebagai presiden. Lima tahun kemudian, pada 2024, setelah memenangkan pemilihan presiden AS, Trump kembali menegaskan minatnya atas Greenland dengan menyebutnya sebagai "kebutuhan mutlak" bagi AS.
Baca Juga: AS Alihkan Rp1,5 Triliun Bantuan Militer dari Mesir ke Lebanon, untuk Apa?
Berita Terkait
-
Kontroversi Baru! Trump Usul Ubah Nama Teluk Meksiko, Jadi Apa?
-
"Bola Salju di Neraka": Respon Pedas Trudeau atas Rencana Trump Caplok Kanada
-
Masuk BRICS, Trump Bakal Ajak Perang Dagang Indonesia?
-
Begini Respon Pihak Kanada Usai Trump Tawarkan Jadi Negara Bagian ke-51 AS Usai Mundurnya Trudeau
-
AS Alihkan Rp1,5 Triliun Bantuan Militer dari Mesir ke Lebanon, untuk Apa?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Sidang Praperadilan Delpedro Marhaen: Hakim Tunda Putusan Hingga Pukul 2 Siang
-
Heboh WN Israel Punya KTP Cianjur, Dedi Mulyadi Cecar Sang Bupati
-
Komjak Ultimatum Kajari Jaksel: Eksekusi Silfester Matutina Sekarang, Jangan Tunda Lagi!
-
IPB Bahas Masa Depan Kawasan Puncak: Antara Lestari dan Laju Ekonomi
-
Rumah Digeledah, ASN Kemenaker RJ Dipanggil KPK: Ada Apa dengan Kasus RPTKA?
-
Rayakan HLN ke-80, PLN Wujudkan Akses Listrik Gratis bagi Warga Pra Sejahtera di Bali
-
Tok! Gugatan Praperadilan Khariq Anhar Ditolak PN Jaksel, Ini Alasan Hakim Sulistyo
-
Biar Talas dan Sagu Tak Dianggap Makanan Kelas Bawah, Mendagri Minta Daerah Gandeng Ahli Kuliner
-
Usut Kasus CSR, KPK Panggil Politikus Nasdem Rajiv
-
Johnson Panjaitan Wafat: Advokat HAM Pemberani, Mobil Ditembak, Kantor Digeruduk Nyali Tak Ciut