Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) tengah menggodok wacana meliburkan aktivitas sekolah selama satu bulan penuh pada Ramadan 2025. Wacana ini mencuat setelah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk efektivitas proses belajar mengajar selama bulan puasa, serta kebutuhan siswa dan guru untuk menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk.
Isu mengenai libur sekolah selama Ramadan menjadi perhatian publik seiring semakin dekatnya bulan suci tersebut. Kebijakan ini juga menggugah diskusi publik terkait masa depan pendidikan nasional. Kebijakan ini pernah diterapkan di era Presiden Abdurrahman Wahid, dan kini menuai beragam tanggapan.
Prof. Iskandar Nazari, Guru Besar Psikologi Pendidikan memberikan perspektifnya yang mana libur Ramadhan seharusnya dilihat sebagai peluang revolusioner untuk memperkuat dimensi ruhani peserta didik, yang saat ini terancam oleh dominasi teknologi dan rasionalitas semata.
"Ramadhan bukan sekadar jeda akademik, tetapi waktu emas untuk membentuk generasi dengan kesadaran spiritual yang mendalam. Di tengah era digital yang sering menciptakan krisis identitas, spiritualitas, dan lingkungan, pendidikan ruhani adalah solusi yang mendesak," ungkap pendiri Ruhiology Quotient Institute ini dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/1/2025).
Sebagai bulan penuh keberkahan, Ramadhan menyimpan potensi besar untuk menciptakan transformasi pendidikan nasional. Prof. Iskandar menegaskan pentingnya menjadikan bulan ini sebagai momentum mujahadah untuk memperkaya dimensi ruhani siswa dan pendidik.
"Selama 11 bulan, program sekolah dan madrasah lebih banyak berfokus pada pengembangan akal dan rasionalitas. Ramadhan, sebaliknya, dapat menjadi laboratorium spiritual untuk mendalami ibadah seperti salat, zikir, doa, tadarus Al-Qur'an, dan kegiatan sosial berbasis nilai-nilai spiritual," jelasnya.
Seperti apa yang pernah disampaikan oleh Menteri Agama RI Prof. Nasaruddin Umar, kata Dia, harusnya paradigma Guru mengajar tidak hanya menggunakan Rasio saja namun yang tak kalah penting harus dengan Rasa "segala sesuatu yang keluar daripada lubuk hati yg paling dalam itulah nanti yang akan mendarat di dalam lubuk hati sang murid".
"Seorang guru tidak boleh memberi materi ilmu sebelum melakukan pembathinan, artinya melalui mempersiapkan tahapan bahan pelajaran hingga melakukan amalan ritual ibadah melalui salat, doa dan zikir, sehingga guru dapat menjiwai dan meraih keberkahan dan akan lahir generasi emas yang berkesadaran" konsep ini sangat selaras dengan momentum Ramadhan waktu yang tepat untuk mengisi kembali baterai spiritual," jelasnya.
"Dengan mendalami praktik ibadah, peserta didik tidak hanya mengasah kesadaran ruhani, tetapi juga memperkuat karakter mereka sebagai makhluk spiritual yang memuliakan kemanusiaan," tambahnya.
Baca Juga: Kapan Terakhir Bayar Utang Puasa Qadha Ramadhan? Jangan sampai Terlewat!
Kemajuan teknologi membawa dampak positif sekaligus tantangan besar. Dosen UIN STS Jambi ini juga menyoroti bahwa media sosial kini kerap menjadi panggung perilaku menyimpang, mulai dari penyalahgunaan narkoba, korupsi, hingga bullying dan ekshibisionisme digital. Krisis spiritualitas yang meluas mencerminkan kelemahan sistem pendidikan yang terlalu menekankan aspek intelektual, namun mengabaikan dimensi ruhani.
"Ketika pendidikan hanya berfokus pada kecerdasan intelektual, kita kehilangan makna hidup. Nilai-nilai luhur terkikis, meninggalkan generasi yang rapuh secara moral dan spiritual," jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, Prof. Iskandar mengajak pemerintah, institusi pendidikan, orang tua, dan masyarakat untuk berkolaborasi merealisasikan wacana libur Ramadhan. Ia berharap Kementerian Agama RI dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI dapat merancang strategi pendidikan yang mengintegrasikan pendekatan formal dan informal selama bulan suci ini.
"Ini bukan sekadar jeda akademik, melainkan momentum transformasi pendidikan menuju peradaban yang lebih luhur," tutupnya.
Namun, jika kebijakan libur penuh tidak diberlakukan, Prof. Iskandar menyarankan sekolah dan madrasah memperbanyak program pendidikan ruhani selama Ramadhan.
"Dengan begitu, bulan suci ini tetap menjadi momen strategis untuk memperkuat fondasi spiritual generasi emas Indonesia," tukasnya.
Berita Terkait
-
Kapan Terakhir Bayar Utang Puasa Qadha Ramadhan? Jangan sampai Terlewat!
-
Kapan Puasa Ramadhan 2025? Ini Tanggal 1 Ramadhan 1446 Hijriah Versi Muhammadiyah
-
Teks Arab dan Latin Sholawat Rajab Sya'ban Ramadhan, Lengkap dengan Artinya
-
5 Pemain Timnas Indonesia Korban Shin Tae-yong, Ditolak hingga Ditendang
-
Apakah Benar Sekolah Libur 1 Bulan Selama Puasa 2025?
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!
-
10 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka dalam Kasus Mobil Berstiker BGN Tabrak Siswa SD Cilincing