Suara.com - Gencatan senjata yang baru saja disepakati antara Israel dan Hamas tidak hanya menjadi sorotan dunia, tetapi juga menimbulkan perdebatan politik di Amerika Serikat. Presiden Joe Biden dan Donald Trump saling mengklaim peran penting dalam tercapainya kesepakatan ini, meski latar belakang diplomasi yang mengarah pada kesepakatan tersebut berlangsung jauh sebelum perundingan final.
Saat ditanya siapa yang layak mendapat pujian atas tercapainya gencatan senjata ini, Biden dengan tegas merespons, "Apakah itu lelucon?". Ia menolak memberikan kredit kepada Trump, meskipun mantan presiden itu sebelumnya telah mengklaim hampir seluruh kredit untuk perjanjian tersebut melalui sebuah pernyataan di media sosial.
Faktanya, isi kesepakatan saat ini hampir identik dengan proposal Biden yang diajukan pada Mei tahun lalu. Namun, peta geopolitik Timur Tengah telah berubah drastis sejak saat itu. Pengaruh Iran di kawasan telah melemah, Hamas dan Hezbollah mengalami kerugian besar, serta rezim Assad di Suriah jatuh.
Menurut Biden, kondisi ini tercipta berkat dukungan Amerika terhadap Israel, yang memungkinkan negara itu memperlemah Hamas dan sekutunya.
"Dukungan kami membuat Israel mampu bertahan dan melancarkan serangan balik, menciptakan kondisi yang memungkinkan tercapainya kesepakatan ini," ujar Biden.
Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa Trump memainkan peran penting dalam dinamika kesepakatan ini. Gaya diplomasi Trump yang tak terduga menciptakan tekanan pada berbagai pihak, mulai dari Qatar, Mesir, hingga Iran.
Pernyataannya yang mengancam akan terjadi “kekacauan besar” jika para sandera tidak dibebaskan sebelum ia resmi menjabat kembali menarik perhatian semua pihak.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun turut terpengaruh oleh ketidakpastian ini. Netanyahu yang sangat menginginkan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi melalui kelanjutan Kesepakatan Abraham, membutuhkan Trump sebagai perantara untuk menyelesaikan perjanjian tersebut. Meski ia tahu Biden selalu berada di pihaknya, Netanyahu harus menari mengikuti irama Trump demi mewujudkan kesepakatan regional yang ia dambakan.
Diplomasi lintas pemerintahan antara tim Biden yang akan keluar dan tim Trump yang akan masuk menjadi kunci utama kesuksesan kesepakatan ini. Meski kedua belah pihak saling bersaing untuk mendapatkan kredit, tidak dapat disangkal bahwa kerja sama mereka pada momen ini merupakan faktor krusial dalam tercapainya kesepakatan tersebut.
Baca Juga: Gencatan Senjata Israel dan Hamas Akan Dimulai Pekan Depan
Kini, dunia menunggu implementasi perjanjian ini di lapangan, berharap gencatan senjata ini benar-benar membawa perdamaian yang bertahan lama. Meski kredit atas kesepakatan ini masih diperebutkan, satu hal yang pasti, perdamaian di Gaza adalah tujuan utama yang lebih besar dari sekadar klaim politik.
Berita Terkait
-
Gencatan Senjata Israel dan Hamas Akan Dimulai Pekan Depan
-
Kesepakatan Damai Gaza Semakin Dekat, AS Optimis Tuntaskan Pekan Ini
-
Setelah Gencatan Senjata, Akankah Bantuan Benar-benar Sampai ke Warga Gaza? PBB Ungkap Keraguan
-
PBB Siap Kirim Bantuan Besar-besaran ke Gaza, Gencatan Senjata Segera Tercapai?
-
Gencatan Senjata: Tentara Israel Mundur dari Gaza Akhir Pekan Ini?
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU