Suara.com - Posisi hilal di kota Makassar, Sulawesi Selatan tidak terlihat. Namun, dinyatakan sudah memenuhi kriteria yang diterapkan MABIMS atau kesepakatan antara Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Hal tersebut terlihat pada Rakyatul Hilal penentuan 1 Ramadan 1446 H yang diamati dari area parkir Apartement Center Poin of Indonesia (CPI), Jumat, 28 Februari 2025.
Dari hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, matahari di kota Makassar tenggelam pada 18.21 wita, dan bulan terbenam pada 18.37 wita.
Azimut matahari berada di posisi 262°016'13" yang dihitung dari utara ke selatan, dan azimut bulan terletak di 263°38'59" dihitung dari utara ke selatan.
Sehingga, posisi hilal ada di 1°33' sebelah utara matahari dan lama hilal di atas ufuk hanya 16 menit.
"Sampai hari ini belum terpenuhi. Terhalangi," ujar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulsel, Ali Yafid.
Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Geofisika Kantor BMKG wilayah IV Makassar Jamroni mengatakan, walau hilal tidak terlihat, kriteria 1 Ramadan 1446 H sudah terpenuhi.
Ia mengatakan, posisi hilal sudah memenuhi syarat di atas ufuk, namun sudut elongasinya cukup rendah di bawah 6,4° sesuai ketentuan.
"Mudah-mudahan di Aceh bisa lihat, karena kalau di Makassar memang tidak bisa terlihat," sebutnya.
Baca Juga: Hanya Punya Waktu 18 Menit, Hilal Berpotensi Tidak Terlihat di Makassar
Ketua Badan Hisab Provinsi Sulsel Abbas Padil menambahkan secara hisab, 1 Ramadan 1446 Hijriah sudah bisa ditetapkan Sabtu, 1 Maret 2025.
Walau demikian, ia meminta agar masyarakat tetap menunggu hasil Sidang Isbat oleh Kementerian Agama.
"Sudah memenuhi syarat walau hilal cukup sulit terlihat karena kondisi awan di wilayah Makassar yang sangat tebal di sore hari," ujarnya.
Proses rukyat hilal oleh BMKG Makassar menggunakan dua teleskop atau teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.
Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya hilal direkam oleh detektor pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk Barat.
Dengan teknologi informasi ini, data tersebut langsung dikirim ke server BMKG Pusat, kemudian disimpan dan disebarluaskan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
Terkini
-
91 Orang Kembali Dievakuasi dari Zona Merah Kontaminasi Cesium-137 Cikande
-
Pelaku Curanmor Nyamar Jadi Ojol, Diciduk Polisi Pas Lagi Asyik Bercumbu Sama Kekasih
-
Pastikan Transparansi Pemilu di Myanmar, Prabowo Dorong ASEAN Ambil Langkah Berani Ini
-
Harga Serba Naik, Tarif Transjakarta Ikut Naik? Ini Alasan Pemprov DKI!
-
BPJS Watch Soroti Pansel Dewas: Tanpa Aturan Jelas, Jabatan DJSN Banyak yang Incar!
-
PVRI: Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tanda Kembalinya Bayang-Bayang Orde Baru?
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas