Suara.com - Seorang reporter TV yang mendukung Vladimir Putin tewas setelah dia diledakkan oleh ranjau darat saat melapor di dekat perbatasan Rusia-Ukraina.
Reporter TV bernama Anna Prokofieva berusia 35 tahun, tewas setelah kendaraan yang ditumpangi dirinya dan kameramennya menabrak ranjau darat di wilayah Belgorod, Rusia.
Anna merupakan koresponden perang untuk jaringan TV milik pemerintah Rusia, Channel One yang dikenal sebagai media propaganda Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dikutip dari NY Post, pada Rabu (26/03/2025), Anna dilaporkan meninggal tunia setelah ranjau darat yang ditanam oleh militer Ukraina meledak menimpanya.
"Anna meninggal dunia saat menjalankan tugas profesionalnya," tulis pernyataan Channel One dalam situs web resminya, dikutip Sabtu (29/03/2025).
Sementara, sang kameramen, Dmitry Volkov mengalami luka parah saat terkena ledakan ranjau di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina itu.
Adapun, wilayah tersebut merupakan wilayah yang kerap kali menjadi sasaran serangan pesawat tanpa awak dan penembakan pasukan Ukraina.
Anna sendiri telah bekerja meliput perang di Ukraina untuk media pro Putin sejak 2023.
Kala itu, Anna kerap membagikan foto-foto yang dianggap glamor dengan seragam militer atau pakaian kasual berpose di samping tentara atau kendaraan militer.
Baca Juga: Serangan Drone Rusia Hantam Kampung Halaman Zelenskiy Usai Negosiasi Damai
Dalam pakaiannya, Anna juga sering menampilkan huruf besar Z yang menjadi simbol invasi Putin ke Ukraina.
Dalam postingan terbarunya di hari Selasa (25/03/2025), Anna terlihat duduk di hutan mengenakan seragam militer dan kamera yang dipasang di kepalanya.
Pada tanggal 8 Maret lalu, Anna juga sempat mengunggah foto dirinya berpose di ruang bawah tanah sambil mengucapkan selamat Hari Perempuan Internasional kepada para pengikutnya.
Anna dikenal sebagai pendukung fanatik perang, bahkan tiga hari setelah invasi Rusia, ia menggunakan media sosialnya untuk mengekspresikan pengabdiannya pada perjuangan tersebut.
"Hari ini saya ingin mengatakan: apa pun yang terjadi, saya akan selalu mendukung rakyat kita. Anda boleh menghina, membenci, berhenti berlangganan, mengutuk. Saya tidak peduli!!! Saya orang Rusia, saya patriot, saya mencintai negara saya dan saya selalu mendukung Angkatan Bersenjata kita," tulis Anna dalam postingannya.
Seperti diketahui, Anna Prokofieva adalah koresponden perang berusia 35 tahun untuk Channel One Rusia.
Ia meraih gelar jurnalisme dari People’s Friendship University of Russia (RUDN) dan fasih berbahasa Spanyol.
Sebelum bergabung dengan Channel One, ia bekerja untuk divisi bahasa Spanyol Sputnik dari tahun 2020 hingga 2022.
Ia mengelola blog Telegram yang berfokus pada upaya bantuan kemanusiaan dan kemudian menjadi reporter garis depan.
Anna telah mendokumentasikan operasi militer Rusia, dan sering kali bekerja bersama pasukan dan membuat laporan dari daerah berisiko tinggi.
Laporan menunjukkan bahwa dia sebelumnya telah diserang beberapa kali dan meliput operasi pembersihan ranjau di daerah yang baru saja direbut.
Perbatasan Rusia-Ukraina: Sejarah, Konflik, dan Dampaknya
1. Sejarah Perbatasan Rusia-Ukraina
Perbatasan antara Rusia dan Ukraina memiliki sejarah panjang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor politik dan budaya.
Sebelum Uni Soviet bubar pada tahun 1991, Rusia dan Ukraina adalah bagian dari satu negara yang sama.
Setelah kemerdekaan Ukraina, perbatasan kedua negara ditetapkan berdasarkan garis administratif era Soviet.
Meskipun perbatasan ini diakui secara internasional, hubungan antara Rusia dan Ukraina kerap diwarnai ketegangan.
Ketegangan ini semakin meningkat sejak aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 dan perang di Donbas yang melibatkan separatis pro-Rusia.
2. Wilayah-Wilayah Strategis di Perbatasan
Perbatasan Rusia-Ukraina membentang sepanjang sekitar 2.295 km, melintasi berbagai wilayah strategis.
Beberapa titik penting di sepanjang perbatasan ini meliputi:
- Belgorod (Rusia) – Kharkiv (Ukraina): Salah satu jalur utama perdagangan dan mobilitas penduduk sebelum perang.
- Rostov (Rusia) – Luhansk dan Donetsk (Ukraina): Wilayah ini menjadi titik konflik sejak separatis pro-Rusia mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 2014.
- Krasnodar (Rusia) – Krimea (Ukraina, dianeksasi Rusia): Setelah aneksasi Krimea, Rusia membangun Jembatan Kerch untuk menghubungkan wilayah ini dengan daratan utama Rusia.
3. Konflik di Perbatasan Rusia-Ukraina
Ketegangan di perbatasan meningkat drastis sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Konflik ini menyebabkan:
- Militerisasi perbatasan: Rusia mengerahkan pasukan besar di wilayah perbatasan, sementara Ukraina memperkuat pertahanan di area yang berbatasan langsung dengan Rusia.
- Serangan lintas batas: Kota-kota di dekat perbatasan, seperti Belgorod di Rusia dan Kharkiv di Ukraina, sering menjadi sasaran serangan rudal dan artileri.
- Eksodus penduduk: Ribuan warga sipil di kedua sisi perbatasan terpaksa mengungsi akibat pertempuran yang berlangsung.
4. Dampak Perbatasan yang Tidak Stabil
Konflik yang terus berlangsung di perbatasan Rusia-Ukraina berdampak luas, di antaranya:
- Dampak kemanusiaan: Ribuan orang tewas dan jutaan warga Ukraina mengungsi ke negara-negara lain.
- Gangguan ekonomi: Jalur perdagangan antara kedua negara terganggu, mempengaruhi ekspor gas, gandum, dan barang-barang strategis lainnya.
- Perubahan geopolitik: Konflik ini menyebabkan ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, dengan NATO dan Uni Eropa semakin memperkuat dukungan mereka terhadap Ukraina.
5. Masa Depan Perbatasan Rusia-Ukraina
Masa depan perbatasan ini sangat bergantung pada perkembangan konflik yang sedang berlangsung. Beberapa skenario yang mungkin terjadi antara lain:
- Perundingan damai: Jika Rusia dan Ukraina mencapai kesepakatan diplomatik, perbatasan mungkin akan diatur ulang berdasarkan hasil negosiasi.
- Konflik berkepanjangan: Jika perang berlanjut, ketegangan di perbatasan akan tetap tinggi dengan kemungkinan serangan dan pendudukan wilayah tertentu.
- Intervensi internasional: Negara-negara Barat dan organisasi internasional seperti PBB mungkin memainkan peran lebih besar dalam mengatur perbatasan dan mengurangi konflik.
Kontributor : Maliana
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Heboh Rocky Gerung Plesetkan Lirik "Anak Sekecil itu Disuruh jadi Wapres", Iwan Fals Panik: Cukup!
-
Dana Publik Terancam? KPK Selidiki Dugaan Mark-Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, DPR Mendukung
-
Said Didu ke Prabowo: Ciut Bentuk Komite Reformasi Polri Usai Ketemu Jokowi?
-
Mahfud Ragu Luhut Terlibat Dugaan Korupsi Whoosh: Dia Masuk Saat Barang Sudah Busuk
-
Geger Utang Whoosh, Mahfud MD: 1000 Persen Setuju Jokowi, Tapi Usut Tuntas Dugaan Mark Up
-
Sandra Dewi Cabut Gugatan: Awalnya Ngotot, Kini Pasrah Barang-barang Disita Kejagung, Mengapa?
-
Geger Utang Whoosh, Bunga Pinjaman China Disebut 20 Kali Lipat Lebih Ganas dari Jepang
-
Luhut Sebut Whoosh 'Busuk' Sejak Awal, Said Didu Heran: Kenapa Kebusukan Itu Tidak Dihentikan?
-
Akhir Pelarian Dugi Telenggen Anggota OPM Penembak Brigpol Joan, Ditangkap saat Asyik Main HP
-
Kekerasan hingga Penipuan Daring, KemenPPPA Soroti Kerentanan Perempuan di Dunia Nyata dan Digital