- Proyek Kereta Cepat Whoosh diindikasikan mengalami masalah keuangan, menurut Pengamat Ekonomi Anthony Budiawan
- Meski nilai investasi awal lebih rendah, pinjaman dari China memiliki bunga 2,0%, atau 20 kali lebih tinggi dari tawaran Jepang yang hanya 0,1%
- Jika biaya bunga selama 10 tahun dihitung, total biaya proyek dari Jepang menjadi jauh lebih murah (bunga USD 46 juta) dibandingkan China (bunga USD 825 juta)
Suara.com - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh kini diterpa isu masalah keuangan yang serius. Seorang pengamat ekonomi mengungkap fakta mengejutkan bahwa pinjaman dari China untuk proyek strategis nasional ini ternyata jauh lebih mahal dibandingkan tawaran awal dari Jepang, terutama jika komponen bunga dihitung.
Pengamat Ekonomi, Anthony Budiawan, menyatakan bahwa indikasi masalah keuangan sudah terlihat dari struktur pembiayaan proyek itu sendiri. Menurutnya, jika proyek ini sehat secara finansial, PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) seharusnya mampu membiayainya secara mandiri.
“Kalau dia tidak bermasalah, maka ini bisa dibiayai KCIC," ujar Anthony Budiawan dikutip dari tayangan program Rakyat Bersuara di iNews, baru-baru ini.
Jebakan Bunga di Balik Angka Investasi Rendah
Anthony membeberkan perbandingan rinci antara proposal yang diajukan Jepang dan China. Awalnya, China terlihat lebih menarik karena menawarkan nilai investasi yang lebih rendah, yaitu USD 5,5 miliar, dibandingkan Jepang yang mengajukan USD 6,2 miliar. Angka inilah yang menjadi salah satu alasan pemerintah beralih ke China.
"Nah, katanya dipilih. Tapi, kita lihat pembiayaan sekitar 75 persen. Dua-duanya mengatakan 75 persen," ucapnya.
Namun, di balik angka investasi yang lebih rendah itu, terdapat perbedaan suku bunga yang sangat drastis. Jepang hanya menawarkan bunga sebesar 0,1 persen per tahun, sementara China mematok bunga 20 kali lipat lebih tinggi, yakni 2,0 persen.
"Dengan bunga per tahun 0,1 persen dan China 2,0 atau 2 persen. Kalau kita bicara 20 kali lipat. China lebih mahal. Artinya, dalam setahun (bunga Jepang) USD 4,65 juta. China 20 kali lipat yaitu USD 82,5 juta. Bunga dalam 10 tahun 46 juta untuk Jepang dan 825 juta untuk China," sambungnya.
Menurut Anthony, komponen bunga yang sangat besar ini seharusnya dihitung sebagai bagian dari total biaya proyek. Ia menegaskan bahwa dalam evaluasi proyek manapun, bunga pinjaman harus diperhitungkan karena merupakan kewajiban yang harus dibayar.
Baca Juga: Luhut Sebut Whoosh 'Busuk' Sejak Awal, Said Didu Heran: Kenapa Kebusukan Itu Tidak Dihentikan?
"Karena bunga harus dibayar dan kita fix bunga dibayar 10 tahun tetap. Karena kita grace period. Tidak bayar cicilan. Jadi mudah sekali untuk dihitung. Jadi kalau kita bilang biaya proyek plus bunga 10 tahun, maka Jepang lebih murah," ujarnya.
Berita Terkait
-
Luhut Sebut Whoosh 'Busuk' Sejak Awal, Said Didu Heran: Kenapa Kebusukan Itu Tidak Dihentikan?
-
Bukan Cari Cuan, Jokowi Beberkan Alasan Bangun Whoosh Meski Diterpa Isu Korupsi
-
Penyelidikan Perkara Whoosh Masih Fokus Cari Tindak Pidana, KPK Enggan Bahas Calon Tersangka
-
Jokowi Jawab Utang Whoosh di Tengah Isu Korupsi: Ini Bukan Cari Laba
-
Dugaan Mark Up Whoosh Naik Sidik: KPK Bicara Peluang Periksa Luhut, Ini yang Bakal Digali
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku