Suara.com - Nama Presiden kelima RI Joko Widodo atau Jokowi menjadi kembali menuai sorotan. Kali ini bukan soal ijazah palsu, tapi namanya disebut-sebut akan diusulkan menjadi kandidat calon ketua umum PPP.
Merespons hal itu, pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai justru sangat aneh jika Jokowi dipaksakan memimpin PPP.
Menurut dia, secara ideologi, Jokowi sangat berbeda dengan PPP yang cenderung religius.
"Sosok Jokowi juga tidak sejalan dengan ideologi PPP. Jokowi cenderung nasionalis, sementara PPP ideologinya religius," kata Jamiluddin kepada Suara.com, Jumat (30/5/2025).
"Jadi aneh, kalau PPP memaksakan diri mencalonkan Jokowi jadi ketum," sambungnya.
Ia mengatakan, kader internal PPP tentunya akan menolak Jokowi dengan alasan ideologi tersebut.
"Internal PPP yang masih konsisten dengan ideologisnya tentu akan menolak bila Jokowi menjadi ketum PPP," katanya.
Selain itu, nilai jual Jokowi di internal Islam juga tidak besar. Pendukung Jokowi lebih berbasis nasionalis.
"Karena itu, kalau pun Jokowi jadi ketum PPP, tidak otomatis akan mendongkrak PPP. Sebab, kalangan nasionalis cenderung memilih partai yang nasionalis juga," ujarnya.
Baca Juga: Bukan Tokoh Kaleng-kaleng, Mahkamah Partai Ngarep Ini usai Jokowi Diusulkan Maju Caketum PPP
Lebih lanjut, Jamiluddin menilai, jika pamor Jokowi sudah meredup.
"Selain itu, pamor Jokowi juga sudah diambang redup. Karena itu, memilih Jokowi jadi ketum justru akan membebani PPP," katanya.
Sebelumnya, Ketua Mahkamah Partai PPP, Ade Irfan Pulungan, menilai jika Presiden kelima RI Jokowi tak akan punya masalah ideologi jika jadi ketua umum PPP.
Ia menyebut jika Jokowi jangan diragukan ideologinya soal keislamannya, lantaran disebut dekat dengan ulama.
"Saya bisa menyampaikan Pak Jokowi itu sangat dekat dengan ulama. Pak Jokowi itu secara faktanya sangat dekat dengan tokoh-tokoh umat," kata Ade kepada Suara.com, Jumat (30/5/2025).
Ia mengatakan, hal itu dibuktikan dengan dipilihnya Maruf Amin sebagai Wakil Presidennya pada periode ke dua kepemimpinannya.
Berita Terkait
-
Bukan Tokoh Kaleng-kaleng, Mahkamah Partai Ngarep Ini usai Jokowi Diusulkan Maju Caketum PPP
-
Nama Jokowi Masuk Bursa Caketum PPP, Ade Irfan: Dia Hari Ini Tak Berpartai
-
Dudung Tolak Jadi Caketum PPP, Usman Tokan: Muktamar Makin Seru
-
Wajah Jokowi Terlihat Kusam dan Penuh Flek, Tanda Stres Berat, atau Perawatan?
-
Rismon Sianipar: Kirim Skripsi Jokowi ke Singapura, Kasus Ijazah Palsu Tuntas Sehari!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf