Suara.com - Gempa bumi tektonik dengan Magnitudo 4,1 mengguncang Nias Utara, Sumatera Utara, pada Rabu pagi (11/6/2025) pukul 05:28:46 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gempa ini merupakan dampak dari aktivitas Megathrust. Meskipun relatif dangkal, insiden ini kembali mengingatkan akan potensi ancaman gempa besar dari zona subduksi di lepas pantai Sumatera.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (BBMKG) Wilayah I, Hendro Nugroho, di Medan, menjelaskan bahwa episenter gempa Nias Utara terletak pada koordinat 1,26 derajat Lintang Utara (LU) dan 97,14 derajat Bujur Timur (BT). Lokasinya berada di laut, tepatnya pada jarak 31 km barat daya Nias Utara, dengan kedalaman 25 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter yang relatif dangkal ini, BMKG mengklasifikasikan gempa bumi yang terjadi sebagai jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Megathrust.
Berdasarkan laporan dari masyarakat, guncangan gempa dirasakan di daerah Nias Utara dengan skala intensitas III MMI. Skala ini menunjukkan getaran dirasakan nyata di dalam rumah, menyerupai getaran yang disebabkan oleh truk yang melintas. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan signifikan sebagai dampak langsung dari gempa bumi tersebut. BMKG juga mengonfirmasi bahwa hingga pukul 05:47 WIB, tidak ada kejadian gempa bumi susulan yang tercatat.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penting untuk selalu memastikan bahwa informasi resmi hanya bersumber dari BMKG melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi, seperti situs web https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id.
Insiden gempa Nias Utara yang dipicu aktivitas Megathrust ini menjadi pengingat penting untuk memahami lebih jauh apa itu gempa Megathrust dan mengapa ia menjadi perhatian utama bagi Indonesia, khususnya wilayah Sumatera dan Jawa.
Apa Itu Gempa Megathrust? Gempa Megathrust adalah jenis gempa bumi raksasa yang terjadi di zona subduksi, yaitu area di mana satu lempeng tektonik bergerak menunjam ke bawah lempeng tektonik lainnya. Di Indonesia, fenomena ini sangat relevan karena negara kita terletak di pertemuan tiga lempeng besar: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Di lepas pantai barat Sumatera dan selatan Jawa, Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Zona penunjaman inilah yang dikenal sebagai zona Megathrust.
Ketika dua lempeng ini bertumbukan, tidak selalu terjadi pergerakan yang mulus. Seringkali, ada bagian dari lempeng yang terkunci satu sama lain, menyebabkan akumulasi energi tegangan selama bertahun-tahun, bahkan berabad-abad. Ketika tegangan ini mencapai batasnya dan kunci tersebut patah, energi yang tersimpan dilepaskan secara tiba-tiba dalam bentuk gempa bumi yang sangat besar, seringkali dengan magnitudo 8,0 atau lebih. Karena area kontak antar lempeng yang sangat luas, gempa yang dihasilkan juga memiliki area patahan yang sangat besar, sehingga disebut "Megathrust" (dorongan raksasa).
Potensi Tsunami: Salah satu karakteristik paling berbahaya dari gempa Megathrust adalah potensi besar terjadinya tsunami. Karena gempa ini terjadi di bawah laut dan melibatkan pergerakan vertikal dasar laut dalam skala besar, air laut di atasnya dapat terangkat atau turun secara drastis, memicu gelombang tsunami yang merambat dengan kecepatan tinggi ke arah daratan. Contoh paling nyata adalah gempa dan tsunami Aceh tahun 2004, yang dipicu oleh gempa Megathrust di Samudera Hindia.
Zona Megathrust di Indonesia: Indonesia memiliki beberapa zona Megathrust aktif, di antaranya:
Baca Juga: Kuasai Lahan BMKG, Polisi Ungkap Ormas GRIB Jaya Sewakan Buat Pecel Lele hingga Hewan Kurban
- Megathrust Sumatera: Membentang di lepas pantai barat Sumatera, dari Aceh hingga selatan Jawa. Zona ini sangat aktif dan telah menghasilkan beberapa gempa besar, termasuk gempa Aceh 2004, Nias 2005, dan Mentawai 2010.
 - Megathrust Jawa: Berada di selatan Jawa, membentang dari Banten hingga Jawa Timur dan Bali. Zona ini juga memiliki potensi gempa besar yang dapat memicu tsunami di pantai selatan Jawa.
 - Megathrust di Wilayah Lain: Beberapa zona Megathrust lainnya juga ada di bagian timur Indonesia, seperti di lepas pantai Sulawesi Utara dan Papua.
 - Mitigasi dan Kesiapsiagaan: Meskipun gempa Megathrust tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi secara pasti, pemahaman akan potensi ancaman ini sangat penting untuk mitigasi dan kesiapsiagaan. BMKG secara terus-menerus memantau aktivitas seismik di zona-zona Megathrust. Sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS) juga telah dikembangkan untuk memberikan informasi secepat mungkin jika gempa berpotensi menimbulkan tsunami.
 
Berita Terkait
- 
            
              Premanisme Berkedok Ormas: GRIB Jaya Caplok Lahan BMKG
 - 
            
              Korban Gempa Bumi di Bengkulu Dapatkan Kebutuhan Dasar dan Obat-obatan
 - 
            
              Indahnya Langit Biru Jakarta
 - 
            
              Lahan BMKG Dikuasai Anak Buah Hercules, Komisi III DPR: Pengurusnya Harus Ditangkap dan Dipidana
 - 
            
              Kuasai Lahan BMKG, Polisi Ungkap Ormas GRIB Jaya Sewakan Buat Pecel Lele hingga Hewan Kurban
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Said Abdullah PDIP Anggap Projo Merapat ke Prabowo Strategi Politik Biasa, Ada 'Boncengan' Gibran?
 - 
            
              7 Fakta Gubernur Riau Abdul Wahid Kena OTT KPK, Harta Cuma Rp4,8 Miliar
 - 
            
              Menerka Siasat Budi Arie: Projo 'Buang' Muka Jokowi, Merapat ke Prabowo Demi Nikmat Kekuasaan?
 - 
            
              Ancaman Banjir di Depan Mata, Begini Kesiapan Pemprov DKI Hadapi Cuaca Ekstrem hingga Februari 2026
 - 
            
              Budi Arie Pilih Merapat ke Gerindra, Refly Harun: Tak Ada Lawan dan Kawan Abadi, Hanya Kepentingan!
 - 
            
              Tinjau Tanggul Baswedan yang Ambruk, Pramono Janji Buatkan Baru Dengan Tinggi 40 Meter
 - 
            
              Tiba di Stasiun Manggarai, Prabowo Jajal KRL Baru dari China dan Tinjau Kereta Khusus Petani
 - 
            
              Heboh Projo Gabung ke Gerindra, Hensa Curiga Settingan Jokowi Langgengkan 2 Periode Prabowo-Gibran
 - 
            
              Penipuan Digital Makin Marak, Pakar Siber Beberkan Ciri Pelaku dan Cara Aman Hindarinya
 - 
            
              BGN Tegaskan Pentingnya Ompreng Stainless Steel 304 Asli di Program MBG Setelah Kasus Pemalsuan