Suara.com - Prediksi lama Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun kembali jadi sorotan setelah Iran benar-benar diserang oleh Israel dan Amerika Serikat.
Konflik yang meletus di Timur Tengah pada Juni 2025 ini seolah membuktikan pernyataan Cak Nun yang diucapkan lebih dari satu dekade lalu.
Akun X (Twitter) @6undul0h mengunggah ulang potongan wawancara Cak Nun pada 2012.
Dalam video, budayawan asal Jombang itu memprediksi bahwa Iran akan diserang oleh dua kekuatan besar, Israel dan Amerika Serikat.
"(Tahun) 2012 Cak Nun sudah memprediksi bahwa suatu hari Iran akan diserang Israel dan Amerika. Prediksi itu terbukti benar, bermula ketika Israel menyerang Iran," tulis akun tersebut.
"Setelah digempur, Israel mulai membuat propaganda agar dunia mengutuk Iran atas isu nuklir, dan merengek kepada Amerika untuk dibantu," lanjutnya.
Dalam pernyataannya kala itu, Cak Nun menyoroti skenario provokasi yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga psikologis dan spiritual.
"Jadi tingkat provokasinya dari adu domba fisik sampai psikologi dan batin. Dan ini serius," ungkap Cak Nun.
"Suatu hari Iran akan diserang oleh Israel dan Amerika. Dan nanti Arab Saudi dipastikan akan membela Israel," lanjutnya.
Baca Juga: Ustaz Felix Siauw Ungkap Amerika Sumber Kekuatan Israel, Hentikan Dukungan Maka Konflik Selesai!
Cak Nun lantas melemparkan pertanyaan terkait keberpihakan Indonesia.
"Pertanyaannya untuk Indonesia, Indonesia bela mana? Bela Iran atau bela Israel?" tanya Cak Nun.
"Kita pasti keras kepala sendiri. Separuh bela Iran, separuh bela Israel, atau nggak bela siapa-siapa, karena nggak ngerti," tutupnya.
Kini, kata-kata Cak Nun menjadi kenyataan. Iran benar-benar diserang Israel setelah terlibat perang dengan Israel dalam beberapa hari terakhir.
Pada Sabtu malam, 21 Juni 2025, Amerika Serikat resmi meluncurkan serangan besar-besaran ke sejumlah fasilitas nuklir utama di Iran.
Serangan ini menyusul rangkaian serangan Israel yang telah berlangsung sejak awal bulan.
Tiga situs utama menjadi target serangan AS, yakni Fordo, Natanz dan Isfahan.
Fordo adalah fasilitas pengayaan uranium yang dibangun jauh di bawah pegunungan.
Natanz merupakan situs pengayaan uranium terbesar di Iran, sementara Isfahan adalah salah satu pusat nuklir penting mereka.
Dalam pernyataan resminya, Presiden Donald Trump menyebut operasi tersebut sebagai "sangat sukses."
Trump juga mengklaim bahwa seluruh fasilitas nuklir yang diserang telah sepenuhnya dilenyapkan.
Dia menambahkan bahwa seluruh pesawat tempur yang terlibat telah kembali ke pangkalan dengan selamat.
Serangan ini melibatkan teknologi militer tingkat tinggi, yaitu pesawat siluman B-2.
Pesawat tersebut membawa bom penghancur bunker GBU-57, menjatuhkannya langsung ke Fordo.
Sementara itu, rudal jelajah Tomahawk diluncurkan dari kapal selam ke Natanz dan Isfahan.
Badan Energi Atom Iran membenarkan bahwa ketiga situs tersebut diserang.
Namun mereka menegaskan bahwa tidak ada kontaminasi radioaktif yang terjadi dan tidak ada ancaman bagi warga sipil di sekitar lokasi.
Lebih jauh, mereka menegaskan komitmen untuk melanjutkan program nuklir mereka.
Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) bahkan menyatakan bahwa Iran kini secara resmi berada dalam status perang melawan AS dan Israel.
Perlu dicatat bahwa serangan dari Amerika Serikat ini tidak datang tiba-tiba.
Sebelumnya, Israel sudah lebih dulu melancarkan serangan udara ke wilayah Iran.
Tujuan utamanya menghancurkan sistem pertahanan udara dan sarana peluncuran rudal milik Iran.
Namun Israel terkendala keterbatasan teknologi dan amunisi, terutama dalam menghadapi fasilitas seperti Fordo yang berada di dalam pegunungan.
Keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam serangan ini dipandang sebagai kelanjutan dari tekanan internasional terhadap program nuklir Iran.
Banyak pihak menilai bahwa langkah ini justru memperbesar eskalasi konflik di Timur Tengah, dan dapat memicu Perang Dunia III.
Kini, ketika prediksi tersebut menjadi nyata, pertanyaan Cak Nun kembali menggema, Indonesia akan bela siapa?
Kontributor : Chusnul Chotimah
Tag
Berita Terkait
-
Bombardir Iran Tanpa Restu Kongres AS, Trump Terancam Dimakzulkan
-
Mengenal B2 Spirit, Pesawat Bomber Siluman Milik AS Diduga Targetkan Situs Nuklir Iran
-
Di Balik Perang Iran-Israel: Retaknya Solidaritas Islam Akibat Api Sektarianisme Syiah-Sunni
-
Sepak Bola Berduka, Dua Pemain Palestina Tewas Akibat Serangan Israel
-
Amerika Serikat Gempur Situs Nuklir Iran, Bumi di Ambang Perang Dunia Ketiga?
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Wamen Stella Jelaskan Skema Sekolah Garuda: 80 Persen Gratis 20 Persen Berbayar, Prioritas Prestasi!
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Jelang Hari Tani 2025, AGRA Sebut Kebijakan Agraria Pemerintahan Prabowo Hanya Untungkan Elite
-
Gara-gara Tak Dibuatkan Mie Instan, Suami di Cakung Tega Bakar Istri hingga Tewas
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
-
Pemda Diingatkan Mendagri Agar Realisasikan Pendapatan dan Belanja Sesuai Target
-
Wakil Bupati Jember Adukan Bupati ke KPK Terkait Masalah Tata Kelola Pemerintahan
-
Lewat PKA dan PKP, Wamendagri Bima Arya Dorong Lahirnya Pemimpin Berkarakter dan Visioner
-
Dibakar Suami Cemburu, Siti Akhirnya Meninggal Dunia Usai Dirawat Intensif
-
Kaget Dipanggil Polisi Soal Demo Ricuh, Iqbal Ramadhan: Saya Advokat, Bukan Penghasut!