Apakah ia mengalami sakit? Apakah ada kandungan zat tertentu dalam tubuhnya? Termasuk apakah ada interaksi terakhir via ponsel dengan seseorang?
Di sisi lain, komunikasi terakhir dengan sang istri juga menjadi elemen penting dalam penyelidikan. Istri korban diketahui sempat menghubungi suaminya sekitar pukul 20.00–21.00 WIB, beberapa jam sebelum korban ditemukan tak bernyawa.
Dikatakan Frederik, dari komunikasi ini, penyidik bisa menggali kondisi psikologis korban saat itu. Apakah ia dalam tekanan? Apakah ada kata-kata perpisahan atau kecurigaan tertentu?
“Semua pertanyaan ini tidak bisa dijawab lewat spekulasi. Tapi bisa dijawab melalui pembacaan menyeluruh atas jejak digital, percakapan terakhir, dan hasil otopsi forensik,” jelas Frederik.
Ia juga menambahkan, bahwa dalam kasus seperti ini, motif menjadi kunci. Bila ini benar bunuh diri, maka motifnya harus jelas, apakah terkait tekanan psikologis, masalah pribadi, konflik pekerjaan, atau relasi rumah tangga.
Namun jika ditemukan bahwa kematian ini akibat intervensi pihak lain, maka motif pembunuhan harus dibuka secara transparan: apakah karena sakit hati, masalah ekonomi, hubungan asmara, atau bahkan kemungkinan keterkaitan dengan posisi korban sebagai diplomat.
Frederik meminta penyidik untuk bekerja cermat namun juga cepat. Ia mendorong agar kepolisian, dalam batas yang diperbolehkan hukum, bisa memberikan penjelasan awal kepada publik guna meredam informasi liar yang kini membanjiri ruang digital.
“Masyarakat perlu diberi informasi yang utuh dan sahih. Jika tidak, ruang kosong itu akan diisi oleh dugaan yang bisa menyesatkan. Dan ini bisa merugikan semua pihak, termasuk keluarga korban yang saat ini berduka,” ujar Frederik.
Ia menekankan, kepercayaan terhadap lembaga kepolisian akan tumbuh jika penanganan kasus disampaikan secara terbuka, logis, dan berdasarkan bukti.
Baca Juga: 4 Hal yang Paling Disorot dalam Kasus Kematian Misterius Diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan
Frederik meyakini, tim penyidik Polda Metro Jaya memiliki kompetensi dan integritas untuk menuntaskan perkara ini hingga terang-benderang.
“Kita semua ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi kebenaran itu hanya bisa muncul jika kita sabar dan tidak mendahului proses hukum. Mari kita kawal bersama, tapi jangan menghakimi. Karena hanya penyelidikan yang sah dan berbasis ilmu yang bisa menjawab, apakah ini kecelakaan, bunuh diri, atau pembunuhan,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Menag Ungkap Kemenag dapat Tambahan Anggaran untuk Perkuat Pesantren dan Madrasah Swasta
-
Gus Irfan Minta Kejagung Dampingi Kementerian Haji dan Umrah Cegah Korupsi
-
Misteri Suap Digitalisasi Pendidikan: Kejagung Ungkap Pengembalian Uang dalam Rupiah dan Dolar
-
Usai Insiden Al Khoziny, Pemerintah Perketat Standar Keselamatan Bangunan Pesantren
-
Kalah Praperadilan, Pulih dari Operasi Ambeien, Nadiem: Saya Siap Jalani Proses Hukum
-
PLN Siap Jadi Motor Dekarbonisasi, Hashim Djojohadikusumo Tegaskan Posisi RI di Paris Agreement
-
Berapa Kekayaan Eric Trump yang Ingin Ditemui Prabowo Subianto?
-
Kecewa Timnas Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Presiden Prabowo Minta Kluivert 'Ditendang?'
-
BPJS Kesehatan Apresiasi 110 Badan Usaha Lewat Penghargaan Satya JKN Award 2025
-
Berkontribusi bagi Keamanan dan Kesejahteraan, BPJS Kesehatan Masuk Nominasi Nobel Perdamaian