Suara.com - Video tragis tentang Jessica Radcliffe pelatih lumba-lumba yang tewas dimakan paus, telah membanjiri media sosial dan sukses memancing emosi jutaan warganet.
Namun, setelah dipastikan bahwa seluruh cerita ini adalah rekayasa, satu pertanyaan besar muncul: siapa sebenarnya penyebar pertama atau dalang di balik hoaks viral ini?
Menemukan satu individu atau akun sebagai "penyebar pertama" dari hoaks semacam ini sangatlah sulit, bahkan hampir mustahil.
Namun, dengan menelusuri jejak digitalnya, publik bisa memahami pola dan kemungkinan asal-usulnya. Jawaban singkatnya, tidak ada satu nama spesifik yang bisa ditunjuk sebagai dalang utama.
Hoaks ini kemungkinan besar lahir dari ekosistem akun-akun anonim di TikTok yang bertujuan untuk mencari keuntungan dari konten viral.
Berawal dari Pabrik Konten di TikTok
Penelusuran oleh berbagai media pemeriksa fakta internasional menunjukkan bahwa narasi tentang Jessica Radcliffe mulai meledak di TikTok sekitar akhir Juli hingga Agustus 2024.
Video ini tidak berasal dari satu sumber tunggal yang kemudian menjadi viral.
Sebaliknya, video dengan narasi, gambar, dan klip yang sangat mirip muncul serentak dari berbagai akun yang berbeda.
Baca Juga: Kenapa Orang Percaya Pelatih Lumba-lumba Jessica Radcliffe Tewas Dimakan Paus Orca? Ini Penyebabnya
Akun-akun ini umumnya memiliki ciri khas yang sama, di antaranya mereka sering mengunggah konten bertema true crime, cerita horor, misteri, atau "fakta sejarah" yang dramatis.
Seluruh produksinya, mulai dari gambar karakter, sulih suara narator yang monoton, hingga skrip cerita, dibuat menggunakan perangkat kecerdasan buatan (AI).
Selain itu, nama akunnya seringkali generik (contoh: @ScaryStories, @TrueCrimeAI, @HistoryExplained) dan tidak menampilkan identitas pembuatnya.
Fenomena ini mengindikasikan bahwa hoaks Jessica Radcliffe bukanlah karya satu orang iseng, melainkan produk dari sebuah "tren" atau bahkan strategi terkoordinasi oleh beberapa pembuat konten.
Mengapa Pelakunya Sangat Sulit Dilacak?
Ada beberapa alasan mengapa "pasien nol" atau penyebar pertama hoaks ini bagaikan hantu di dunia maya:
Siklus Unggah Ulang (Re-upload Cycle): Begitu sebuah video menunjukkan potensi viral, puluhan hingga ratusan akun lain akan segera mengunduh dan mengunggahnya kembali.
Dalam hitungan jam, jejak sumber aslinya menjadi kabur tertutup oleh lautan video duplikat.
Akun Sekali Pakai (Burner Accounts): Pelaku sering menggunakan akun-akun "sekali pakai".
Setelah video viral dan menghasilkan keuntungan atau tujuan mereka tercapai, akun tersebut bisa saja dihapus atau dibiarkan tidak aktif, menghilangkan semua jejak.
Motif Ekonomi, Bukan Personal: Tujuan utama para penyebar ini seringkali bukan untuk menyebarkan kebencian terhadap individu tertentu, melainkan untuk meraup keuntungan finansial.
Virality berarti jumlah penonton yang masif, yang dapat dimonetisasi melalui creator fund platform seperti TikTok. Karena tujuannya adalah uang, mereka beroperasi layaknya pabrik konten anonim.
Menunggangi Algoritma: Para pembuat konten ini sangat memahami cara kerja algoritma.
Mereka tahu bahwa narasi yang memancing emosi kuat (amarah, simpati, takut) akan diprioritaskan oleh sistem, sehingga mereka sengaja menciptakan cerita yang paling dramatis.
Berita Terkait
-
Bikin Ngakak! Aksi Mbah Samuri Promosi Akun TikTok Lewat Toa Masjid
-
Klarifikasi Berujung Bencana: Eks DPRD Gorontalo Makin Dirujak Netizen Gara-Gara Celotehan Istri?
-
Benarkah Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Tersimpan di Flashdisk Hilang? Viral di Medsos
-
5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
-
Karma Instan! Viral Momen Mobil Dinas Terjebak di Jalan Rusak, Warga Cuek: Biar Merasakan
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen
-
Anggota TNI Ngamuk di Gowa, Kapuspen TNI: Kami akan Perkuat Pengawasan!
-
Revisi RUU BUMN Bergulir di DPR, PKB Ingatkan Jangan Hilangkan Prinsip Pasal 33 UUD 1945
-
Silsilah Keluarga Prabowo Subianto: Kakek Nenek Dimakamkan di Belanda
-
Pulang dari PBB, Prabowo Bawa Kabar Baik, Optimistis Solusi Gaza Segera Terwujud
-
Profil Nanik S Deyang: Petinggi BGN Nangis Bongkar Borok Politisi Minta Proyek MBG
-
Pendidikan Nanik S Deyang: Mantan Jurnalis yang Kini Jadi Petinggi Program MBG