- Amuk massa berdarah di Nepal dipicu oleh konten viral di TikTok
- Protes yang dimotori oleh Gen Z berlangsung sangat brutal
- Tekanan massa yang luar biasa berhasil memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mundur
Suara.com - Pemandangan yang mungkin terasa tidak asing bagi publik di Indonesia kini terjadi dalam skala yang jauh lebih ekstrem di Nepal. Kemarahan publik yang memuncak akibat muak melihat gaya hidup mewah dan pamer (flexing) keluarga pejabat telah meledakkan gelombang protes berdarah yang dipimpin oleh Generasi Z (Gen Z).
Ibu Kota Kathmandu berubah menjadi medan perang, di mana rumah Perdana Menteri dibakar dan menterinya dikejar-kejar di jalanan seperti buronan.
Sebuah video yang mengguncang dunia maya merekam momen dramatis saat Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel, yang berusia 65 tahun, lari tunggang langgang di jalanan Kathmandu.
Puluhan anak muda mengejarnya dengan amarah. Dalam sekejap, seorang pengunjuk rasa dari arah berlawanan melancarkan tendangan terbang yang telak mengenai sang menteri, membuatnya terhempas ke tembok.
Video tersebut menunjukkan, menteri Nepal itu tidak membuang waktu dan langsung bangkit, lalu kembali berlari. Video terputus pada titik ini.
Pemicu utama amukan massa ini ternyata berawal dari media sosial. Sejak Jumat (5/9/2025), platform TikTok, yang tidak ikut diblokir oleh pemerintah, dibanjiri oleh video-video viral.
Konten tersebut secara tajam membandingkan potret perjuangan hidup rakyat jelata Nepal dengan foto dan video anak-anak politisi yang tanpa malu memamerkan barang-barang mewah dan liburan mahal ke luar negeri.
Konten "flexing" inilah yang menjadi bensin, menyulut api kemarahan yang sudah lama terpendam. Protes yang awalnya hanya menuntut pencabutan larangan media sosial dan pemberantasan korupsi sejak Senin (8/9/2025), berubah menjadi gerakan revolusi yang menuntut kepala para pemimpinnya.
Meskipun pemerintah akhirnya mencabut blokir terhadap Facebook, YouTube, dan X (dulu Twitter), amarah massa sudah tidak bisa dibendung. Juru bicara kepolisian Kathmandu, Shekhar Khanal, mengonfirmasi bahwa situasi telah di luar kendali.
Baca Juga: Update Demo Berdarah di Nepal, Istri Eks Perdana Menteri Tewas Disiksa dan Terbakar Hidup-hidup
"Ada pengunjuk rasa di jalanan di banyak wilayah. Terjadi kasus-kasus pembakaran serta penyerangan," tuturnya dikutip NDTV.
Tekanan publik yang begitu dahsyat akhirnya membuahkan hasil. Perdana Menteri KP Sharma Oli secara resmi mengundurkan diri. Keputusan ini diambil sehari setelah tindakan keras aparat keamanan menewaskan sedikitnya 19 orang, menjadikannya salah satu protes paling mematikan dalam sejarah Nepal modern.
Pengunduran diri Oli, yang baru memulai masa jabatan keempatnya tahun lalu, menyusul tiga menteri lainnya yang lebih dulu lempar handuk.
Ironisnya, kejatuhan rezim ini terjadi justru setelah tuntutan awal mereka soal media sosial dipenuhi, membuktikan bahwa akar masalahnya jauh lebih dalam yakni sebuah krisis kepercayaan akibat korupsi dan gaya hidup elite yang menyakiti hati rakyat.
Berita Terkait
-
Update Demo Berdarah di Nepal, Istri Eks Perdana Menteri Tewas Disiksa dan Terbakar Hidup-hidup
-
Nepal Membara: 5 Fakta Gokil Demo Gen Z yang Bikin PM Mundur Hingga Bakar Gedung Parlemen!
-
Krisis Politik Nepal Memanas, Militer Turun Tangan
-
Perusuh Memasuki Kediaman Presiden Nepal
-
Krisis Nepal Memanas: PM Oli Mundur di Tengah Gelombang Protes Berdarah!
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Hasil Rapat Evaluasi Merekomendasikan Perpanjangan Masa Tanggap Darurat Bencana di Sumut
-
Jika Terbukti Lalai, Pemilik dan Pengelola Gedung Maut Kemayoran Bisa Kena Sanksi Pidana
-
Jika Terbukti Lalai, Pemilik dan Pengelola Gedung Maut Kemayoran Bisa Kena Sanksi Pidana
-
Gelombang Panas Ekstrem Kini Jadi Ancaman Baru Bagi Pekerja Dunia, Apa yang Mesti Dilakukan?
-
Buntut Kebakaran Maut Kemayoran, Mendagri Usulkan Uji Kelayakan Gedung Rutin
-
Mendagri: Alat Pemadam Kebakaran Gedung Terra Drone Tidak Mencukupi
-
Perkuat Newsroom di Era Digital, Local Media Community, Suara.com dan Google Gelar TOT AI Jurnalis
-
DPR Buka Revisi UU Kehutanan, Soroti Tata Kelola Hutan hingga Dana Reboisasi yang Melenceng
-
Peringati Hari HAM, Pemimpin Adat Papua Laporkan Perusahaan Perusak Lingkungan ke Mabes Polri
-
Pasang Badan Lindungi Warga dari Runtuhan Kaca, Kapolsek Kemayoran Dilarikan ke Meja Operasi