- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa secara terbuka mengancam akan mencopot Direktur Utama dan jajaran direksi Pertamina
- Kemarahan Menkeu dipicu oleh kinerja Pertamina yang dinilai "males-malesan"
- Pemerintah bersama DPR akan mengawasi ketat realisasi investasi Pertamina untuk mencapai kemandirian energi
Suara.com - Suasana rapat kerja antara pemerintah dan Komisi XI DPR sedikit memanas ketika Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengeluarkan 'ancaman' terhadap PT Pertamina (Persero). Purbaya secara terbuka mengancam akan mengganti seluruh jajaran direksi perusahaan pelat merah itu jika tidak segera merealisasikan pembangunan kilang minyak baru.
Ancaman keras ini dilontarkan Purbaya sebagai respons atas kinerja Pertamina yang dinilainya sangat lamban dan menjadi biang keladi kerugian besar negara. Ketergantungan Indonesia pada impor energi yang terus-menerus telah membuat anggaran untuk subsidi energi membengkak setiap tahunnya, membebani keuangan negara secara signifikan.
Purbaya menegaskan posisinya bukan sekadar 'tukang bayar' tagihan subsidi. Sebagai bendahara negara, ia merasa punya wewenang untuk turun tangan langsung mengawasi dan menindak tegas jika proyek strategis nasional mandek.
“Saya bukan juru bayar saja. Saya akan masuk, saya akan lihat mereka jalankan apa enggak proyek-proyek yang diusulkan. Kalau nggak kita potong uangnya juga. Saya kan pengawas, saya ganti aja dirutnya,” tegas Purbaya di hadapan anggota dewan, Selasa (30/9/2025).
Dengan nada tinggi, Purbaya menuding BUMN energi tersebut tidak serius dan cenderung bermalas-malasan dalam menjalankan investasi pembangunan kilang. Padahal, keberadaan kilang baru adalah kunci untuk menekan impor dan mengurangi beban subsidi.
“Jadi kilang itu, bukan kita nggak bisa bikin atau kita nggak bisa bikin proyeknya, cuman Pertamina-nya males-malesan aja,” ungkapnya dengan nada kesal.
Purbaya bahkan membeberkan bahwa pemerintah pernah menawarkan solusi konkret dengan menggandeng investor asing untuk mempercepat proyek. Namun, inisiatif tersebut mental karena ditolak oleh Pertamina dengan alasan yang dianggap tidak jelas.
Kritik dan masukan dari DPR soal percepatan produksi energi dalam negeri disambut baik oleh Purbaya. Ia melihat adanya kesamaan pandangan antara pemerintah dan legislatif untuk segera mengatasi kegagalan pembangunan infrastruktur energi selama ini.
“Ini masukan yang bagus sekali dari DPR. Gimana caranya kita memproduksi, memperbaiki alat-alat produksi, termasuk menyediakan alat produksi yang baru, yang selama ini kita gagal membangun,” tambahnya.
Baca Juga: Ahli Kesehatan Tantang Menkeu Purbaya Buka Dialog Soal Kebijakan Cukai Rokok
Lebih lanjut, Purbaya meminta DPR untuk turut serta mengawasi realisasi investasi kilang oleh Pertamina. Menurutnya, tujuan akhir dari semua ini bukan hanya sekadar memotong anggaran subsidi, tetapi memastikan kemandirian energi nasional terwujud dan subsidi yang masih ada bisa lebih tepat sasaran.
Ia menjelaskan bahwa subsidi pada dasarnya adalah jaring pengaman bagi masyarakat lapisan bawah yang belum mampu menghadapi harga pasar. Namun, solusi jangka panjangnya adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat, bukan subsidi yang terus-menerus.
“Sebetulnya kalau bisa, kita enggak subsidi. Cuma karena ekonomi tumbuhnya enggak cukup bagus, masyarakat yang paling bawah belum bisa bertahan ketika harus menghadapi harga pasar. Dikeluarkan subsidi supaya mereka bisa hidup terus dan agak sejahtera ke depan,” kata Purbaya.
Pemerintah, kata dia, berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat agar kelak tidak ada lagi yang bergantung pada subsidi.
“Kita akan mencoba meningkatkan kesejahteraan semuanya, sehingga mereka semua kuat. Pada satu titik nggak harus subsidi lagi,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya Optimistis Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen
-
Ahli Kesehatan Tantang Menkeu Purbaya Buka Dialog Soal Kebijakan Cukai Rokok
-
Cek Harga BBM Terbaru Oktober 2025 Mulai Pertamina Hingga Shell, Sepakat Naik tanpa Kompromi
-
Harga BBM Vivo, Shell, dan BP Naik: Update Harga BBM Semua SPBU Hari Ini
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Sosok Meta Ayu Puspitantri Istri Arya Daru: Keberatan Kondom Jadi Barang Bukti Kematian Suami
-
Gubernur Ahmad Luthfi Minta Organisasi Tani Ikut Atasi Kemiskinan
-
Bernasib Tragis saat Rumah Ditinggal Pemiliknya, 4 Anak Ini Tewas Terbakar!
-
Naturalisasi Atlet Timnas Secepat Kilat, Kenapa Anak Keturunan WNI Malah Terancam Jadi Stateless?
-
Cecar Kepala BGN di Rapat Soal MBG, Legislator PDIP: Tugas Kami Memang Menggonggong
-
Heboh Polemik Pelat BK, Aksi Bobby Nasution Dibela DPR, Apa Alasannya?
-
Perkap Baru, Polisi Bisa Tembak Penyerang Markas Pakai Peluru Tajam! Ini Aturan Lengkapnya
-
Akhirnya Terungkap! Menkes Budi Gunadi Beberkan 3 Penyebab Utama di Balik Krisis Keracunan MBG
-
Korban Keracunan MBG di SDN Gedong Jadi 22 Siswa, Komnas PA Kritik Guru Jadi Pencicip Makanan
-
Kepala BGN Ngaku Tak Semua Dapur MBG Punya Sanitasi Air yang Bersih