- Industri digital, khususnya ride-hailing, menjadi penopang ekonomi nasional
- Isu utama bukan besaran komisi, tapi pengelolaan dan manfaatnya bagi driver
- Keseimbangan antara pemerintah, aplikator, dan driver diperlukan
Sebanyak 60,8% responden lebih memilih potongan 20% dengan promo dan insentif, ketimbang potongan rendah tanpa jaminan order.
Bahkan, 81% driver menilai stabilitas pendapatan harian lebih penting daripada margin keuntungan per order.
Bagi para pengemudi, potongan komisi yang lebih besar bukan masalah selama aplikator mengembalikan sebagian keuntungannya dalam bentuk promo pelanggan, bonus kinerja, diskon servis, paket data, atau sembako
"Dukungan semacam ini dipandang penting untuk menjaga keberlangsungan order, terutama bagi mereka yang bekerja penuh waktu," jelas Piter Abdullah Redjalam.
Hasil survei juga mengungkap adanya kelompok kecil driver yang belum memahami alokasi komisi, sehingga sering muncul kesalahpahaman bahwa aplikator semata-mata mengambil keuntungan besar dari mereka.
Padahal, sebagian dana tersebut diputar kembali untuk menarik pelanggan lewat promo dan program loyalitas yang pada akhirnya juga menguntungkan driver.
Menurut Piter Abdullah, dari dua survei ini, terlihat jelas bahwa isu utama bukan sekadar besar kecilnya potongan komisi, melainkan bagaimana dana komisi dikelola dan dikembalikan menjadi manfaat nyata bagi mitra pengemudi.
Keadilan dalam ekosistem ride hailing terletak pada transparansi dan keseimbangan antara aplikator, driver, dan konsumen.
Aplikator sendiri menghadapi tekanan berat, biaya operasional tinggi, persaingan ketat antarplatform, serta tuntutan konsumen terhadap harga murah.
Baca Juga: Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
Di sisi lain, pemerintah juga harus berhati-hati. Regulasi yang terlalu kaku bisa justru menghambat inovasi dan menurunkan daya saing industri digital.
"Karena itu, pemerintah idealnya bertindak sebagai penjaga keseimbangan, bukan pembatas kreativitas. Aturan yang dibuat sebaiknya memberi perlindungan bagi driver dan konsumen, tetapi tetap memberikan ruang bagi aplikator untuk berinovasi dan berinvestasi," jelasnya.
Industri ride hailing telah terbukti memberi kontribusi nyata terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja di tengah gejolak ekonomi global.
Ditegask Piter Abdullah, untuk memastikan keberlanjutannya, semua pihak, aplikator, pemerintah, dan asosiasi driver perlu duduk bersama membangun blueprint keberlanjutan ekosistem digital Indonesia.
"Bukan sekadar berdialog ketika konflik muncul, tetapi membangun dialog proaktif untuk menetapkan standar industri yang adil, transparan, dan berkelanjutan,"
"Dengan begitu, sektor digital Indonesia tidak hanya tumbuh besar, tetapi juga tangguh, inklusif, dan menyejahterakan semua pihak yang terlibat," tutup Piter Abdullah.
Berita Terkait
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Siap Tayang Bulan Depan! Taxi Driver 3 Bagikan Teaser yang Semakin Intens
-
BSI Siapkan 5 Strategi UMKM Naik Kelas
-
8 Drakor Romantis dan Thriller Tayang November 2025, Dibintangi Lee Jung Jae Sampai Ji Chang Wook
-
Berapa Bayaran Amanda Manopo Per Episode? Enteng Jajan di Ojol Habis Rp215 Juta
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan