News / Nasional
Senin, 03 November 2025 | 12:04 WIB
Budi Arie Setiadi, Ketum Projo periode 2025-2030. (Suara.com/Novian)
Baca 10 detik
  • Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menilai langkah Projo mengganti logo yang tak lagi menampilkan siluet Jokowi merupakan strategi Budi Arie untuk menjauh dari pengaruh politik Jokowi.
  • Ia menyebut Budi sebagai sosok pragmatis yang ingin tetap relevan di panggung politik nasional, bahkan dikaitkan dengan rencana bergabung ke Gerindra.
  • Namun, Budi Arie membantah keras isu tersebut dan menegaskan Projo tetap berakar pada semangat perjuangan Jokowi.

Suara.com - Niat Relawan Pro-Jokowi atau Projo mengganti logo bergambar siluet wajah Jokowi tidak mengejutkan. Langkah tersebut dinilai sebagai keputusan pragmatis dari Budi Arie Setiadi yang kembali ditetapkan menjadi ketua umum.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga memandang penggantian logo Projo kemungkinan diinisiasi Budi Arie.

"Sebagai sosok pragmatis, kiranya wajar bila Budi Arie menginginkan pergantian logo tersebut," kata Jamiluddin kepada Suara.com, Senin (3/11/2025).

Menurut Jamiluddin, Budi memandang Jokowi sudah tidak punya nilai jual politik. Berdasarkan penilaian tersebut Budi merasa perlu secepatnya menjauhkan dirinya, termasuk Projo dari Jokowi.

"Salah satu upaya itu dengan mengganti logo. Bagi Budi Arie, bila tetap menggunakan logo dengan siluet Jokowi dapat menenggelamkan dirinya dan Projo dalam politik nasional," kata Jamiluddin.

Bukan hanya dari penggantian logo siluet Jokowi ke logo lain, indikasi bahwa Budi berupaya menjauhkan diri dari Jokowi terlihat dari rencana mantan Menteri Koperasi tersebut untuk bergabung ke Partai Gerindra, bukan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

"Sebab, bila Budi Arie ke PSI, ia akan dinilai masih ternak Jokowi. Hal ini tentu tidak menguntungkannya secara politis dan dapat menenggelamkan karier politiknya. Karena itu, wajar bila Budi Arie dan Projo berupaya balik badan agar predikat ternak Jokowi dapat diminimalkan. Untuk itu, semua hal yang terkait dengan Jokowi berupaya dihilangkan dari Budi Arie dan Projo," tutur Jamiluddin.

Jamiluddin mengatakan keputusan Projo mengganti logo hingga niat Budi Arie gabung Gerindra dilakukan secara sadar dan dengan kalkulasi politik yang matang, khususnya untuk memastikan Budi Arie bisa tetap eksis dalam politik nasional.

Langkah-langkah pragmatis tersebut akan terus dilakukan Budi Arie selama menguntungkan dirinya, termasuk keputusan untuk terus berpindah perahu.

Baca Juga: Budi Arie Mau Lamar Gerindra, Begini Kata Dasco

"Budi Arie tidak akan peduli meninggalkan orang yang membesarkannya. Baginya, perahu itu hanya tempat persinggahannya. Ia akan singgah di perahu itu selama menguntungkannya. Sebaliknya ia akan tinggalkan perahu itu bila secara politis sudah tidak menguntungkannya," kata Jamiluddin.

Bantah Putus Hubungan

Ketua Umum Relawan Pro-Jokowi atau Jokowi Budi Arie Setiadi menegaskan hubungan antara Projo dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi berjalan baik, tidak ada putus hubungan.

Hal ini ditegaskan Budi menanggapi pemberitaan yang ia nilai terkesan melakukna framing terhadap hubungan Projo dan Jokowi.

"Saya ingin menjelaskan kepada teman-teman media sekalian karena dari perkembangan berita ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi. Jangan di-framing," kata Budi dalam sambutannya usai terpilih menjadi Ketum Projo periode 2025-2030 di Kongres ke-III Projo di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (2/11/2025).

Budo menegaskan bahwa keberadaan Projo justru karena Jokowi. Mantan Menteri Kominfo ini meminta media tidak melakukan adu domba melalui framing seolah Projo dan Jokowi putus hubungan.

Load More