News / Metropolitan
Selasa, 04 November 2025 | 12:34 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memimpin apel dan simulasi kesiapsiagaan menghadapi musim penghujan di Ruang Limpah Sungai Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (4/11/2025). (Suara.com/Fakhri)
Baca 10 detik
  • Kondisi geografis Jakarta yang berada di dataran rendah dan dialiri 13 sungai menjadikan ibu kota sangat rentan terhadap banjir.
  • Untuk memperkuat mitigasi, Pemprov DKI telah menyiapkan sejumlah langkah teknis.
  • Dalam menghadapi cuaca ekstrem, Pramono juga membentuk Pasukan Pelangi.

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memimpin apel dan simulasi kesiapsiagaan menghadapi musim penghujan di Ruang Limpah Sungai Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (4/11/2025).

Kegiatan ini menjadi langkah awal koordinasi lintas unsur pemerintah daerah bersama TNI dan Polri untuk mengantisipasi potensi banjir akibat cuaca ekstrem yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026.

"Pada hari ini saya bersama Forkopimda dan jajaran, termasuk di dalamnya adalah TNI, Polri, mengadakan apel dan gladi kesiapsiagaan menghadapi banjir yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan November sampai dengan Februari tahun 2025-2026," kata Pramono.

Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Jakarta dan wilayah sekitarnya akan meningkat signifikan mulai November 2025 hingga awal tahun depan.

Pramono menegaskan, langkah antisipasi sejak dini sangat penting agar penanganan banjir tidak terlambat seperti yang kerap terjadi di masa lalu.

"Berdasarkan prediksi BMKG, diperkirakan pada bulan November ini sampai dengan Februari tahun depan curah hujannya akan mengalami kenaikan dan untuk itu kami akan bersiap-siap sejak awal supaya tidak terjadi lagi penanganan yang terlambat," ujarnya.

Pramono menjelaskan, sejauh ini penanganan banjir di Jakarta telah berjalan cukup baik. Namun, beberapa wilayah masih sempat terdampak akibat kerusakan tanggul.

Pemerintah Provinsi DKI, kata dia, terus memperkuat sistem pengendalian air untuk meminimalkan risiko genangan di musim hujan mendatang.

Ia mengingatkan bahwa kondisi geografis Jakarta yang berada di dataran rendah dan dialiri 13 sungai menjadikan ibu kota sangat rentan terhadap banjir.

Baca Juga: Piala Dunia U-17: Soroti Grup H, FIFA Rekomendasikan untuk Saksikan Pemain Persija Ini!

Selain hujan lokal, limpasan air dari kawasan Bogor, Depok, dan Puncak juga menjadi ancaman serius.

"Limpasan dari wilayah Bogor, Depok, dan Puncak diperkirakan meningkat signifikan dengan potensi curah hujan di atas 500 mm per bulan. Selain itu, fenomena pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase bulan purnama dan perige berpotensi menimbulkan banjir rob di kawasan pesisir utara Jakarta," ucap Pramono.

Untuk memperkuat mitigasi, Pemprov DKI telah menyiapkan sejumlah langkah teknis.

Di antaranya pengerukan di 1.803 titik sungai dan waduk dengan total volume 721.243 meter kubik, penyiapan 560 pompa stasioner di 191 lokasi, serta 627 pompa mobile di lima wilayah administrasi.

Warga beraktivitas di tengah banjir yang melanda pemukiman padat penduduk di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]

Selain itu, pemerintah juga membangun tujuh rumah pompa dan pintu air guna mengantisipasi potensi rob.

Pendekatan nature-based solution turut diterapkan dalam pembangunan waduk, situ, dan embung. Hingga awal November ini, program penebangan dan penopingan terhadap 62.161 pohon berisiko tumbang juga telah dilakukan.

Load More