News / Metropolitan
Jum'at, 07 November 2025 | 10:07 WIB
ilustrasi--Polisi Bongkar Bisnis Emas Ilegal di Kuansing Riau, Dua Orang Dicokok
Baca 10 detik
  • Polisi baru-baru ini telah membongkar praktik bisnis tambang ilegal di kawasan Kuantan Singingi, Riau.
  • Dalam kasus ini, polisi membekuk dua tersangka.
  • Penangkapan dilakukan saat polisi menggerebek lokasi transaksi penjualan emas ilegal yang melibatkan Rody dan Sihar.

Suara.com - Dua pria bernama Rody Nasri dan Sihar Saputra Silalahi ditangkap aparat kepolisian karena diduga melakukan bisnis haram penjualan emas. Keduannya dicokok pada Rabu (5/11/2025) malam saat bertransaksi penjualan diduga emas ilegal di Desa Lubuk Ramo, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. 

"Pada 5 November, pukul 19.00 WIB, personel langsung melakukan penindakan di lokasi," ujar Direskrimsus Polda Riau Kombes Ade Kuncoro ditulis pada Jumat (7/11/2025). 

Dalam penangkapan itu, polisi menyita barang bukti berupa dua butir pentolan logam mineral emas, satu botol kecil berisi cairan merkuri, dua tabung gas oksigen, tiga puluh keramik tembikar, serta satu timbangan digital. Menurutnya, penangkapan itu terjadi setelah polisi menerima laporan praktil pemurnian dan transaksi emas ilegal yang dilakukan kedua pelaku. 

Setelah ditangkap, kedua pelaku mengakui telah menambang emas di kawasan HGU PT Karya Tama Bakti Mulya menggunakan mesin setingkai (alat robin), kemudian menjual hasilnya kepada seseorang bernama Fauzi seharga Rp1.920.000 per gram, menyesuaikan harga emas harian.

Menurut Ade, aktivitas seperti ini tidak hanya merugikan negara tetapi juga sangat berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat, terutama karena penggunaan merkuri yang dapat mencemari tanah serta sumber air. Pasalnya, penggunaan merkuri dapat merusak tanah, meracuni air, dan mengancam kehidupan masyarakat sekitar, serta mengancam kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.

"Ini membahayakan masyarakat sekitar. Penindakan akan terus kami lakukan sebagai bentuk perang terhadap ilegal mining,” ujarnya.

Lebih lanjut, polisi pun masih terus mengembangkan kasus tambang ilegal tersebut.

“Penegakan hukum akan berjalan terus-menerus dan tidak ada toleransi bagi siapa pun yang merusak lingkungan serta merugikan negara,” ujarnya. 

Dalam kasus ini, keduanya resmi ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka. Rody dan Sihar dijerat Pasal 161 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba, dengan ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun dan denda hingga Rp100 miliar.

Baca Juga: Muhammadiyah Tolak Keras Gelar Pahlawan, Gus Mus Ungkit 'Dosa' Soeharto ke Kiai Ponpes

Load More