- Ketua DPP PDIP Said Abdullah meminta wacana Pilkada dipilih DPRD dikaji mendalam agar tidak berdasarkan selera politik sesaat.
- Said menanggapi usulan Partai Golkar pada Rapimnas mereka yang mendorong kembalinya mekanisme pemilihan kepala daerah melalui DPRD.
- Ia menyatakan penggantian Pilkada langsung ke DPRD berpotensi membengkokkan aspirasi langsung rakyat di daerah.
Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah menegaskan bahwa wacana mengubah pemilihan kepala daerah (Pilkada) agar kembali dipilih oleh DPRD perlu dikaji secara mendalam.
Ia mengingatkan agar wacana tersebut tidak berujung pada kebijakan yang didasarkan pada selera politik sesaat.
Hal itu disampaikan Said menanggapi hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar yang mendorong Pilkada dipilih oleh DPRD.
“Wacana menggeser Pilkada langsung menjadi kepala daerah dipilih oleh DPRD perlu dikaji secara mendalam. Jangan sampai kita membuat kebijakan berdasarkan selera politik sesaat,” kata Said saat dihubungi, Senin (22/12/2025).
Ia mengatakan, kajian mendalam diperlukan agar sebuah kebijakan benar-benar menjawab akar persoalan dan didasarkan pada kepentingan publik yang lebih luas.
Di sisi lain, Said mengakui bahwa pelaksanaan Pilkada langsung saat ini memang diiringi sejumlah persoalan, seperti tingginya ongkos politik yang harus dikeluarkan oleh kandidat.
Namun, menurut dia, persoalan tersebut tidak serta-merta dapat dijadikan alasan untuk mengubah mekanisme Pilkada agar kembali dipilih oleh DPRD.
“Untuk mengurai persoalan ongkos politik yang tinggi, Pilkada lewat DPRD bukanlah solusi. Itu jumping conclusion,” ujarnya.
Lebih lanjut, Said menilai bahwa Pilkada yang dipilih oleh DPRD justru berpotensi membelokkan aspirasi rakyat di daerah.
Baca Juga: PKB Sambut Wacana Pilkada Dipilih DPRD, Sebut Itu Usulan Lama Cak Imin
“Esensi Pilkada langsung adalah keterlibatan langsung rakyat dalam memilih pemimpin daerah. Jika diganti melalui DPRD, maka pemilihan itu diwakilkan kepada DPRD. Langkah ini bisa membengkokkan aspirasi rakyat, karena bisa saja kepentingan DPRD dan rakyat atas figur kepala daerah berbeda,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Partai Golkar telah menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Dari forum tersebut muncul sejumlah kesepakatan, di antaranya dorongan agar Pilkada ke depan dipilih oleh DPRD serta wacana pembentukan koalisi permanen.
Berita Terkait
-
PKB Sambut Wacana Pilkada Dipilih DPRD, Sebut Itu Usulan Lama Cak Imin
-
Pilih Fokus Kawal Pemerintahan Prabowo, PKS Belum Tentukan Sikap Soal Pilkada via DPRD
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
Bandingkan Kasus Brigadir J, Roy Suryo Cs Minta Uji Labfor Independen Ijazah Jokowi di UI atau BRIN!
-
Diskusi Buku Dibubarkan, Guru Besar UII Sebut Aparat Anti Sains dan Mengancam Demokrasi
-
Catatan Bencana Alam di Indonesia 2025: Dari Erupsi Gunung Hingga Banjir Sumatra
-
Perbankan Nasional Didesak Hentikan Pembiayaan ke Sektor Perusak Lingkungan di Sumatera
-
Bareskrim Ringkus 17 Pengedar Narkoba Jelang DWP 2025 di Bali, Ada 6 Sindikat!
-
Catatan Akhir Tahun: Industri Rokok Kian Terang-Terangan Melobi Pemerintah
-
Respons Putusan MK, Setyo Budiyanto Tegaskan KPK Masih Perlukan Penyidik dari Polri
-
Soroti Penangkapan Massal, Mahfud MD Minta Penahanan Ribuan Demonstran Dievaluasi
-
Laka Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Komisi V Minta Investigasi: Apa Ada Kelalaian?
-
Soal Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Sosiolog Dr. Okky: Presiden Seolah Bersembunyi