Suara.com - Mobil berteknologi kuno, yang mengandalkan mesin berbahan bakar minyak, saat ini dinilai masih lebih ekonomis dibanding mobil listrik. Tapi, hal itu bisa berubah setelah 2025.
Lebih ekonomisnya mobil bermesin bensin atau diesel dibanding mobil listrik saat ini, berkaitan dengan ongkos produksi, juga berbagai keterbatasan mobil listrik.
"Ongkos pembuatan baterai yang mahal, keterbatasan pada jarak tempuh, serta waktu pengisian daya yang masih relatif lama akan membuat mobil listrik belum bakal memiliki keunggulan ekonomis dibanding mobil mesin bensin atau diesel hingga 2025," nilai Chief Financial Officer Continental AG Wolfgang Schaefer, seperti diwartakan Bloomberg, belum lama ini.
Continental AG sendiri merupakan perusahaan pemasok komponen dan suku cadang. Banyak di antara konsumen Continental AG merupakan pabrikan-pabrikan besar dunia.
Lebih lanjut, Schaefer sendiri tak memungkiri bahwa ke depannya hal itu bisa berubah. Ia juga menyadari pasar mobil listrik akan berkembang dan menguntungkan di masa depan, termasuk bagi Continental AG yang kelak memasok berbagai komponen mobil listrik, dengan harga lebih mahal dibanding komponen mobil 'kuno', bagi para kliennya.
"Para klien kami memiliki sederet mobil listrik yang menunggu untuk diluncurkan pada 2019 serta 2020. Mereka, dan kami juga, bakal siap mempersiapkan mobil-mobil listrik itu," ungkapnya.
Pasar mobil listrik memang terus bertumbuh, dibantu oleh semakin ketatnya regulasi emisi gas buang dan tingkat konsumsi bahan bakar minyak di berbagai negara. Tak hanya itu, berbagai insentif bagi mobil listrik dari pemerintah negara-negara maju pun ijut menyuburkan pasar mobil listrik.
Penjualan mobil listrik di Eropa, pada kuartal satu 2017, loncat 36 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 235.438 unit. Total registasi mobil baru di Eropa sendiri di tiga bulan pertama tahun ini adalah 1,94 juta kendaraan.
Berbagai pabrikan makin gahar pula berinvestasi super besar demi meneliti plus mengembangkan mobil listrik. Sebutnya misalnya Volkswagen, Mercedes-Benz, BMW, General Motors, Nissan, dan lain-lain.
Baca Juga: Inden Mobil Listrik Murah Tesla Model 3 Terus Membengkak
Saat ini juga muncul mobil-mobil listrik berharga relatif terjangkau seperti Chevrolet Bolt yang berkisar di Rp400 juta-an di Amerika Serikat. Pada akhir tahun, Tesla juga mulai mengaspalkan Model 3 di kisaran banderol tak terlalu jauh berbeda di 'Negeri Paman Sam'.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Mitsubishi Fuso Jamin Biaya Kepemilikan Fighter X Tractor Head 4x2 Lebih Murah
-
Wuling Motors dan Pos Indonesia Hadirkan Mitra EV Sebagai Solusi Kendaraan Logistik
-
Suzuki Meluncurkan New XL7 Hybrid Alpha Kuro: SUV Tangguh dengan Tampilan Lebih Elegan
-
Kakorlantas Sudah Tak Pakai Strobo, Pejabat Lain Kapan?
-
Rocky Hybrid Catat 500 Pemesanan, Konsumen Baru Terima Unit November
-
Mitsubishi Fuso Luncurkan Fighter X Tractor Head 4x2 Pertamanya di Indonesia
-
Rocky Hybrid Pecahkan Rekor Efisiensi BBM 47 km/L, Terbukti Super Efisien
-
Federal Oil Edukasi Konsumen Agar Terhindar dari Peredaran Oli Palsu
-
MAKA Motors Resmikan Showroom Pertama di Bali Perluas Jaringan Motor Listrik Nasional
-
Sensasi Jajal Daihatsu Rocky Hybrid, Senyap dan Super Irit