Suara.com - General Motors (GM) memutuskan pergi dari pasar India dan Afrika Selatan. Langkah ini diambil dengan alasan ingin lebih fokus ke pasar yang lebih menguntungkan.
GM, seperti diberitakan Motor1 pada Kamis (18/5/2017) kemarin, akan resmi meninggalkan India dan Afrika Selatan pada akhir tahun ini.
Pabrikan asal Amerika Serikat ini akan berhenti menjual mobil di India dan hanya akan memproduksi kendaraan untuk kepentingan ekspor di pabrik mereka di wilayah Talegaon.
Pabrik tersebut memiliki 2.500 pekerja di dalamnya dan akan tetap menjalankan Design and Engineering Center di Bangalore.
Selain itu, pabrikan ketiga terbesar dunia tersebut juga membatalkan rencana investasi 1 miliar dollar AS (Rp13,40 triliun) untuk membuat lajur produksi baru bagi mobil-mobil murah.
Sementara, di Afrika Selatan, GM memutuskan untuk menyetop operasi mereka sepenuhnya. Pabrik GM di sana juga akan dijual kepada aliansi lokal mereka, Isuzu.
Saham Isuzu Afrika Selatan yang dimiliki oleh GM juga akan dijual kembali ke pabrikan asal Jepang ini.
Keputusan yang tak seradikal itu juga diambil GM di Singapura. Di negeri jiran tersebut, mereka telah melakukan PHK dengan jumlah karyawan yang tak diungkapkan.
Semua hal ini, menurut Presiden GM Dan Anmann, dilakukan agar mereka dapat lebih fokus mengembangkan diri dan lini produk di pasar yang lebih menguntungkan seperti Cina dan Amerika Utara.
Baca Juga: General Motors PHK Lagi 1.100 Buruh Pabrik
Pasalnya, penjualan di India dan Afrika Selatan hanya mencapai total 49 ribu unit tahun lalu.
"Kebijakan ini membuat kami mampu lebih fokus menggunakan sumber daya kami untuk memenangkan pasar-pasar di mana kami kuat di dalamnya, juga melihat kesempatan lain yang lebih besar," ucapnya.
Kebijakan yang diambil di tiga negara itu akan menghemat 100 juta dollar AS (Rp1,34 triliun) setiap tahun, setelah GM mengalami rugi 800 juta dollar AS (Rp10,72 triliun) pada tahun lalu.
Anmann juga berjanji bahwa pasar global akan melihat lebih banyak lagi produk, khususnya pikap dan sport utility vehicle (SUV).
GM juga mengungkapkan investasi 600 juta dollar AS (Rp8,04 triliun) dalam setahun demi pengembangan mobil swakemudi serta layanan transportasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
ACC Luncurkan Mobile Branch Berbasis Hilux Rangga Tingkatkan Pembiayaan di Tahun 2026
-
60 Juta Emang Dapet? Intip Harga Avanza Bekas Tahun ke Tahun Lengkap dengan Taksiran Pajak
-
Keluarga Baru Pilih Ayla atau Rocky? Simak Dulu Harga Mobil Daihatsu November 2025
-
Oli Motor Apa yang Cocok untuk Honda Scoopy? Ini Rekomendasinya
-
Capek Merasa Risau dengan Mutu BBM? Intip Dulu Daftar Harga Mobil BYD November 2025
-
Rekomendasi Mobil Bekas di Bawah Rp 100 Juta yang Bikin Anti Minder
-
Apa Bedanya SUV vs MPV? Ini 5 Rekomendasi Mobil 3 Baris untuk Keluarga Harga Rp100 Jutaan
-
BAIC Tambah Jaringan Dealer Nasional dengan Peresmian Dealer ke-15 di Jakarta Barat
-
Bingung Beli Pelumas Mesin? Ini 10 Rekomendasi Oli Motor untuk Honda Vario 160
-
3 Rekomendasi Mobil Keluarga Rp100 Jutaan yang Irit dan Aman Pakai BBM Oktan Rendah