Suara.com - Motor trail terbaru Honda, CRF150L, tak lagi diimpor seperti dua motor trail lain mereka yang diluncurkan di awal 2017. Bukan saja sekadar diproduksi lokal, Honda pun membuka kemungkinan untuk mengekspornya di masa mendatang.
CRF150L mengaspal di Indonesia pada Kamis (9/11/2017). Kehadiran 'kuda besi' berbanderol Rp31,8 juta on the road Jakarta tersebut melengkapi dua model motor trail sebelumnya yang datang pada Februari tahun ini yaitu CRF1000L plus CRF250Rally.
Berbeda dengan dua 'kakaknya' yang masih diimpor dari Thailand, CRF150L langsung dirakit di salah satu pabrik Honda di Pegangsaan, Jakarta.
"Tingkat komponen dalam negerinya 98 persen dan kapasitas produksi per tahun ialah 35 ribu unit per tahun," kata Direktur Pemasaran PT. Astra Honda Motor (AHM), Thomas Wijaya, dalam seremoni peluncuran di Serpong, Tangerang.
Kapasitas produksi bagi CRF150L itu disesuaikan dengan target penjualannya selama 12 bulan.
Lebih lanjut, Direktur Pemasaran AHM, Shigeto Kimura, menjelaskan bahwa sementara ini CRF150L rakitan dalam negeri baru dijual untuk pasar Indonesia saja. Namun, ia membeberkan bahwa Honda sedang mempelajari kemungkinan mengekspor utuh model tersebut.
"Apabila ada kebutuhan di Asia akan kami pelajari dan memang sebenarnya kami sedang studi juga kemungkinan ekspor di sekitar Asia," ujar Kimura.
CRF150L sendiri merupakan motor trail bermesin 150 cc, SOHC, berpendingin udara, dengan sistem distribusi bensin injeksi PGM-FI. Mesin tersebut diklaim paling bertenaga di kelasnya berkat gelontoran daya 12,91ps di 8.000 rpm serta torsi 12,43 Nm di 6.500 rpm.
Motor trail yang memiliki konsumsi bensin 39,3 km/liter (EURO 3) serta 43,03 km/liter (EURO 2) itu diciptakan sebagai kendaraan roda dua multifungsi untuk keseharian dan offroad. Fitur-fitur yang membekalinya ialah panel meter digital berdesain ringkas, setang yang dapat disetel di dua posisi, suspensi long travel upsidedown dari Showa berdiameter pipa terbesar di kelasnya (37 mm), panjang stroke 225 mm, suspensi belakang Pro-link dengan travel axle 210 mm.
Baca Juga: Kenapa Honda Akhirnya 'Main' Lagi di Pasar Motor Trail?
Peleknya terbuat dari material aluminium berukuran 21 inchi di depan serta 18 inchi di belakang dengan ban dual purpose. Sistem pengeremannya menggunakan cakram bergelombang (wavy disc brake) berukuran 240 mm di depan serta 220 mm di belakang, lagi-lagi terbesar di kelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
ACC Luncurkan Mobile Branch Berbasis Hilux Rangga Tingkatkan Pembiayaan di Tahun 2026
-
60 Juta Emang Dapet? Intip Harga Avanza Bekas Tahun ke Tahun Lengkap dengan Taksiran Pajak
-
Keluarga Baru Pilih Ayla atau Rocky? Simak Dulu Harga Mobil Daihatsu November 2025
-
Oli Motor Apa yang Cocok untuk Honda Scoopy? Ini Rekomendasinya
-
Capek Merasa Risau dengan Mutu BBM? Intip Dulu Daftar Harga Mobil BYD November 2025
-
Rekomendasi Mobil Bekas di Bawah Rp 100 Juta yang Bikin Anti Minder
-
Apa Bedanya SUV vs MPV? Ini 5 Rekomendasi Mobil 3 Baris untuk Keluarga Harga Rp100 Jutaan
-
BAIC Tambah Jaringan Dealer Nasional dengan Peresmian Dealer ke-15 di Jakarta Barat
-
Bingung Beli Pelumas Mesin? Ini 10 Rekomendasi Oli Motor untuk Honda Vario 160
-
3 Rekomendasi Mobil Keluarga Rp100 Jutaan yang Irit dan Aman Pakai BBM Oktan Rendah