Jadi solusinya, kata dosen yang meraih gelar doktor di Institut Sains dan Teknologi Korea tersebut, bisa menggunakan Gatrik ini karena begitu listriknya habis bisa ditukar.
Sederhananya, kata dia, Gatrik tersebut seperti "powerbank" yang biasa digunakan masyarakat, namun memiliki sistem manajemen baterai.
Gatrik yang memiliki berat empat kilogram tersebut, memiliki kapasitas energi yang sama dengan aki truk yang memiliki berat 20 kilogram. Dengan Gatrik tersebut bisa menghidupkan dua lampu listrik hingga tujuh hari ke depan.
Penggunaannya tidak hanya terbatas untuk penerangan, tetapi juga untuk berbagai peralatan listrik. Uniknya ini seperti tabung LPG, begitu habis bisa langsung tukar.
Untuk isi ulangnya bisa menggunakan tenaga surya. Cukup dijemur di bawah sinar matahari. Gatrik sendiri merupakan hasil penelitian Hudaya dengan Fadolly Ardin.
Keduanya berhasil menyabet juara I pada Pertamina Ide Gila Competition 2017 kategori Ide Bisnis dan Invoatif. Penggunaan Gatrik sendiri perlu dipadukan dengan DC House, karya peneliti Indonesia yang menjadi profesor di California Poly State University (Calpoly) Amerika Serikat, Dr Taufik.
Tenaga Surya Untuk pengisian ulang dari Gatrik tersebut dapat menggunakan tenaga surya. Indonesia dianugerahi penyinaran matahari sepanjang tahun karena berlokasi di jalur khatulistiwa.
Kementerian ESDM memperkirakan bahwa potensi energi surya di Indonesia mencapai 530 Giga Watt (GW) atau sekitar 9-10 kali lipat dari total gabungan kapasitas pembangkit listrik yang ada di Indonesia saat ini.
Bayangkan begitu besarnya potensi tersebut.
Baca Juga: Toyota - Suzuki Sepakat Luncurkan Mobil Listrik pada Tahun 2020
Begitu juga harga material pada saat ini, jauh lebih murah. Hudaya ingat saat membeli satu buah panel sel surya 80 Watt Peak (WP) di Glodok, harganya berkisar Rp4 juta, tapi sekarang harga panel 100 Wp hanya berkisar Rp1 juta.
Namun kendala utama, dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sifatnya menghasilkan daya yang berubah-ubah tiap waktu tergantung dari cuaca. Selain itu PLTS hanya bekerja saat siang hari. Pada malam hari tidak ada listrik yang bisa dihasilkan.
"Untuk PLTS harus digabung dengan media penyimpanan energi seperti baterai lithium agar pasokan listrik ke bebannya stabil dan pengisian ulang berjalan baik," papar dia.
Fakultas Teknik UI sendiri bekerja sama PT Wijaya Karya memadukan konsep Gatrik tersebut dengan DC House yang diaplikasikan di Sekolah Master (SM), Depok, Jawa Barat.
DC House sendiri merupakan sistem pengaliran listrik dengan metode direct current (DC). Untuk biaya pembuatannya pun relatif murah untuk instalasi DC House dan Gatrik hanya menghabiskan Rp10 juta dan menghemat biaya listrik setiap bulannya di sekolah itu yang mencapai Rp15 juta.
Aplikasi Gatrik dan DC House ini bisa digunakan untuk daerah-daerah di kawasan 3T dan bisa menjadi solusi masalah kelistrikan di Tanah Air. [Antara]
Berita Terkait
-
Jonan Optimis Rasio Elektrifikasi 2019 Bisa Mencapai 99,9 Persen
-
Toyota - Suzuki Sepakat Luncurkan Mobil Listrik pada Tahun 2020
-
Riset Mobil Listrik di Indonesia, Dapat Insentif Pajak Besar
-
Produsen Penyedot Debu Asal Inggris Bakal Buat 3 Mobil Listrik
-
Nissan: Hanya Kami yang Sudah Raup Untung dari Mobil Listrik
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
Terkini
-
Terpopuler: Pajak Balik Nama akan Digratiskan? Intip Isi Garasi Ketum PPP
-
Brand Eropa Gusar, Invasi Mobil China Mulai Makan "Korban"
-
Samai Rekor Rossi, Ini 10 Fakta Gila Marc Marquez yang Bikin Dia Jadi Raja Comeback!
-
Wuling Rilis Mobil Listrik Rp140 Jutaan, Fast Charging Cuma 35 Menit
-
Honda Beat Deluxe vs Beat Street: Sama-Sama Irit, Siapa Paling 'Genit'?
-
Bocoran Honda Vario 125 2025: Setang Telanjang dan Dua Versi Sekaligus? Siap-siap Heboh
-
Kekayaan Rp1,65 Triliun, Isi Garasi Agus Suparmanto Cuma Segini? Ketum PPP Versi Aklamasi
-
Duit 30 Jutaan Dapat Mobil Irit Bensin? Ini Dia 3 Jagoannya yang Cocok Untuk Mahasiswa
-
Pajak Motor Listrik Bikin Kaget, Cuma Seupil Dibanding Honda BeAT! Yakin Nggak Tertarik?
-
Piaggio Sambut IEU CEPA, Impor Motor Vespa dari Italia Lebih Murah