Suara.com - Salah satu hal menarik saat mudik bermobil adalah bisa singgah di mana saja sesuai selera. Ingin spot-spot menarik tinggal menepikan tunggangan, termasuk saat bersua dengan penghuni hutan. Dalam Mudik Lebaran 2019 atau Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, kesempatan untuk berjumpa sejumlah satwa ini juga bisa terjadi di beberapa kawasan.
Sebut saja di Sumatera misalnya. Berdasarkan pengalaman Suara.com, saat berperjalanan darat dari Banda Aceh menuju Calang, di malam hari dijumpai kerbau dan sapi tidur di tengah ruas jalan raya. Penuturan penduduk setempat, "Karena aspal hangat, sehingga mereka suka di situ."
Contoh lain, adalah kawanan monyet kelabu di lintasan Kelok 44 menuju Danau Maninjau di Sumatera Barat. Mereka terkadang duduk di sepanjang pagar pengaman tepi jalanan bak manusia tengah menonton berbagai kendaraan yang melintas.
Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), di kawasan Baun Pusuk menuju lokasi penyeberangan ke Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan, juga terdapat monyet-monyet liar yang terbagi dalam beberapa kelompok.
Sementara di Sulawesi, rute menuju Cagar Alam Tangkoko Batuangus di Bitung, Sulawesi Utara, juga jalur mudik poros Tawaeli-Toboli di Kawasan Pegunungan Kebun Kopi, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah juga bisa ditemui hidupan liar kawanan monyet. Berbulu hitam, spesiesnya adalah Macaca nigra di Sulawesi Utara, serta Macaca tonkeana di Sulawesi Tengah.
Bagaimana reaksi para mudikers saat melihat satwa-satwa hidupan liar ini? Mungkin saja sesuai kondisi zaman now, telepon cerdas akan keluar jendela lantas ada aktivitas memotret bahkan berhenti sejenak untuk swafoto atau selfie!
Akan tetapi ... tunggu terlebih dahulu. Satwa ini bukanlah penghuni Taman Safari. Sesuai namanya, hidup mereka liar, tanpa didampingi mahout atau pun pengawas khusus satwa. Maka sebaiknya jangan coba-coba mengusiknya, termasuk melemparinya dengan makanan.
Penjabarannya secara sederhana, satwa ini adalah hidupan liar, biasa mendapatkan pakan dari alam, dan langkah pemberian membuat mereka kelak mengalami ketergantungan pada manusia, serta mengkonsumsi makanan yang bukan asli dari habitat sendiri.
Menurut Defensive Driving, Amerika Serikat, respons terbaik adalah tetap berada di jalur semula, sambil berusaha memperlambat laju kendaraan sesegera mungkin. Jika tersedia ruang lega di jalan raya, pindahlah ke sisi kanan, atau tepi luar jalan. Sederhananya, bergerak sedikit ke arah datangnya si satwa sembari memperlambat tunggangan, sehingga menciptakan ruang dan waktu bagi satwa untuk berjalan ke seberang.
Baca Juga: Komunitas Pengemudi Ojol Bagikan Takjil Kepada Petugas di Jalur Mudik
Bagaimana bila menyetir di kawasan "padat" satwa pada malam hari?
Kunci pertama adalah mengemudikan tunggangan di bawah kecepatan 90 km per jam bila memasuki kawasan dengan rambu khusus "hati-hati perlintasan satwa", serta terus awas dengan kondisi jalan raya. Bila di kejauhan tampak sinar-sinar kecil, bukan tidak mungkin berasal dari mata satwa. Pengecualiannya adalah rusa, dengan mata tidak memantulkan cahaya.
"Waspadai bila menyetir pada saat menjelang senja dan fajar, karena kawanan rusa akan aktif pada saat-saat seperti ini, sementara jarak pandang Anda tengah berada dalam kondisi terbatas. Bila pengemudi melakukan pengereman karena melihat mereka berada di tengah jalan, reaksi rusa adalah bergeming, tanpa rasa naluri untuk melompat menjauhi kendaraan," demikian ujaran Defensive Driving.
Bila tabrakan dengan satwa berpostur besar tak terhindarkan, lindungi kepala agar terhindar dari kaca depan. Biasanya reaksi satwa adalah menerjang bagian moncong kendaraan atau menghancurkan atap mobil.
Dan kalaupun satwa terluka serta masih dalam kondisi hidup di tengah jalan, berhati-hatilah karena ia berada dalam kondisi ketakutan dan kesakitan. Mungkin membahayakan manusia pula bila didekati. Sebaiknya segera lapor kepada polisi patroli terdekat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Insentif Mobil Listrik Impor Distop, Pemerintah Diharapkan Punya Strategi Lanjutan
-
Daftar Barang yang Dilelang KPK September 2025: Mulai dari Fortuner 60 Jutaan hingga Vespa!
-
Sirkuit Mijen Membara, Crosser 19 Tahun Ini Ancam Dominasi di Kejurnas Motocross 2025
-
Di Indonesia Mahal, Berapa Harga Mobil VW di Negara Asalnya?
-
Begini Jadinya Ofero Stareer 3 Lit Terima Sentuhan Modifikasi dari Katros Garage
-
Terpopuler Hari Ini: Mobil Bekas untuk Pensiunan PNS, Toyota Avanza Masih Jadi Incaran
-
Budget Mahasiswa: Pilih Yamaha NMAX Bekas Gagah atau Fazzio Baru Bergaya?
-
Adu Skutik Premium ADV160 RoadSync Lawan Aerox Alpha Turbo: Gengsi Skutik Terkoneksi, Pilih Mana?
-
Potret Kawasaki J300: Ninja Versi Matik Siap Guncang Pasar, Harganya Bikin Dompet Bergetar
-
Apakah Motuba Aman Pakai Bensin Campur Etanol? Simak sebelum Beli Pertamax Green