Suara.com - Kejadian listrik padam yang menimpa Ibu Kota Jakarta dan kota-kota satelitnya seperti Jabodetabek, bahkan sampai Bandung (4-5/8/2019) menorehkan catatan khusus bagi dunia otomotif Indonesia. Khususnya dalam era menuju mobil-mobil terelektrifikasi.
Mulai pertanyaan seputar antisipasi atas si kendaraan terelektrifikasi bila terjadi blackout seperti kemarin (semoga tak terulang kembali), sampai seberapa cerdas sebuah baterai mobil listrik dalam menyimpan daya, semuanya mengemuka.
Berikut adalah tanya jawab seputar kesiapan mobil listrik dalam menghadapi kondisi baterai nyaris habis, sampai pemadaman listrik total, yang dilayangkan oleh The New York Times kepada Sven Thesen, pimpinan Better Place, salah satu pembuat baterai mobil listrik di Amerika Serikat dengan cita-cita membangun jaringan mobil listrik.
- Sebenarnya tujuan apakah yang ingin dicapai oleh pihak pembuat baterai listrik serta kendaraan non-emisi, serta implementasinya seperti apakah?
Mobil terelektrifikasi diciptakan untuk mengubah cara mengemudi menjadi lebih efisien, hemat bahan bakar, sekaligus peduli lingkungan hidup dan sekitar, dengan meminimalkan produksi gas buang.
Paling ideal, seperti disebutkan oleh Better Place, adalah menciptakan mobil listrik dan baterainya yang bisa diisi ulang di rumah atau di kantor selama beberapa jam.
Sama seperti paket berlangganan ponsel, driver akan bisa memilih kapan dan berapa banyak baterai akan diisi ulang. Ketika baterai hampir habis dan pengemudi tidak punya waktu untuk menunggu pengisian ulang, mereka akan bisa berhenti di stasiun penukar baterai (tidak sebatas kegiatan mengisi saja), dan kegiatan ini hanya perlu sekitar lima menit saja.
- Dalam kondisi darurat, semisal pemilik mobil listrik perlu ke rumah sakit menjelang tengah malam karena sakit dan baterai mobil hampir habis, mesti bagaimanakah?
"Baterai mobil listrik tidak akan pernah habis hingga nol. Akan selalu ada kisaran tertentu meski ditulis baterai habis. Di dalamnya masih tersisa dua atau tiga setengah strip sehingga menjadi peringatan atau warning untuk diisi kembali. Bisa diisi ulang di garasi rumah sendiri," jelas Sven Thesen.
Baca Juga: Ingin Produk Amerika Berjaya, Donald Trump Ancam Sektor Otomotif Eropa
Menurut Sven Thesen, di kota-kota atau negara yang sudah siap menuju era mobil listrik, akan disediakan beberapa ratus stasiun pertukaran baterai (bukan hanya stasiun pengisian ulang) sekaligus pengisian ulang. Jarak antar stasiun misalnya per 30 km atau lebih di sepanjang jalan raya utama.
- Apa konsekuensinya bila baterai hampir habis dan terjebak kemacetan parah di jalan, sehingga kondisi baterai tidak proporsional?
Kondisi penggunaan baterai tidak proporsional jarang terjadi, pasalnya motor listrik benar-benar menggunakan daya atau jumlah energi kecil saat melaju dalam kecepatan rendah.
Namun paling tepat, memang menggunakan mobil listrik untuk bepergian jarak pendek, atau yang bisa direncanakan terlebih dahulu. Sehingga sebelum berangkat sudah mengantongi daftar stasiun pengisian ulang atau pertukaran baterai yang dibutuhkan. Dan dengan kegiatan menukar baterai ke stasiun charging, pengemudi bisa sekaligus melemaskan kaki selama berkendara.
- Pertanyaan paling penting adalah, bila ada kejadian bencana alam seperti gempa bumi dan listrik padam total. Bagaimanakah penyelesaiannya?
Rasanya, inilah pertanyaan tersulit. Bahwa bencana dan kondisi khusus listrik seperti padam total membuat keteraturan sistem yang dimiliki mobil listrik, seperti saat diganti atau diisi ulang baterainya menjadi sulit. Sehingga jawaban yang diberikan adalah "tidak mungkin bakal terjadi pemadaman total dan berjam-jam."
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
Terkini
-
Duel MPV Listrik Rp 300 Jutaan untuk Keluarga Modern: Pilih Kabin Lega Wuling atau Teknologi BYD?
-
Cari Mobil Sekelas Avanza tapi Elektrik? Tengok Dulu Daftar Harga BYD November 2025
-
BYD Lanjutkan Ekspansi Kendaraan Listrik ke Kawasan Timur Indonesia
-
7 Mobil Mitsubishi Termurah Keluaran Tahun 2000 ke Atas: Lengkap dengan Spesifikasi dan Harganya
-
3 Mobil Listrik dengan Fitur Fast Charging untuk Pengisian Cepat
-
4 Mobil Ikonik Pahlawan Nasional: Gagah di Jalan, Berjasa di Medan Perjuangan
-
Suzuki Fronx Made in Cikarang Terbukti Jadi SUV Paling Aman di ASEAN, Uji Tabrak Jadi Bukti
-
Ramai Wuling Darion, BYD Siap Goyang dengan Hadirkan M9 dengan Teknologi AI di Dalamnya
-
Dana Cuma Rp 50 Juta, Bisa Angkut Keluarga Semua: 3 MPV Bekas Ini Jawabannya
-
Update Harga Skutik Murah November 2025, Honda BeAT Tak Jadi yang Termurah